Tompaso – Proyek pelebaran jalan di Tompaso belum tuntas seluruhnya. Masih ada tersisa dari kompleks pekuburan Desa Talikuran sampai depan Gereja GMIM Kamang Kamanga. Kondisi jalan yang masih sempit itu menimbulkan ketidaknyamanan masyarakat setempat, seperti yang terlihat Jumat (29/7/2016).
Rendy Umboh, warga Tompaso yang juga merupakan Sekretaris Forum Masyarakat Tompaso mengatakan bahwa hampir setiap hari kendaraan berat milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) melintas di ruas jalan raya Tompaso. Masih adanya jalan yang belum diperlebar membuat jalan itu tidak memadai untuk dilalui kendaraan berat.
“Jika satu saja kendaraan berat PT PGE melintas itu pasti memakai seluruh badan jalan yang lebarnya nyaris sama dengan kendaraan berukuran besar itu. Otomatis lalulintas dari Langowan dan Kawangkoan terhambat. Belum lagi jika lebih dari sat unit kendaraan berat yang melintas menuju lokasi proyek PT PGE di Desa Tempang,” katanya.
Ditambahkannya bahwa pada akhir tahun 2015 pelebaran jalan dilakukan dari Kawangkoan dan Langowan. Namun ada keanehan bahwa proyek pada masa kepemimpinan Pnj Gubernur Sulut Sonny Sumarsono MDM tersebut berhenti di dua titik yaitu kompleks pekuburan Desa Talikuran dan Desa Kamanga.
Sementara itu, Ketua Forom Masyarakat Tompaso Franky Tulungen menyatakan bawha proyek tersebut bisa saja dihentikan, dialihkan, dicabut, digeser dan berbagai kemungkinan lainnya.
“Kami tidak mengetahui sebab tidak tuntasnya proyek pelebaran jalan tersebut. Yang kami tahu bahwa pelebaran jalan itu tidak selesai seluruhnya. Satu hal yang harus diketahui bahwa jalut tersebut merupakan akses vitas transportasi Sulawesi Utara karena menghubungkan beberapa daerah. Ini harus diperhatikan oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Utara,” kata Tulungen. (frangkiwullur)
Tompaso – Proyek pelebaran jalan di Tompaso belum tuntas seluruhnya. Masih ada tersisa dari kompleks pekuburan Desa Talikuran sampai depan Gereja GMIM Kamang Kamanga. Kondisi jalan yang masih sempit itu menimbulkan ketidaknyamanan masyarakat setempat, seperti yang terlihat Jumat (29/7/2016).
Rendy Umboh, warga Tompaso yang juga merupakan Sekretaris Forum Masyarakat Tompaso mengatakan bahwa hampir setiap hari kendaraan berat milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) melintas di ruas jalan raya Tompaso. Masih adanya jalan yang belum diperlebar membuat jalan itu tidak memadai untuk dilalui kendaraan berat.
“Jika satu saja kendaraan berat PT PGE melintas itu pasti memakai seluruh badan jalan yang lebarnya nyaris sama dengan kendaraan berukuran besar itu. Otomatis lalulintas dari Langowan dan Kawangkoan terhambat. Belum lagi jika lebih dari sat unit kendaraan berat yang melintas menuju lokasi proyek PT PGE di Desa Tempang,” katanya.
Ditambahkannya bahwa pada akhir tahun 2015 pelebaran jalan dilakukan dari Kawangkoan dan Langowan. Namun ada keanehan bahwa proyek pada masa kepemimpinan Pnj Gubernur Sulut Sonny Sumarsono MDM tersebut berhenti di dua titik yaitu kompleks pekuburan Desa Talikuran dan Desa Kamanga.
Sementara itu, Ketua Forom Masyarakat Tompaso Franky Tulungen menyatakan bawha proyek tersebut bisa saja dihentikan, dialihkan, dicabut, digeser dan berbagai kemungkinan lainnya.
“Kami tidak mengetahui sebab tidak tuntasnya proyek pelebaran jalan tersebut. Yang kami tahu bahwa pelebaran jalan itu tidak selesai seluruhnya. Satu hal yang harus diketahui bahwa jalut tersebut merupakan akses vitas transportasi Sulawesi Utara karena menghubungkan beberapa daerah. Ini harus diperhatikan oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Utara,” kata Tulungen. (frangkiwullur)