Manado – Kampanye merupakan salah satu momen dalam pemilu yang paling ditunggu. Masa kampanye adalah saat dimana calon kepala daerah memperkenalkan diri kepada masyarakat luas, terutama visi dan misinya.
Meski demikian, kampanye juga memiliki catatan negatif. Politik uang dan kekacauan karena tidak tertibnya para pendukung menjadi catatan rutin disetiap pelaksanaan kampanye.
Pada pilkada kali ini, terdapat hal yang berbeda khususnya pada pelaksanaan kampanye, yaitu waktu pelaksanaan kampanye yang jauh lebih lama dari kampanye pada pemilu yang sebelumnya.
“Memang biasanya pelaksanaan kampanye itu sekitar 14 hari. Tapi untuk pilkada kali ini waktunya lebih lama, yaitu 101 hari”, ujar Dr. Ardilles Mewoh, S.I.P, M.Si saat ditemui BeritaManado.com di ruangannya pada Kamis (3/9/2015).
Saat ditanya mengenai tujuan dari lamanya waktu pelaksanaan kampanye, Komisioner KPU Sulut Divisi Teknis Pelaksanaan ini mengatakan bahwa lamanya waktu pelaksanaan bertujuan agar para calon bisa semakin dekat dengan masyarakat.
“Mengapa waktu pelaksanaan kampanye begitu lama, karena untuk memberi kesempatan kepada calon semakin mendekatkan diri ke masyarakat. Supaya masyarakat bisa mengenal betul siapa saja calon kepala daerahnya. Kalau kampanye dulu yang hanya 14 hari, masyarakat dan para calon tidak punya waktu yang cukup untuk saling mengenal. Ujung-ujungnya, terjadilah yang namanya politik uang, siapa bayar dia yang dipilih. Tapi kalau lama, maka akan lebih efektif pelaksanaannya”, jelasnya.
Ia pun berharap, kesempatan ini kiranya digunakan sebaik mungkin oleh para calon untuk menarik perhatian masyarakat.
“Kesempatan sekarang ini harusnya dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para calon. Apalagi untuk kampanye terbatas dan tatap muka tidak dibatasi jumlahnya. Hanya pertemuan umum saja yang dibatasi jumlahnya yaitu hanya 2 kali. Jadi kampanye kali ini harusnya bisa lebih efektif. Calon bertemu langsung masyarakat dan memperkenalkan diri serta visi misinya. Sehingga hal-hal negatif yang biasa terjadi selama kampanye, tidak akan terjadi kali ini”, tutupnya. (srisuryapertama)
Manado – Kampanye merupakan salah satu momen dalam pemilu yang paling ditunggu. Masa kampanye adalah saat dimana calon kepala daerah memperkenalkan diri kepada masyarakat luas, terutama visi dan misinya.
Meski demikian, kampanye juga memiliki catatan negatif. Politik uang dan kekacauan karena tidak tertibnya para pendukung menjadi catatan rutin disetiap pelaksanaan kampanye.
Pada pilkada kali ini, terdapat hal yang berbeda khususnya pada pelaksanaan kampanye, yaitu waktu pelaksanaan kampanye yang jauh lebih lama dari kampanye pada pemilu yang sebelumnya.
“Memang biasanya pelaksanaan kampanye itu sekitar 14 hari. Tapi untuk pilkada kali ini waktunya lebih lama, yaitu 101 hari”, ujar Dr. Ardilles Mewoh, S.I.P, M.Si saat ditemui BeritaManado.com di ruangannya pada Kamis (3/9/2015).
Saat ditanya mengenai tujuan dari lamanya waktu pelaksanaan kampanye, Komisioner KPU Sulut Divisi Teknis Pelaksanaan ini mengatakan bahwa lamanya waktu pelaksanaan bertujuan agar para calon bisa semakin dekat dengan masyarakat.
“Mengapa waktu pelaksanaan kampanye begitu lama, karena untuk memberi kesempatan kepada calon semakin mendekatkan diri ke masyarakat. Supaya masyarakat bisa mengenal betul siapa saja calon kepala daerahnya. Kalau kampanye dulu yang hanya 14 hari, masyarakat dan para calon tidak punya waktu yang cukup untuk saling mengenal. Ujung-ujungnya, terjadilah yang namanya politik uang, siapa bayar dia yang dipilih. Tapi kalau lama, maka akan lebih efektif pelaksanaannya”, jelasnya.
Ia pun berharap, kesempatan ini kiranya digunakan sebaik mungkin oleh para calon untuk menarik perhatian masyarakat.
“Kesempatan sekarang ini harusnya dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para calon. Apalagi untuk kampanye terbatas dan tatap muka tidak dibatasi jumlahnya. Hanya pertemuan umum saja yang dibatasi jumlahnya yaitu hanya 2 kali. Jadi kampanye kali ini harusnya bisa lebih efektif. Calon bertemu langsung masyarakat dan memperkenalkan diri serta visi misinya. Sehingga hal-hal negatif yang biasa terjadi selama kampanye, tidak akan terjadi kali ini”, tutupnya. (srisuryapertama)