Kawangkoan – Pemerintah Kebupaten Minahasa dinilai lambat menangani sejumlah titik bencana tanah longsor di Kecamatan Kawangkoan Raya. Hal itu diutarakan Pengamat Politik dan Pemerintahan Dr Jerry Massie kepada BeritaManado.com, Senin (3/4/2017).
Baca: Soal Longsor di Talikuran, Ini Kata DOLFIE KURON
“Bupati dan jajaran boleh saja sibuk mempersiapkan diri untuk keberangkatan untuk ketiga kalinya ke Amerika Serikat, tapi segera tuntaskan apa yang menjadi masyarakat Kawangkoan Raya ini. Jika tidak dihiraukan, maka hal ini bisa bisa meluas ke ranah politik,” katanya.
Menurut informasi yang dihimpun ada beberapa titik longsor yang kondisinya sudah cukup parah hingga mengancam ambruknya pemukiman warga. Lokasi longsor yang dimaksud seperti di perbatasan Kelurahan Sendangan dan Desa Kanonang. Kemudian ada juga di Kelurahan Talikuran Utara dan Talikuran.
Khusus lokasi longsor di Talikuran Utara kabarnya sudah terjadi sejak tahun 2013 silam yang kini sudah semakin parah. Hal ini tentunya memunculkan kesan bahwa pemeritnah sangat lambat melakukan langkah-langkah penanganan pasca bencana.
Yang baru dilakukan justeru baru sebatas himbauan agar warga yang tinggal di sekitar lokasi longsor tidak lagi tinggal di rumahnya karena dianggap membahayakan. Akibatnya warga Kawangkoan sendiri merasa kecewa karena terkesan seperti dianaktirikan.
Pada bagian lain, Teddy Mapasa, warga Talikuran Utara mengatakan bahwa menurut pengamatannya Kecamatan Kawangkoan Raya seperti dianaktirikan, dimana pembangunan sangat lambat. Hal itu terbukti dari usulan pembuatan tanggul untuk menangani longsor sejak tahun 2014 lalu dan sampai saat ini belum ada tindakan.
“Dulunya sudah pernah ditinjau oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa, tapi tidak ditindaklanjuti hingga sekarang. Ini menandakan seperti ada sikap cuek, meskipun beberapa waktu lalu Bupati sempat melakukan peninjauan dan berjanji akan dimasukkan pada anggaran APBD perubahan tahun 2017,” katanya.
Hal senanda juga disampaikan Refino sarayar, warga Talikuran. Menurutnya Bupati kurang peka karena perhatian mulai tersita pada persiapan Pilkada Minahasa tahun 2018 mendatang, sehingga apa yang terjadi di Kawangkoan Raya ini dianggap tidak penting. (frangkiwullur)