MANADO – Pemegang saham PT Bank Sulut menyuntik dana dalam bentuk modal disetor sebesar Rp31,68 miliar, terdiri setoran tunai Rp11,71 miliar dan dana setoran modal dari diveden sebesar Rp19,97 miliar.
“Tambahan modal pemegang saham tersebut, maka modal disetor Bank Sulut menjadi Rp198,55 miliar, naik 19 persen dibanding modal disetor sebelumnya Rp166,86 miliar,” kata Direktur Utama PT Bank Sulut Ricky Lintang di Manado, Jumat (29/7).
Menurut dia, tambahan modal ini sudah disahkan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) berlangsung Kamis (28/7) malam.
Ricky mengatakan, dana setoran modal (DSM) sebesar Rp19,97 miliar disetorkan seluruh pemegang saham terdiri Provinsi Sulut, koperasi karyawan Bank Sulut serta 16 pemerintah kabupaten/kota Sulut dan Provinsi Gorontalo, sedangkan setoran modal tunai oleh delapan kabupaten/kota.
Setoran tunai modal Bank Sulut dilakukan delapan pemegang saham PT Bank Sulut masing-masing Pemerintah Kabupaten Minahasa Rp 564,2 juta, Pemkot Gorontalo Rp 2 miliar, Pemkab Boalemo Rp3,4 miliar, Pemkot Tomohon Rp 750 juta, Pemkab Pohuwato Rp 1 miliar, Pemkab Minut Rp 2 miliar, Pemkab Bone Bolango Rp 1 miliar, Pemkot Bitung Rp 1 miliar.
Ricky mengatakan, terkait dengan upaya memperbesar permodalan Bank Sulut, maka pemegang saham sepakat menyisihkan sebagian keuntungan atau deviden sebagai modal disetor, baik deviden langsung maupun deviden tidak langsung.
“Kalau dulunya pemegang saham menerima deviden sebesar 60 persen dari laba, tetapi RUPSLB ini memutuskan untuk dikurangi menjadi hanya 45 persen karena sisanya disetor sebagai modal langsung,” kata Ricky.
Sedangkan setoran modal tidak langsung yang dulunya 25 persen maka pemegang saham sepakat menaikkan menjadi 45 persen.
Pengurangan prosentase deviden yang diterima pemegang saham ini, kata Ricky sebagai wujud kepedulian pemegang saham dalam upaya mempercepat Bank Sulut mencapai target regional champion.
Khusus pemerintah provinsi(Pemrov) Sulut, sebagai pemegang saham terbesar Bank Sulut, kata Ricky, hanya menerima deviden 25 persen, sisanya akan dipakai langsung sebagai kapitalisasi modal.
“Pemrov akan menyetor dana kapitalisasi dari deviden ini sampai tahun 2014, dengan demikian maka modal disetor bank ini akan menjadi lebih lebih kuat,” kata Ricky.
Pemegang saham PT Bank Sulut terdiri Pemrov Sulut Rp89,57 miliar (45,11 persen), Koperasi Karyawan Bank Sulut Rp 17,99 miliar (9,06 persen) dan sisanya merupakan saham 16 pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Sulut dan Gorontalo.(abm)
MANADO – Pemegang saham PT Bank Sulut menyuntik dana dalam bentuk modal disetor sebesar Rp31,68 miliar, terdiri setoran tunai Rp11,71 miliar dan dana setoran modal dari diveden sebesar Rp19,97 miliar.
“Tambahan modal pemegang saham tersebut, maka modal disetor Bank Sulut menjadi Rp198,55 miliar, naik 19 persen dibanding modal disetor sebelumnya Rp166,86 miliar,” kata Direktur Utama PT Bank Sulut Ricky Lintang di Manado, Jumat (29/7).
Menurut dia, tambahan modal ini sudah disahkan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) berlangsung Kamis (28/7) malam.
Ricky mengatakan, dana setoran modal (DSM) sebesar Rp19,97 miliar disetorkan seluruh pemegang saham terdiri Provinsi Sulut, koperasi karyawan Bank Sulut serta 16 pemerintah kabupaten/kota Sulut dan Provinsi Gorontalo, sedangkan setoran modal tunai oleh delapan kabupaten/kota.
Setoran tunai modal Bank Sulut dilakukan delapan pemegang saham PT Bank Sulut masing-masing Pemerintah Kabupaten Minahasa Rp 564,2 juta, Pemkot Gorontalo Rp 2 miliar, Pemkab Boalemo Rp3,4 miliar, Pemkot Tomohon Rp 750 juta, Pemkab Pohuwato Rp 1 miliar, Pemkab Minut Rp 2 miliar, Pemkab Bone Bolango Rp 1 miliar, Pemkot Bitung Rp 1 miliar.
Ricky mengatakan, terkait dengan upaya memperbesar permodalan Bank Sulut, maka pemegang saham sepakat menyisihkan sebagian keuntungan atau deviden sebagai modal disetor, baik deviden langsung maupun deviden tidak langsung.
“Kalau dulunya pemegang saham menerima deviden sebesar 60 persen dari laba, tetapi RUPSLB ini memutuskan untuk dikurangi menjadi hanya 45 persen karena sisanya disetor sebagai modal langsung,” kata Ricky.
Sedangkan setoran modal tidak langsung yang dulunya 25 persen maka pemegang saham sepakat menaikkan menjadi 45 persen.
Pengurangan prosentase deviden yang diterima pemegang saham ini, kata Ricky sebagai wujud kepedulian pemegang saham dalam upaya mempercepat Bank Sulut mencapai target regional champion.
Khusus pemerintah provinsi(Pemrov) Sulut, sebagai pemegang saham terbesar Bank Sulut, kata Ricky, hanya menerima deviden 25 persen, sisanya akan dipakai langsung sebagai kapitalisasi modal.
“Pemrov akan menyetor dana kapitalisasi dari deviden ini sampai tahun 2014, dengan demikian maka modal disetor bank ini akan menjadi lebih lebih kuat,” kata Ricky.
Pemegang saham PT Bank Sulut terdiri Pemrov Sulut Rp89,57 miliar (45,11 persen), Koperasi Karyawan Bank Sulut Rp 17,99 miliar (9,06 persen) dan sisanya merupakan saham 16 pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Sulut dan Gorontalo.(abm)