MANADO – Seminar Perang Tondano Kamis (26/11) berlangsung di Grand Kawanua Center (GKIC) Manado, dibuka Gubernur Sulut, SH Sarundajang, dihadiri Mantan Pangkostrad Letjen (Purn) Johny Lumintang, Prof Drs AE Sinolungan dan sejumlah pejabat lainnya.
Letjen TNI (Purn) Johny Lumintang menegaskan agar perang Tondano harus diterima dan diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia karena perang melawan kolonial itu benar-benar ada dan terjadi di Tondano.
Menurutnya, orang Minahasa harus mengupayakan agar perang ini diakui untuk menepis anggapan bahwa orang Minahasa selalu diperalat kaum penjajah dulu, padahal nama Indonesia justru idenya dari putra terbaik Tondano, yakni Dr GSSJ Sam Ratulangi.
David Bengi SE, warga Tondano kepada beritamanado Sabtu (28/11) pagi menyatakan, sebagai orang Tondano dirinya setuju agar perang Tondano dimasukkan dalam buku sejarah sebagai bukti perjuangan Rakyat Minahasa tempo dulu. (JRY)
MANADO – Seminar Perang Tondano Kamis (26/11) berlangsung di Grand Kawanua Center (GKIC) Manado, dibuka Gubernur Sulut, SH Sarundajang, dihadiri Mantan Pangkostrad Letjen (Purn) Johny Lumintang, Prof Drs AE Sinolungan dan sejumlah pejabat lainnya.
Letjen TNI (Purn) Johny Lumintang menegaskan agar perang Tondano harus diterima dan diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia karena perang melawan kolonial itu benar-benar ada dan terjadi di Tondano.
Menurutnya, orang Minahasa harus mengupayakan agar perang ini diakui untuk menepis anggapan bahwa orang Minahasa selalu diperalat kaum penjajah dulu, padahal nama Indonesia justru idenya dari putra terbaik Tondano, yakni Dr GSSJ Sam Ratulangi.
David Bengi SE, warga Tondano kepada beritamanado Sabtu (28/11) pagi menyatakan, sebagai orang Tondano dirinya setuju agar perang Tondano dimasukkan dalam buku sejarah sebagai bukti perjuangan Rakyat Minahasa tempo dulu. (JRY)