Manado – Begitu hebatnya polemik yang terjadi dalam perjalanan politik pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Manado membuat demokrasi harus mengorbankan salah satu pasangan calon dengan kekuatan massa terbanyak.
Secara keseluruhan, hal ini mendapat tanggapan dari budayawan Sulawesi Utara, Reiner Ointoe.
“Pertanyaannya sekarang, siapa yang punya kekuatan yang ada dibalik kondisi saat ini? Siapa invisible hand yang bermain di pilwako Manado saat ini? Untuk mencapai integrasi pilkada, integrasi politik, memerlukan orang-orang yang punya kekuatan dan juga modal. Dalam sejarah politik tidak ada yg mampu melawan atau melakukan hal semacam ini kalau tidak punya kekuatan,” ujarnya dalam dialog perspektif Sulut, Jumat(13/11/2015).
Lanjutnya, ada tiga hal yang jika terus diandalkan maka kualitas demokrasi tidak akan maju.
“Kekuatan akan diinterpretasikan dengan kekuasaan dan modal. Kekuatan, kekuasaan dan modal adalah 3 hal yang tidak bisa dipisahkan. Kalau masih seperti itu, jangan terlalu berharap kualitas demokrasi di negara ini akan berubah jadi baik,” tambahnya. (srisurya)
Manado – Begitu hebatnya polemik yang terjadi dalam perjalanan politik pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Manado membuat demokrasi harus mengorbankan salah satu pasangan calon dengan kekuatan massa terbanyak.
Secara keseluruhan, hal ini mendapat tanggapan dari budayawan Sulawesi Utara, Reiner Ointoe.
“Pertanyaannya sekarang, siapa yang punya kekuatan yang ada dibalik kondisi saat ini? Siapa invisible hand yang bermain di pilwako Manado saat ini? Untuk mencapai integrasi pilkada, integrasi politik, memerlukan orang-orang yang punya kekuatan dan juga modal. Dalam sejarah politik tidak ada yg mampu melawan atau melakukan hal semacam ini kalau tidak punya kekuatan,” ujarnya dalam dialog perspektif Sulut, Jumat(13/11/2015).
Lanjutnya, ada tiga hal yang jika terus diandalkan maka kualitas demokrasi tidak akan maju.
“Kekuatan akan diinterpretasikan dengan kekuasaan dan modal. Kekuatan, kekuasaan dan modal adalah 3 hal yang tidak bisa dipisahkan. Kalau masih seperti itu, jangan terlalu berharap kualitas demokrasi di negara ini akan berubah jadi baik,” tambahnya. (srisurya)