Manado – Salah satu tokoh pemuda Kota Manado, Mona Kloer turut perihatin dengan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kantibmas) yang akhir-akhir ini kembali mencekam dengan adanya tawuran antar kampung (Tarkam) di sejumlah wilayah di Kota Manado.
Politisi muda Partai Gerindra yang segera akan dilantik sebagai anggota DPRD Manado ini menilai, kejadian itu membuat warga masyarakat tidak nyaman dan menjadi was-was saat beraktivitas dan berada diluar rumah.
“Miris dan sangat disesalkan mengapa jaman sekarang masih ada oknum oknum yang tidak bertanggung jawab dan berahklak masih terus jongkok. Mengapa demikian? Selalu pada kenyataannya saya dengar bahwa korban-korban yang berjatuhan adalah bukan mereka yang bersalah,” tutur Alumnus Unsrat ini, Rabu (30/7/2014).
Lanjutnya, pertikaian antar pemuda tersebut mencoreng nilai-nilai persaudaraan dan kebersamaan yang ada di Kota Manado. Terlebih, kejadian ini terjadi disaat hari raya Idul Fitri.
“Kita baru saja melewati hari kemenangan umat Islam yang merupakan moment dimana kita menjalin silaturahmi, rukun, damai satu dengan yang lain. Ini menjadi tidak bermakna dengan adanya kejadian itu. Saat ini Manado menjadi tidak layak dihuni. Saya selaku warga masyarakat merasakan tidak nyaman dengan kondisi yang ada saat ini,” tandas Mona, melalui via BlackBerry Masangger (BBM). (leriandokambey)
Manado – Salah satu tokoh pemuda Kota Manado, Mona Kloer turut perihatin dengan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kantibmas) yang akhir-akhir ini kembali mencekam dengan adanya tawuran antar kampung (Tarkam) di sejumlah wilayah di Kota Manado.
Politisi muda Partai Gerindra yang segera akan dilantik sebagai anggota DPRD Manado ini menilai, kejadian itu membuat warga masyarakat tidak nyaman dan menjadi was-was saat beraktivitas dan berada diluar rumah.
“Miris dan sangat disesalkan mengapa jaman sekarang masih ada oknum oknum yang tidak bertanggung jawab dan berahklak masih terus jongkok. Mengapa demikian? Selalu pada kenyataannya saya dengar bahwa korban-korban yang berjatuhan adalah bukan mereka yang bersalah,” tutur Alumnus Unsrat ini, Rabu (30/7/2014).
Lanjutnya, pertikaian antar pemuda tersebut mencoreng nilai-nilai persaudaraan dan kebersamaan yang ada di Kota Manado. Terlebih, kejadian ini terjadi disaat hari raya Idul Fitri.
“Kita baru saja melewati hari kemenangan umat Islam yang merupakan moment dimana kita menjalin silaturahmi, rukun, damai satu dengan yang lain. Ini menjadi tidak bermakna dengan adanya kejadian itu. Saat ini Manado menjadi tidak layak dihuni. Saya selaku warga masyarakat merasakan tidak nyaman dengan kondisi yang ada saat ini,” tandas Mona, melalui via BlackBerry Masangger (BBM). (leriandokambey)