(Oleh: DR. Dra. Benedicta J. Mokalu, MSi / Sosiolog Unsrat)
Banyak cara mengajak masyarakat jauh dari paham radikal, sesuai pengalaman, profesi, pemahaman, penghayatan hidup serta peran dalam masyarakat. Pastor M. Rarun, MSC melalui refleksi Teologis mengajak masyarakat jauhi paham radikal lewat lantunan sebuah lagu dengan judul: “Hidup Rukun Dan Damai.” Berikut petikan syairnya: “Alangkah bahagianya hidu prukun dandamai di dalam persaudaraan bagai minyak yang harum. Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai. Ibarat embun yang segar pada pagi yang cerah, laksana anggur yang lesat, kan pemuas dahaga. Begitulah berkat Tuhan dengan berlimpah ruah turun keatas mereka, kini dan selamanya. Refren: Alangkah bahagianya, hidup rukun dan damai.”
Syair lagu ini sangat sederhana, mudah dicerna, mudah diingat, sehingga mudah di dengarkan oleh semua orang, sekalipun tidak mudah untuk diimplementasikan. Pesan syair lagu ini: Pertama, hidup dalam persaudaraan damai dan beraroma bagaikan minyak yang harum. Kedua, semangat persaudaraan menyejukan bagaikan embun dan menyegarkan laksana anggur. Ketiga, persaudaraan adalah rahmat Tuhan, hidup berlimpah ruah.
Ketiga pesan ini dari sisi pandang makna sangat istimewa.Tak berlebihan jika dinyanyikan dengan hati terdalam syair lagu ini tidak hanya membuat bulu kuduk merinding. Tetapi jauh lebih dahsyat, syair lagu ini mampu menggetarkan dan mampu menembus potensi radikalisme yakni; menyingkirkan sekat-sekat perbedaan, mengurai kebekuan dinding-dinding hati, menembus tebalnya dinding rumah-rumah ibadah, mencairkan fanatisme dogma yang mengedepankan permusuhan dan pertentangan, menaklukan keangkeran menara-menara rumah ibadah yang sekilas pandang lebih memancarkan ekslusivisme, pragmatisme, hedonisme, kapitalisme, individualisme yang terkesan angkuh, sombong dan tertutup. Kahadiran lagu ini bagaikan setetes embun penawar bagi bangsa ini yang takhenti-hentinya dirundung rupa-rupa praktik keliru dari paham radikal yang bertentangan dengan ajaran agama, norma hukum dan nilai-nilai budaya bangsa.
Salah satu paham radikal yang menggetarkan dunia saat ini adalah ISIS. Ajarannya membuat seluruh bangsa dunia “panas dingin,” juga menghadapi melimpahnya para pengungsi. Di tengah sikap pro kontra ternyata ISIS mampu menarik simpatik banyak warga dunia mau berjuang mendirikan Negara Islam Iraq Surya. Masyarakat dunia mulai tersentak mempertanyakan tujuan mulia ISIS setelah menyaksikan tayangan TV mempertontonkan tindakan biadab dan sangat sadis. ISIS mengeksekusi semua orang yag tidak sepaham, membumi hanguskan semua situs keagamaan dan situs-situs budaya, menghamili perempuan-perempuan muda, memaksa dengan kekerasan terhadap orang-orang yang berbeda keyakinan, serta semua tindakan mengingkari nilai-nilai kemanusiaan lainnya.
(Oleh: DR. Dra. Benedicta J. Mokalu, MSi / Sosiolog Unsrat)
Banyak cara mengajak masyarakat jauh dari paham radikal, sesuai pengalaman, profesi, pemahaman, penghayatan hidup serta peran dalam masyarakat. Pastor M. Rarun, MSC melalui refleksi Teologis mengajak masyarakat jauhi paham radikal lewat lantunan sebuah lagu dengan judul: “Hidup Rukun Dan Damai.” Berikut petikan syairnya: “Alangkah bahagianya hidu prukun dandamai di dalam persaudaraan bagai minyak yang harum. Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai. Ibarat embun yang segar pada pagi yang cerah, laksana anggur yang lesat, kan pemuas dahaga. Begitulah berkat Tuhan dengan berlimpah ruah turun keatas mereka, kini dan selamanya. Refren: Alangkah bahagianya, hidup rukun dan damai.”
Syair lagu ini sangat sederhana, mudah dicerna, mudah diingat, sehingga mudah di dengarkan oleh semua orang, sekalipun tidak mudah untuk diimplementasikan. Pesan syair lagu ini: Pertama, hidup dalam persaudaraan damai dan beraroma bagaikan minyak yang harum. Kedua, semangat persaudaraan menyejukan bagaikan embun dan menyegarkan laksana anggur. Ketiga, persaudaraan adalah rahmat Tuhan, hidup berlimpah ruah.
Ketiga pesan ini dari sisi pandang makna sangat istimewa.Tak berlebihan jika dinyanyikan dengan hati terdalam syair lagu ini tidak hanya membuat bulu kuduk merinding. Tetapi jauh lebih dahsyat, syair lagu ini mampu menggetarkan dan mampu menembus potensi radikalisme yakni; menyingkirkan sekat-sekat perbedaan, mengurai kebekuan dinding-dinding hati, menembus tebalnya dinding rumah-rumah ibadah, mencairkan fanatisme dogma yang mengedepankan permusuhan dan pertentangan, menaklukan keangkeran menara-menara rumah ibadah yang sekilas pandang lebih memancarkan ekslusivisme, pragmatisme, hedonisme, kapitalisme, individualisme yang terkesan angkuh, sombong dan tertutup. Kahadiran lagu ini bagaikan setetes embun penawar bagi bangsa ini yang takhenti-hentinya dirundung rupa-rupa praktik keliru dari paham radikal yang bertentangan dengan ajaran agama, norma hukum dan nilai-nilai budaya bangsa.
Salah satu paham radikal yang menggetarkan dunia saat ini adalah ISIS. Ajarannya membuat seluruh bangsa dunia “panas dingin,” juga menghadapi melimpahnya para pengungsi. Di tengah sikap pro kontra ternyata ISIS mampu menarik simpatik banyak warga dunia mau berjuang mendirikan Negara Islam Iraq Surya. Masyarakat dunia mulai tersentak mempertanyakan tujuan mulia ISIS setelah menyaksikan tayangan TV mempertontonkan tindakan biadab dan sangat sadis. ISIS mengeksekusi semua orang yag tidak sepaham, membumi hanguskan semua situs keagamaan dan situs-situs budaya, menghamili perempuan-perempuan muda, memaksa dengan kekerasan terhadap orang-orang yang berbeda keyakinan, serta semua tindakan mengingkari nilai-nilai kemanusiaan lainnya.