Ratahan – Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Ratahan terus merugi akibat kelalaian pelanggan dalam menbayar tagihan rekening listrik. Hingga akhir Agustus ini sesuai data yang diperoleh ada sekitar Rp 900 juta lebih hutang pelanggan ke pihak PLN.
Tak terkecuali, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Tenggara (Mitra) juga berhutang Rp 95 juta ke PLN. “Sudah dua bulan terakhir ini Pemkab belum membayar tunggakan rekening listrik dari lampu penerangan jalan,” ujar kepala PLN Rayon Ratahan, Iwan Hutajulu kepada wartawan, Senin (25/8/2014).
Diungkapkan dia, banyaknya tunggakan pembayaran rekening ini, maka omset PLN terus mengalami kemerosotan. “Kami berharap para pelanggan yang menunggak pembayaran rekening listrik untuk segera membayar. Ini penting diperhatikan sehingga tidak menumpuk dan semakin memberatkan pelanggan pelanggan,” katanya.
Pihak PLN sendiri lanjut dia telah berusaha melakukan produksi di Mitra dengan KWA 3.238.923. Namun yang terjual hanya 2.227.187 KWA, dengan susut sebesar 1.009.789 KWA. Ini disebabkan oleh banyaknya pencurian listrik dan penyambungan-penyambungan secara ilegal oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab. “Akibat hal ini, kami mengalami kerugian mencapai Rp 600 juta,” tukas Hutajulu. (rulandsandag)
Ratahan – Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Ratahan terus merugi akibat kelalaian pelanggan dalam menbayar tagihan rekening listrik. Hingga akhir Agustus ini sesuai data yang diperoleh ada sekitar Rp 900 juta lebih hutang pelanggan ke pihak PLN.
Tak terkecuali, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Tenggara (Mitra) juga berhutang Rp 95 juta ke PLN. “Sudah dua bulan terakhir ini Pemkab belum membayar tunggakan rekening listrik dari lampu penerangan jalan,” ujar kepala PLN Rayon Ratahan, Iwan Hutajulu kepada wartawan, Senin (25/8/2014).
Diungkapkan dia, banyaknya tunggakan pembayaran rekening ini, maka omset PLN terus mengalami kemerosotan. “Kami berharap para pelanggan yang menunggak pembayaran rekening listrik untuk segera membayar. Ini penting diperhatikan sehingga tidak menumpuk dan semakin memberatkan pelanggan pelanggan,” katanya.
Pihak PLN sendiri lanjut dia telah berusaha melakukan produksi di Mitra dengan KWA 3.238.923. Namun yang terjual hanya 2.227.187 KWA, dengan susut sebesar 1.009.789 KWA. Ini disebabkan oleh banyaknya pencurian listrik dan penyambungan-penyambungan secara ilegal oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab. “Akibat hal ini, kami mengalami kerugian mencapai Rp 600 juta,” tukas Hutajulu. (rulandsandag)