JAKARTA – Ketua Umum Partai Damai Sejahtera (PDS), Denny Tewu membenarkan jika sebuah survei dapat dijadikan salah satu indikator untuk melakukan pembenahan dan konsolidasi di dalam partainya.
PDS, kata dia, secara hirarkis partai terus melakukan konsolidasi melalui verifikasi, baik yang sesuai UU Parpol maupun persiapan menghadapi UU Pemilu. Demikian juga dengan legislator, PDS menjadikan mereka sebagai ujung tombak untuk mendekatkan diri dengan masyarakat melalui kinerja yang baik dan program-program yang pro rakyat, termasuk mengaktifkan berbagai ormas dan mitra ormas untuk melakukan kegiatan yang dibutuhkan masyarakat.
“Sebagai ujung tombak, PDS tegas terhadap komitmennya agar kader partai dapat tetap tampil dengan nilai-nilai : Profesional, Takut Tuhan, Integritas, dan Anti korupsi. Untuk menjaganya PDS komit menindak kadernya yang menyalahgunakan kekuasaannya!” tegasnya.
Sebagai partai dengan lambang yang khusus, terang dia lagi, memang memiliki konstituen yang khusus, tetapi bukan berarti PDS tidak responsif dan aspiratif. Keberhasilan Leimena dan Kasimo memimpin parpol Kristen dan dinobatkan sebagai pahlawan nasional, menjadi modal adanya harapan PDS untuk melanjutkan perjuangan keduanya.
“Isu-isu pluralisme yang identik dengan kehadiran PDS, dan PDS yang saat ini tetap eksis dengan lambang yang tidak berubah sejak berdirinya, apalagi menjadi satu-satunya partai berbasis Kristiani yang tetap ada sejak masa reformasi, adalah bagian dari tetap menjaga pemilih fanatik kami dan akan kami perjuangkan untuk terus bertambah,” tambah dia.
Dan yang penting bagi PDS saat ini, lanjut dia, adalah bagaimana PDS bisa solid secara internal, dan mampu mengkonsolidasikan stake holdernya dengan baik.
Dia sadari kepercayaan masyarakat terhadap parpol semakin berkurang, untuk itu katanya PDS komit melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat demi menjaga keuangan negara digunakan sepenuhnya bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat. “Kami tidak akan membagi-bagi sembako, misalnya, hanya untuk kesenangan satu hari,” pungkasnya. (*/is)
JAKARTA – Ketua Umum Partai Damai Sejahtera (PDS), Denny Tewu membenarkan jika sebuah survei dapat dijadikan salah satu indikator untuk melakukan pembenahan dan konsolidasi di dalam partainya.
PDS, kata dia, secara hirarkis partai terus melakukan konsolidasi melalui verifikasi, baik yang sesuai UU Parpol maupun persiapan menghadapi UU Pemilu. Demikian juga dengan legislator, PDS menjadikan mereka sebagai ujung tombak untuk mendekatkan diri dengan masyarakat melalui kinerja yang baik dan program-program yang pro rakyat, termasuk mengaktifkan berbagai ormas dan mitra ormas untuk melakukan kegiatan yang dibutuhkan masyarakat.
“Sebagai ujung tombak, PDS tegas terhadap komitmennya agar kader partai dapat tetap tampil dengan nilai-nilai : Profesional, Takut Tuhan, Integritas, dan Anti korupsi. Untuk menjaganya PDS komit menindak kadernya yang menyalahgunakan kekuasaannya!” tegasnya.
Sebagai partai dengan lambang yang khusus, terang dia lagi, memang memiliki konstituen yang khusus, tetapi bukan berarti PDS tidak responsif dan aspiratif. Keberhasilan Leimena dan Kasimo memimpin parpol Kristen dan dinobatkan sebagai pahlawan nasional, menjadi modal adanya harapan PDS untuk melanjutkan perjuangan keduanya.
“Isu-isu pluralisme yang identik dengan kehadiran PDS, dan PDS yang saat ini tetap eksis dengan lambang yang tidak berubah sejak berdirinya, apalagi menjadi satu-satunya partai berbasis Kristiani yang tetap ada sejak masa reformasi, adalah bagian dari tetap menjaga pemilih fanatik kami dan akan kami perjuangkan untuk terus bertambah,” tambah dia.
Dan yang penting bagi PDS saat ini, lanjut dia, adalah bagaimana PDS bisa solid secara internal, dan mampu mengkonsolidasikan stake holdernya dengan baik.
Dia sadari kepercayaan masyarakat terhadap parpol semakin berkurang, untuk itu katanya PDS komit melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat demi menjaga keuangan negara digunakan sepenuhnya bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat. “Kami tidak akan membagi-bagi sembako, misalnya, hanya untuk kesenangan satu hari,” pungkasnya. (*/is)