AMURANG – Buntut belum ada tanda-tanda dari Bupati Minsel, Tetty Paruntu, untuk merealisasikan Kecamatan Pakuure Raya yang merupakan janji pasangan PanTas, sewaktu kampanye lalu. Rakyat Pakuure Raya yang berada di enam desa plus beberapa desa sekitar lainnya yang mendukung kecamatan baru ini mulai melakukan gerakan yang bersifat radikal.
”Kami siap ‘menggoyang’ pemerintahan Tetty Paruntu, sebagai Bupati Minsel jika aspirasi kami tak pernah didengar. Jangan sewaktu kampanye ‘jual kecap’ dengan janji muluk-muluk ke rakyat Pakuure, tetapi setelah terpilih tidak ada tanda-tanda untuk merealisasikan janji. Ini khan pengingkaran terhadap rakyat. Tulis besar-besar kalau pemerintahan sekarang di Minsel tak mendengar aspirasi kami, wilayah Pakuure Raya siap beroposisi dengan pemerintahan sekarang,” ujar Wellem Sangian, Mantan Hukum Tua Pakuure Dua kepada beritamanado, Sabtu (12/02).
Wellem mengatakan, bukannya bermaksud membandingkan, tetapi sewaktu Drs RM Luntungan menjabat Bupati Minsel, pembangunan di Minsel merata. ”Semua dilihat RML baik di Kota Amurang maupun pinggiran Minsel. Sekarang kaca mata kami melihat mulai ada diskriminasi pembangunan di Minsel. Ini saya katakan sebagai koreksi kepada Ibu Bupati supaya melakukan perubahan dalam kebijakan pemerintahan,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Max Tambuwun, Tokoh Masyarakat Pakuure lainnya, mengatakan, aspirasi rakyat Pakuure Raya membentuk kecamatan sendiri sudah sejak lama. Hanya saja, aspirasi ini selalu terhambat dengan kepentingan politik sekelompok orang. Karena itu, rakyat di wilayah ini mulai berang dengan kebijakan Pemkab Minsel yang tidak memperhatikan rakyat di wilayah ini.
”Kami mengusulkan mekar menjadi kecamatan baru karena sudah melalui satu kajian matang. Ini juga khan ujung-ujungnya agar pemasukan PAD dan lainnya ke Minsel lebih baik, jadi tolonglah Ibu Bupati perhatikan aspirasi rakyat Pakuure,” tukasnya berapi-api. (abm)
AMURANG – Buntut belum ada tanda-tanda dari Bupati Minsel, Tetty Paruntu, untuk merealisasikan Kecamatan Pakuure Raya yang merupakan janji pasangan PanTas, sewaktu kampanye lalu. Rakyat Pakuure Raya yang berada di enam desa plus beberapa desa sekitar lainnya yang mendukung kecamatan baru ini mulai melakukan gerakan yang bersifat radikal.
”Kami siap ‘menggoyang’ pemerintahan Tetty Paruntu, sebagai Bupati Minsel jika aspirasi kami tak pernah didengar. Jangan sewaktu kampanye ‘jual kecap’ dengan janji muluk-muluk ke rakyat Pakuure, tetapi setelah terpilih tidak ada tanda-tanda untuk merealisasikan janji. Ini khan pengingkaran terhadap rakyat. Tulis besar-besar kalau pemerintahan sekarang di Minsel tak mendengar aspirasi kami, wilayah Pakuure Raya siap beroposisi dengan pemerintahan sekarang,” ujar Wellem Sangian, Mantan Hukum Tua Pakuure Dua kepada beritamanado, Sabtu (12/02).
Wellem mengatakan, bukannya bermaksud membandingkan, tetapi sewaktu Drs RM Luntungan menjabat Bupati Minsel, pembangunan di Minsel merata. ”Semua dilihat RML baik di Kota Amurang maupun pinggiran Minsel. Sekarang kaca mata kami melihat mulai ada diskriminasi pembangunan di Minsel. Ini saya katakan sebagai koreksi kepada Ibu Bupati supaya melakukan perubahan dalam kebijakan pemerintahan,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Max Tambuwun, Tokoh Masyarakat Pakuure lainnya, mengatakan, aspirasi rakyat Pakuure Raya membentuk kecamatan sendiri sudah sejak lama. Hanya saja, aspirasi ini selalu terhambat dengan kepentingan politik sekelompok orang. Karena itu, rakyat di wilayah ini mulai berang dengan kebijakan Pemkab Minsel yang tidak memperhatikan rakyat di wilayah ini.
”Kami mengusulkan mekar menjadi kecamatan baru karena sudah melalui satu kajian matang. Ini juga khan ujung-ujungnya agar pemasukan PAD dan lainnya ke Minsel lebih baik, jadi tolonglah Ibu Bupati perhatikan aspirasi rakyat Pakuure,” tukasnya berapi-api. (abm)