Manado – Kehadiran Helikopter TNI AD seri MI-17 di demonstrasi pengamanan dan pembebasan sandera dari kelompok teroris oleh Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 712/Wiratama di Makodam XIII/Merdeka, Rabu (21/6/2017), menarik perhatian masyarakat yang ada di sekitar lokasi latihan.
Jenis helikopter yang telah membantu tugas TNI AD sejak tahun 2008 dengan durasi satu kali terbang mencapai 3 jam ini ternyata merupakan pengembangan dari Mil Mi-8 yang menjadi andalan Pakta Warsawa semasa Perang Dingin.
Mi-17 atau yang dikenal sebagai seri Mi-8M di kedinasan Rusia adalah sebuah helikopter angkut kelas menengah rancangan Rusia dan Indonesia memiliki beberapa Mil Mi-17 yang dioperasikan oleh TNI-AD.
Usai melakukan sesi penerbangan bersama Pangdam XIII/Merdeka dan awak media yang bertugas melakukan tugas peliputan di jajaran Kodam XIII/Merdeka, flight engineer MI-17 Kolonel Penerbang Albert Taroreh menjelaskan, MI-17 yang digunakan pada demonstrasi kali ini dapat menampung hingga 33 awak penumpang dan 3 kru dan juga biasa digunakan untuk mengangkut logistik kemana saja.
“Pada intinya kami siap terbang kemana saja di wilayah NKRI dengan heli seri ini, sesuai dengan perintah karena BKO kami BKO Panglima. Seperti melakukan patroli yang sudah beberapa kali terlaksana. Heli jenis ini sudah digunakan TNI AD sejak 2008 tapi yang kita naiki tadi buatan tahun 2010,” jelas Albert.
Sementara itu, kepada BeritaManado.com, Dantim yang juga adalah Kapten atau pilot helikopter Mayor Penerbang Kadek Prayitno mengatakan, seri M1-17 ini merupakan jenis yang tangguh sehingga sangat membantu mobilisasi pasukan di medan berat sekalipun terutama dalam hal pengangkutan, bahkan dapat membawa meriam hingga berat 2,5 ton.
“Seri ini tangguh dan sangat membantu di medan tugas. Dalamnya bisa muat kendaraan tipe mini bus dan mengangkut persenjataan yang berat,” ujar Kadek. (srisurya)
Manado – Kehadiran Helikopter TNI AD seri MI-17 di demonstrasi pengamanan dan pembebasan sandera dari kelompok teroris oleh Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 712/Wiratama di Makodam XIII/Merdeka, Rabu (21/6/2017), menarik perhatian masyarakat yang ada di sekitar lokasi latihan.
Jenis helikopter yang telah membantu tugas TNI AD sejak tahun 2008 dengan durasi satu kali terbang mencapai 3 jam ini ternyata merupakan pengembangan dari Mil Mi-8 yang menjadi andalan Pakta Warsawa semasa Perang Dingin.
Mi-17 atau yang dikenal sebagai seri Mi-8M di kedinasan Rusia adalah sebuah helikopter angkut kelas menengah rancangan Rusia dan Indonesia memiliki beberapa Mil Mi-17 yang dioperasikan oleh TNI-AD.
Usai melakukan sesi penerbangan bersama Pangdam XIII/Merdeka dan awak media yang bertugas melakukan tugas peliputan di jajaran Kodam XIII/Merdeka, flight engineer MI-17 Kolonel Penerbang Albert Taroreh menjelaskan, MI-17 yang digunakan pada demonstrasi kali ini dapat menampung hingga 33 awak penumpang dan 3 kru dan juga biasa digunakan untuk mengangkut logistik kemana saja.
“Pada intinya kami siap terbang kemana saja di wilayah NKRI dengan heli seri ini, sesuai dengan perintah karena BKO kami BKO Panglima. Seperti melakukan patroli yang sudah beberapa kali terlaksana. Heli jenis ini sudah digunakan TNI AD sejak 2008 tapi yang kita naiki tadi buatan tahun 2010,” jelas Albert.
Sementara itu, kepada BeritaManado.com, Dantim yang juga adalah Kapten atau pilot helikopter Mayor Penerbang Kadek Prayitno mengatakan, seri M1-17 ini merupakan jenis yang tangguh sehingga sangat membantu mobilisasi pasukan di medan berat sekalipun terutama dalam hal pengangkutan, bahkan dapat membawa meriam hingga berat 2,5 ton.
“Seri ini tangguh dan sangat membantu di medan tugas. Dalamnya bisa muat kendaraan tipe mini bus dan mengangkut persenjataan yang berat,” ujar Kadek. (srisurya)