Bitung – Informasi soal adanya sejumlah oknum yang menghasut pemilik lahan untuk menolak harga ganti rugi lahan tol di Kota Bitung bukan hanya isapan jempol semata.
Dolfie Londa adalah salah satu pemilik lahan yang mengaku sempat diajak untuk bersama-sama menolak harga ganti rugi lahan tol bersama sejumlah pemilik lahan lainnya.
“Kami dikumpulkan dan diajak untuk bersama-sama menolak harga yang katanya sudah ditetapkan apraisal karena dinilai terlalu rendah,” kata Dolfie beberapa waktu lalu.
Ia mengaku, waktu itu tanah yang dimilikinya di Kelurahan Bitung Barat bersebelahan dengan Kelurahan Pakadoodan belum diukur oleh pihak BPN dan apraisal, tapi sudah diminta untuk ikut menyatakan penolakan.
“Alasannya, jika semua menolak akan ada perubahan harga ganti rugi dari apraisal dan waktu itu saya hanya diam saja tak mengiyakan ataupun menolak ajakan mereka,” katanya.
Ia mengaku sempat terhasut dan ikut menuduh hal yang bukan-bukan terhadap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembebasan Lahan Tol di Kota Bitung, Ellen Sutrisno.
“Beruntung waktu itu saya memberanikan diri untuk mencari informasi langsung ke Ibu Ellen dan semua yang disangkakan tidak betul termasuk ajakan penolakan harga ganti rugi hanya untuk kepentingan pribadi,” katanya.
Apa yang disampaikan Dolfie tak ditampik Ellen. Ia menyatakan, banyak pemilik lahan tol terlebih dulu terhasut dengan informasi-informasi dari sejumlah oknum yang memberikan informasi tidak jelas soal harga ganti rugi.
“Pak Dolfie hanya salah satu contoh pemilik lahan yang terlanjur termakan hasutan soal ganti rugi lahan tol, padahal informasi yang didapatkan keliru,” katanya.
Untuk itu ia menghimbau para pemilik lahan tol yang membutuhkan informasi atau berkonsultasi terkait pembebasan lahan tol, dirinya mempersilakan untuk mendatangi langsung Kantor PPK Jalan Tol Bitung di Kelurahan Wangurer.
“Setiap hari kerja kami siap melayani atau menjelaskan jika ada yang butuh informasi terkait pembebasan lahan ataupun harga ganti rugi,” katanya.(abinenobm)
Bitung – Informasi soal adanya sejumlah oknum yang menghasut pemilik lahan untuk menolak harga ganti rugi lahan tol di Kota Bitung bukan hanya isapan jempol semata.
Dolfie Londa adalah salah satu pemilik lahan yang mengaku sempat diajak untuk bersama-sama menolak harga ganti rugi lahan tol bersama sejumlah pemilik lahan lainnya.
“Kami dikumpulkan dan diajak untuk bersama-sama menolak harga yang katanya sudah ditetapkan apraisal karena dinilai terlalu rendah,” kata Dolfie beberapa waktu lalu.
Ia mengaku, waktu itu tanah yang dimilikinya di Kelurahan Bitung Barat bersebelahan dengan Kelurahan Pakadoodan belum diukur oleh pihak BPN dan apraisal, tapi sudah diminta untuk ikut menyatakan penolakan.
“Alasannya, jika semua menolak akan ada perubahan harga ganti rugi dari apraisal dan waktu itu saya hanya diam saja tak mengiyakan ataupun menolak ajakan mereka,” katanya.
Ia mengaku sempat terhasut dan ikut menuduh hal yang bukan-bukan terhadap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembebasan Lahan Tol di Kota Bitung, Ellen Sutrisno.
“Beruntung waktu itu saya memberanikan diri untuk mencari informasi langsung ke Ibu Ellen dan semua yang disangkakan tidak betul termasuk ajakan penolakan harga ganti rugi hanya untuk kepentingan pribadi,” katanya.
Apa yang disampaikan Dolfie tak ditampik Ellen. Ia menyatakan, banyak pemilik lahan tol terlebih dulu terhasut dengan informasi-informasi dari sejumlah oknum yang memberikan informasi tidak jelas soal harga ganti rugi.
“Pak Dolfie hanya salah satu contoh pemilik lahan yang terlanjur termakan hasutan soal ganti rugi lahan tol, padahal informasi yang didapatkan keliru,” katanya.
Untuk itu ia menghimbau para pemilik lahan tol yang membutuhkan informasi atau berkonsultasi terkait pembebasan lahan tol, dirinya mempersilakan untuk mendatangi langsung Kantor PPK Jalan Tol Bitung di Kelurahan Wangurer.
“Setiap hari kerja kami siap melayani atau menjelaskan jika ada yang butuh informasi terkait pembebasan lahan ataupun harga ganti rugi,” katanya.(abinenobm)