BANYAK komentar Negatif atas pengumuman Kabinet Kerja Jokowi-JK.
Pasca dilantik berbagai komentar melalui medis sosial (Facebook, Twitter, dll) hingga media online dan media cetak, tentang postur “Kabinet Kerja” yang justru diluar prakiraan publik termasuk para pendukung Jokowi-JK yang melakukan demo meminta untuk menijau kembali Menteri BUMN yang telah dilantik.
Para analis dan para pakar serta pengamat politik tidak ketinggalan menyampaikan pendapat dan kritik pedas.
Terlebih politisi di Senayan yang memang dari awal skeptis terhadap terpilihnya sosok Jokowi yang fenomenal itu.
Itulah politik, seni memainkan kata untuk mencapai tujuan bagi kepentingan kelompoknya dan bahkan anak mantan Presiden pun terjebak dengan dinamika negatif ikut-ikutan tanyakan policy hak prerogatif Presiden Jokowi yang menurut saya sudah Kebablasan dan tidak proporsional.
Harapan masyarakat memang sulit Diwujudkan, apalagi harapan dalam perjuangan politik. Mengartikulasikan gagasan memang tak semudah membalikkan tangan, apalagi gagasan politik untuk memperjuangkan daerahku agar menjadi daerah otonom.
Berbagai upaya telah dilakukan para tokoh yang tergabung dalam Presidium PBMR, hingga para Kepala daerah yang miliki otoritas budget dilibatkan untuk mempercepat itu, namun akhirnya TERTUNDA.
Mulailah para ‘stakeholder’ mencari kambing hitam hingga mencari kesempatan dalam kesempitan, memanfafaatkan KMP sampai KIH. Para Senator yang sudah tidak terpilih lagi begitu optimis beri pernyataan dengan kata PASTI, SEBELUM 1 OKTOBER, ternyata lagi-lagi kita Kecewa seperti yang kita rasakan skarang pasca pelantikan kabinet.
Pengalaman adalah Guru yang bijak, tidak terakomodirnya putra terbaik sulut di kabinet dikait-kaitkan dengan TIDAK ADANYA ATTENSI UNTUK PERJUANGAN PBMR.
Banyak yang salah kaprah, begitu juga sudaraku di Bolmong, ketidakmengertian dalam proses perjuangan justru memperlemah perjuangan kita, saya termasuk orang yang paling optimis, jika kita BERSATU-SATU BAHASA-SATU KOMITMEN , serahkan kepada Presidium maka Provinsi Bolaang Mongondow Raya pasti terwujud.
Bahkam ‘statemen’ saya sebagai pengantar tugas 10 Kader Terbaik sulut 6 DPR RI & 4 Senator DPD RI saya telah katakan “MEREKA GAGAL PENUHI ASPIRASI RAKYAT JIKA SAMPAI AKHIR MASA JABATAN 2014-2019 PBMR TIDAK TERWUJUD”
Memang Perjuangan butuh Kesabaran, dan itu telah ditunjukkan Tokoh kita Abdullah Mokoginta dkk selaku Presidium Pemekaran, namun mereka juga butuh dukungan kita, Minimal Support moral seluruh ‘Stakeholder’ Bolmong dan Sulawesi utara yang tentu peran Gubernur Dr Sarundajang kita tidak bisa abaikan termasuk para wakil rakyat Bolmong di provinsi yang 10 orang Kader terbaik itu.
Semoga Harapan dan Cita masyarakat Bolaang Mongondow Raya akan terwujud sebelum Gubernur SHS mengakhiri jabatan 2015.
Karna NAZAR beliau harus kita hargai, dengan beri appresiasi Ki Sinungkudon in Bolaang Mongondow dengan Gelar Adat Tertinggi bila PBMR terwujud.
Semoga, kita DOAKAN, kita Kerja Keras, dan Kita Bersatu…
Opini oleh: Firasat Mokodompit
BANYAK komentar Negatif atas pengumuman Kabinet Kerja Jokowi-JK.
Pasca dilantik berbagai komentar melalui medis sosial (Facebook, Twitter, dll) hingga media online dan media cetak, tentang postur “Kabinet Kerja” yang justru diluar prakiraan publik termasuk para pendukung Jokowi-JK yang melakukan demo meminta untuk menijau kembali Menteri BUMN yang telah dilantik.
Para analis dan para pakar serta pengamat politik tidak ketinggalan menyampaikan pendapat dan kritik pedas.
Terlebih politisi di Senayan yang memang dari awal skeptis terhadap terpilihnya sosok Jokowi yang fenomenal itu.
Itulah politik, seni memainkan kata untuk mencapai tujuan bagi kepentingan kelompoknya dan bahkan anak mantan Presiden pun terjebak dengan dinamika negatif ikut-ikutan tanyakan policy hak prerogatif Presiden Jokowi yang menurut saya sudah Kebablasan dan tidak proporsional.
Harapan masyarakat memang sulit Diwujudkan, apalagi harapan dalam perjuangan politik. Mengartikulasikan gagasan memang tak semudah membalikkan tangan, apalagi gagasan politik untuk memperjuangkan daerahku agar menjadi daerah otonom.
Berbagai upaya telah dilakukan para tokoh yang tergabung dalam Presidium PBMR, hingga para Kepala daerah yang miliki otoritas budget dilibatkan untuk mempercepat itu, namun akhirnya TERTUNDA.
Mulailah para ‘stakeholder’ mencari kambing hitam hingga mencari kesempatan dalam kesempitan, memanfafaatkan KMP sampai KIH. Para Senator yang sudah tidak terpilih lagi begitu optimis beri pernyataan dengan kata PASTI, SEBELUM 1 OKTOBER, ternyata lagi-lagi kita Kecewa seperti yang kita rasakan skarang pasca pelantikan kabinet.
Pengalaman adalah Guru yang bijak, tidak terakomodirnya putra terbaik sulut di kabinet dikait-kaitkan dengan TIDAK ADANYA ATTENSI UNTUK PERJUANGAN PBMR.
Banyak yang salah kaprah, begitu juga sudaraku di Bolmong, ketidakmengertian dalam proses perjuangan justru memperlemah perjuangan kita, saya termasuk orang yang paling optimis, jika kita BERSATU-SATU BAHASA-SATU KOMITMEN , serahkan kepada Presidium maka Provinsi Bolaang Mongondow Raya pasti terwujud.
Bahkam ‘statemen’ saya sebagai pengantar tugas 10 Kader Terbaik sulut 6 DPR RI & 4 Senator DPD RI saya telah katakan “MEREKA GAGAL PENUHI ASPIRASI RAKYAT JIKA SAMPAI AKHIR MASA JABATAN 2014-2019 PBMR TIDAK TERWUJUD”
Memang Perjuangan butuh Kesabaran, dan itu telah ditunjukkan Tokoh kita Abdullah Mokoginta dkk selaku Presidium Pemekaran, namun mereka juga butuh dukungan kita, Minimal Support moral seluruh ‘Stakeholder’ Bolmong dan Sulawesi utara yang tentu peran Gubernur Dr Sarundajang kita tidak bisa abaikan termasuk para wakil rakyat Bolmong di provinsi yang 10 orang Kader terbaik itu.
Semoga Harapan dan Cita masyarakat Bolaang Mongondow Raya akan terwujud sebelum Gubernur SHS mengakhiri jabatan 2015.
Karna NAZAR beliau harus kita hargai, dengan beri appresiasi Ki Sinungkudon in Bolaang Mongondow dengan Gelar Adat Tertinggi bila PBMR terwujud.
Semoga, kita DOAKAN, kita Kerja Keras, dan Kita Bersatu…
Opini oleh: Firasat Mokodompit