Ketua DPRD, Santy Gerald Luntungan bersama Wakil Ketua DPRD, Maurits Mantiri dan Baby Palar memohon maaf lahir dan batin kepada segenap umat Muslim di Kota Bitung. Hal ini disampaikan Luntungan, Mantiri dan Palar dalam mengakhiri kewajiban Ibadah Puasa di bulan Suci Ramadhan 1428 Hijriah.
“Kini tibalah waktunya kita menyambut dan merayakan hari kemenangan 1 Syawal, esensi kaum Muslim dalam mengukuhkan bahwa setiap pribadi kembali kepada kesucian, kemurnian sesuai fitrah manusia. Kita baru saja melaksanakan Ibadah Puasa, dengan berpuasa kita di ajarkan untuk melatih kesabaran, ketabahan, ketahanan diri, kerendahan hati, kecermatan bicara, kebenaran dan kejujuran ucapan dan prilaku,” kata ketiganya.
Esensi Idul Fitri menurut Luntungan, Mantiri dan Palar haruslah dijadikan momen yang “bermakna” dalam upaya meningkatkan kualitas ke-Islaman, ke-Imanan dan kualitas kehidupan. “Melalui kesempatan yang amat berbahagia ini, dengan kembalinya kita menjadi fitri, semangat dalam membangun diri dan keluarganya, akan membentuk untuk kita selalu peduli apa yang terjadi terhadap masyarakat disekitar kita serta bangsa dan negara ini dalam menjaga ketertiban, ketentaraman yang selama ini kita bina,” katanya.
Juga salah satu hikmah Idul Fitri menurutnya, adalah bagaimana bisa saling maaf memaafkan yang tidak hanya sekedar pengucapan yang mentradisi atau basa basi saja. Akan tetapi bagaimana kefitrian ini membentuk untuk selalu menjalin tali silahturahmi dintara sesama warga Kota Bitung, mempererat persaudaraan yang didasari oleh kesatuan dan persatuan dan ke-Imanan.
“Marilah kita pelihara dan kita tingkatkan keharmonisan dan kekompakkan, ini dalam membangun bangsa, seperti yang telah diamanatkan oleh ajaran agama kita,” katanya.(*)
Ketua DPRD, Santy Gerald Luntungan bersama Wakil Ketua DPRD, Maurits Mantiri dan Baby Palar memohon maaf lahir dan batin kepada segenap umat Muslim di Kota Bitung. Hal ini disampaikan Luntungan, Mantiri dan Palar dalam mengakhiri kewajiban Ibadah Puasa di bulan Suci Ramadhan 1428 Hijriah.
“Kini tibalah waktunya kita menyambut dan merayakan hari kemenangan 1 Syawal, esensi kaum Muslim dalam mengukuhkan bahwa setiap pribadi kembali kepada kesucian, kemurnian sesuai fitrah manusia. Kita baru saja melaksanakan Ibadah Puasa, dengan berpuasa kita di ajarkan untuk melatih kesabaran, ketabahan, ketahanan diri, kerendahan hati, kecermatan bicara, kebenaran dan kejujuran ucapan dan prilaku,” kata ketiganya.
Esensi Idul Fitri menurut Luntungan, Mantiri dan Palar haruslah dijadikan momen yang “bermakna” dalam upaya meningkatkan kualitas ke-Islaman, ke-Imanan dan kualitas kehidupan. “Melalui kesempatan yang amat berbahagia ini, dengan kembalinya kita menjadi fitri, semangat dalam membangun diri dan keluarganya, akan membentuk untuk kita selalu peduli apa yang terjadi terhadap masyarakat disekitar kita serta bangsa dan negara ini dalam menjaga ketertiban, ketentaraman yang selama ini kita bina,” katanya.
Juga salah satu hikmah Idul Fitri menurutnya, adalah bagaimana bisa saling maaf memaafkan yang tidak hanya sekedar pengucapan yang mentradisi atau basa basi saja. Akan tetapi bagaimana kefitrian ini membentuk untuk selalu menjalin tali silahturahmi dintara sesama warga Kota Bitung, mempererat persaudaraan yang didasari oleh kesatuan dan persatuan dan ke-Imanan.
“Marilah kita pelihara dan kita tingkatkan keharmonisan dan kekompakkan, ini dalam membangun bangsa, seperti yang telah diamanatkan oleh ajaran agama kita,” katanya.(*)