Pineleng, BeritaManado.com — Aksi kriminalitas pencurian hewan peliharaan sapi milik warga marak terjadi di Desa SEA Induk Kecamatan Pineleng Minahasa, sebabnya, baru selang 2 bulan berjalan sudah 70 ekor sapi milik warga lenyap digondol komplotan special pencuri hewan.
“Warga yang mempunyai hewan sapi waspada, soalnya kasus pencurian lagi marak dan tiap 1 hingga 2 minggu ada saja sapi milik warga hilang digondol pencuri,” pungkas mantan Hukum Tua Desa Sea Induk Yohan Pontororing, Selasa (22/5/2018).
Lebih lanjut tuturnya, minggu lalu saja sapi mayana dan anak sapi milik saudaranya 2 ekor hilang satu kali, pokoknya setiap ada waktu dan kesempatan entah siang maupun malam komplotan pencuri sering menghantui warga.
“Kasus ini sering kami laporkan keaparat berwajib namun entah pelakunya belum terciduk, malahan terus berulah,” ujar Yohan Pontororing baru-baru ini.
Kemudian sambungnya, lantaran murka kehilangan sapi yang harganya rata-rata mencapai 25-30 juta per ekor, warga membentuk kelompok melakoni patroli siang dan malam.
“Warga tak berpikir terlibat kasus hukum, nanti urusan belakang yang penting ingin melampiaskan amarah dari pada nasib mereka makin menderita,” tukasnya.
Dengan demikian katanya, warga sepakat tidak mengikat sapi lagi diareal perkebunan bawah, semua sapi diikat dekat kampung itu pun diawasi melibatkan buruh pemanjat pohon kelapa.
(Ferry Lesar)
Pineleng, BeritaManado.com — Aksi kriminalitas pencurian hewan peliharaan sapi milik warga marak terjadi di Desa SEA Induk Kecamatan Pineleng Minahasa, sebabnya, baru selang 2 bulan berjalan sudah 70 ekor sapi milik warga lenyap digondol komplotan special pencuri hewan.
“Warga yang mempunyai hewan sapi waspada, soalnya kasus pencurian lagi marak dan tiap 1 hingga 2 minggu ada saja sapi milik warga hilang digondol pencuri,” pungkas mantan Hukum Tua Desa Sea Induk Yohan Pontororing, Selasa (22/5/2018).
Lebih lanjut tuturnya, minggu lalu saja sapi mayana dan anak sapi milik saudaranya 2 ekor hilang satu kali, pokoknya setiap ada waktu dan kesempatan entah siang maupun malam komplotan pencuri sering menghantui warga.
“Kasus ini sering kami laporkan keaparat berwajib namun entah pelakunya belum terciduk, malahan terus berulah,” ujar Yohan Pontororing baru-baru ini.
Kemudian sambungnya, lantaran murka kehilangan sapi yang harganya rata-rata mencapai 25-30 juta per ekor, warga membentuk kelompok melakoni patroli siang dan malam.
“Warga tak berpikir terlibat kasus hukum, nanti urusan belakang yang penting ingin melampiaskan amarah dari pada nasib mereka makin menderita,” tukasnya.
Dengan demikian katanya, warga sepakat tidak mengikat sapi lagi diareal perkebunan bawah, semua sapi diikat dekat kampung itu pun diawasi melibatkan buruh pemanjat pohon kelapa.
(Ferry Lesar)