TAHUNA– Setelah sekian lama menjadi pejabat provinsi, kini Drs Jhon H Palandung Msi, kembali ke Sangihe dengan kapasitas sebagai penjabat bupati.
Kesempatan di Sangihe tidak disia-siakan oleh Palandung, karena langsung bernostalgia dengan masyarakat yang ada di Kecamatan Manganitu.
“Berapa tahun lalu saya pernah menjadi camat di sini, jadi saat ini bersama dengan masyarakat terasa melepas rindu,” kata Palandung.
Dalam kunjungan tersebut, Palandung mengikuti doa bersama terkait peristiwa bencana alam yang terjadi di wilayah Manganitu. Karena masyarakat dan tokoh ada merasa ada kejanganlan terjadi di Sangihe, sebab bencana alam terus terjadi pasti ada sebabnya, meingat Sangihe tanah adat.
Camat Manganitu Devy Rompis mengatakan Doa bersama ini dilakukan untuk bencana-bencana yang terjadi. “Entah apa maksud dari semua ini, saya tak mengerti padahal tak seperti biasanya Manganitu bisa terjadi bencana. Saya pikir ada keganjalan yang terjadi disini, mengingat Sangihe masih merupakan tanah Adat pasti ada yang tak beres sudah terjadi,”ungkapnya.
Diketahui, bahwa sebelumnya telah terjadi tindakan pencabulan yang dilakukan oleh seorang bapak kepada anak.
Mengetahui hal tersebut, Palandung meminta masyarakat dan orang tua agar memperhatikan anak dalam beraktifitas. “Kepada orang tua kiranya terus menjaga anak-anak, agar mereka terhindar dari korban kekerasan pada anak,” kunci Palandung. (gun)
TAHUNA– Setelah sekian lama menjadi pejabat provinsi, kini Drs Jhon H Palandung Msi, kembali ke Sangihe dengan kapasitas sebagai penjabat bupati.
Kesempatan di Sangihe tidak disia-siakan oleh Palandung, karena langsung bernostalgia dengan masyarakat yang ada di Kecamatan Manganitu.
“Berapa tahun lalu saya pernah menjadi camat di sini, jadi saat ini bersama dengan masyarakat terasa melepas rindu,” kata Palandung.
Dalam kunjungan tersebut, Palandung mengikuti doa bersama terkait peristiwa bencana alam yang terjadi di wilayah Manganitu. Karena masyarakat dan tokoh ada merasa ada kejanganlan terjadi di Sangihe, sebab bencana alam terus terjadi pasti ada sebabnya, meingat Sangihe tanah adat.
Camat Manganitu Devy Rompis mengatakan Doa bersama ini dilakukan untuk bencana-bencana yang terjadi. “Entah apa maksud dari semua ini, saya tak mengerti padahal tak seperti biasanya Manganitu bisa terjadi bencana. Saya pikir ada keganjalan yang terjadi disini, mengingat Sangihe masih merupakan tanah Adat pasti ada yang tak beres sudah terjadi,”ungkapnya.
Diketahui, bahwa sebelumnya telah terjadi tindakan pencabulan yang dilakukan oleh seorang bapak kepada anak.
Mengetahui hal tersebut, Palandung meminta masyarakat dan orang tua agar memperhatikan anak dalam beraktifitas. “Kepada orang tua kiranya terus menjaga anak-anak, agar mereka terhindar dari korban kekerasan pada anak,” kunci Palandung. (gun)