Catatan Politik:
Meydi Pandean
(Pemerhati Politik Sangihe)
WAKTU terus mengerucut. Bahkan mulai masuk pada tahapan penjaringan kandidat yang kini menjadi konsentrasi internal parpol pengusung. Para calon kontestan yang rata rata berpotensi, terus berpacu memenuhi prasyarat siap tarung yang selangkah lagi menyentuh gerbang pentas rebut kuasa yang tinggal hitungan bulan `dipestakan’.
Yang menarik, tokoh populis Nusa Utara Drs Winsulangi Salindeho (WS) yang sudah lebih dari 20 Tahuna mencurahkan segala jerih lelahnya untuk kemakmuran dan kejayaan warga kepulauan, dengan sederet rintangan yang terus dilewati, masih enggan dilepas komponen masyarakatnya.
Fakta membuktikan, hasil survey internal maupun eksternal, WS leading dengan perolehan lebih dari separoh hati warga kepulauan Sangihe inginkan kelanjutan pengabdianya.
Beringin Sangihe pun terus bergegas tak menyia nyiakan peluang itu dan kembali mengatur langkah baru untuk merebut sukses sebagaimana pilkada 2006 silam. Kubuh beringin meski tetap diwarnai ketegangan, namun terbilang lebih maju dibanding parpol
lain yang sepertinya masih ditutupi kabut.
Pasangan WS- bermakna atau Winsulangi Salindeho bersama Makagangsa terus membahana, kendati pun masih akan melewati olahan sistem internal yang cendrung tegang dan membingungkan. Demikian dari kubu Partai Demokrat Sangihe yang terus memformulasikan strategi menang, terus mengedepankan kandidat papan satu yang siap dikerucutkan yakni, Sastrawan T Paparang (STP) yang belakangan mulai mengelus kandidat papan duanya dari unsur parpol tak lain Jemmy Oleng (JO) ketua Demokrat Sangihe dengan singkatan kalimat mengajak STP-JO.
Beragam pendapat pun muncul kepermukaan. Ada sekelompok unsur yang lebih cendurung tak respon dengan alasan
popularitas JO belum mengigit. Hanya saja, banyak kalangan berpendapat, pasangan STP-JO adalah pasangan serasi yang dipastikan unggul bahkan mampu menutupi warna lain pada perhelatan 14 September 2011 mendatang.
Sumber-sumber yang sempat dimintai tanggapannya mengemukakan, pasangan ini adalah pasangan pamungkas Demokrat yang juga punya target dan berkeyakinan menang satu putaran. STP-JO
yang dikabarkan sudah memiliki jaringan independen yang akurat,
sebagaimana diutarakan koordinator tim independen J. Patiri, merupakan salah satu paket yang dipertimbangkan. Hanya saja itu masih dalam olahan yang tentu saja perlu data rill sebelum meng-aklamasikannya.
Lagi-lagi semua kandidat tak hanya dipandang dari kesiapan finansialnya, tapi lebih umum diperhadapkan soal kapasitas memimpin yang justru menjadi tolok ukur publik di hari H karena erat kaitannya dengan perbaikan nasib dan kelangsungan hajat hidup orang banyak.
Suasana dikubuh Partai Demokrat Sangihe sedikit berbeda dengan
lingkunagn Moncong Putih yang kini masih terus menghitung plus minus kandidat yang akan dijagokan. Jabes Gahgana,SE (JG) yang juga Ketua DPC PDI-P Sangihe dengan kerja kerasnya tampak siap mengibarkan panjinya pada perhelatan kali ini. Keberaniaan JG untuk maju merebut posisi top eksekutif juga mendapat respon positif dari berbagai kalangan.
Hanya saja, papan duanya sebagaimana kabar terahkir belum pada simpul yang akurat. JG yang secara devakto terlepas dari pengait
dengan Incumben andalan papan satu beringin ySangihe akni WS, cukup percaya diri merancang pondasi baru untuk sukses lagi ke singgasana sebagaimanan koalisi dengan WS pilkada lalu.
Disebut sebut, PDI-P memang dalam gumul yang cukup permanen. Demkian simpul banyak kalangan. Selain hasil survey JG yang kurang mengkilap, anak daerah yang sukses dirantau itu, diperhadapkan dalam suatu kenyataan yang kini perlu mengambil langkah cepat memperbaiki perpanjangan tangan DPC yakni PAC yang dikabarkan sedang kusut bahkan tak siap menanduk bila dibiarkan. Ini lebih kentara dari sikap pembangkangan sebagian besar kader yang nyata nyata lompat pagar memperkuat kandidat lain.
Banyak pihak berkesimpulan, pimpinan partai dan unsur-unsurnya segera lakukan pendekatan merebut kembali tenaga extra untuk menanduk atau munculkan figure alternative. Seorang kader PDI-P yang cukup populis dimata rakyat, Seunal Thungari dengan finansialnya yang cukup mapan dikabarkan sedang dalam kajian. Meski demikian, sejumlah kalangan mengakui PDIP punya formula baru yang jitu sebagaimana di suksesi Kabupaten Bolmong ketiban berkah.
Lalu bagaimana dengan persiapan Partai Gabungan (Pargab) yang terus mengelindinghkan dua nama kandidat yakni, pasangan Heronimus R. Makagangsa (HRM) – Tonny Sampakang?
Pasangan ini dari kaca mata saya justru terpopuler kedua setelah
pasangan Incumben WS- Bermakna. Meski pada kenyataannya masih juga terlilit benang kusut yang kian kusut, tatkala Sampakang yang notabene aktor penunjang karena memiliki `segudang material’ untuk mendulang suara, masih dipesimpangan jalan untuk naik pentas membelakangi Partainnya Barnas, atau tetap pada statusnya anggota legislator Sangihe.
Kedua pasangan ini cukup miliki kans besar yang sedang diolah untuk menjadi pasangan serasi. Pertanyaannya, apakah formulasi yang juga tak bisa dipandang sebelah mata oleh rival lain dapat diwujutkan secara normal? ataukah berbalik arah mengingat HRM disebut sebut juga sedang diincar PDIP.
Lilitan benang kusut yang kini masih jadi ganjalan prinsip, terus digumuli keluarga besar Sampakang yang dikabarkan siap jor-joran merebut popularitas putra terbaik mereka.
Kehadiran Sampakang yang lebih menonjolkan finasial cukup diakui meski punya faktor penghalang yang bisa melemahkan antara lain popularitasnya yang baru mekar, juga faktor lain saudaranya Free Jhon Sampakang yang kini harga mati harus memenagkan calon parpol yang mengutusnnya ke legislator yakni PDI-P. Mungkinkah Free Jhon Sampakan berpaling, melihat saudara kandungnya yang tegar mempertahankan harga diri diatas pentas nanti? Lagi lagi prakiraan ini sulit dijawab saat ini.
Banyak pendapat bergulir, pasangan ini jika berhasil naik pentas
merupakan pasangan yang siap membayang bayangi kekuatan lain dengan hadirnya Heronimus R. Makagangsa (HRM). Meski begitu, popularitas HRM kemungkinan juga melemah dengan munculnnya figure birokrat yang rendah hati dan disenagi masyarakat separoh wilayah kepulauan yakni Sifriet Takarengkian Makagangsa (STM) yang secara resmi sudah mendaftar dibawah keteduhan pohon beringin bersama WS. Kedua sauadara dekat ini pun siap menguji popularitasnya diatas pentas. Siapa yang kemungkinan mendapat restu terbanyak, itu juga masih tanda tanya. Meski sebagian
kalangan optimis, STM akan lebih diminati mengingat totalitas
pengabdianya tak berbeda dengan WS yang sudah puluhan tahun siap mati demi daerah, dibanding HRM yang kenyataannya lebih banyak berbuat diluar Sangihe.
Faktor penunjang untuk STM juga muncul dari kakak kandung Pengendali Partai Persatuan Pembangunan (PPD) Paul Rizal Makagangsa yang mampu menetas empat personil dewan Sangihe disebut-sebut segera mentransfer total kekuatanya untuk (STM). Embo Paul pangilan akrabnya, tak mungkin melupakan jeri juang kakaknya yang tak hanya bebuat untuk daerah namun cahaya pengharapan bagi keluarga dan banyak orang.
Sementara Figur lainnya yang belum menampakan wujut secara jelas meski diakui memiliki kans kuat, yakni kandidat yang sempat gugur di perhelatan 2006 silam Donny Makaminan (DM) dan sederet nama lainnya Makaluase dan Tatinting. Hanya saja simpul banyak kalangan, kandidat yang tercatat pada penghujung catatan saya, tak lebih dari kekadar membayangi keberadaan kandidat yang lebih maju kesiapannya. Contoh ultimatum tegas dari lintasan karir DM sebagaimana tersiar luas jika mencalonkan lagi yakni harus mundur dari statusnya sebagai perwira dilingkungan militer adalah pilihan sulit.
Terlebih imej kekalahan pada pilkada 2006 silam masih menjadi scenario buram yang justru melemahkan. Saran banyak pihak, lebih baik menghitung lagi secara cermat sebelum terlanjur atau kembali menelan pil pahit untuk yang kedua kalinya.
Perhitungan plus minus kandidat ini pun sekadar mengintip kesiapan masing-masing kandidat kita. Dalam politik bisa jadi diluar dugaan. Meminjam istilah medis, semua kandidat dengan waktu sisa, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Awas! Meninabobokan lawan salah satu formulasinya berpura-pura kusut.
Selamat berjuang putra-putra terbaik Nusa Utara.(*)
Catatan Politik:
Meydi Pandean
(Pemerhati Politik Sangihe)
WAKTU terus mengerucut. Bahkan mulai masuk pada tahapan penjaringan kandidat yang kini menjadi konsentrasi internal parpol pengusung. Para calon kontestan yang rata rata berpotensi, terus berpacu memenuhi prasyarat siap tarung yang selangkah lagi menyentuh gerbang pentas rebut kuasa yang tinggal hitungan bulan `dipestakan’.
Yang menarik, tokoh populis Nusa Utara Drs Winsulangi Salindeho (WS) yang sudah lebih dari 20 Tahuna mencurahkan segala jerih lelahnya untuk kemakmuran dan kejayaan warga kepulauan, dengan sederet rintangan yang terus dilewati, masih enggan dilepas komponen masyarakatnya.
Fakta membuktikan, hasil survey internal maupun eksternal, WS leading dengan perolehan lebih dari separoh hati warga kepulauan Sangihe inginkan kelanjutan pengabdianya.
Beringin Sangihe pun terus bergegas tak menyia nyiakan peluang itu dan kembali mengatur langkah baru untuk merebut sukses sebagaimana pilkada 2006 silam. Kubuh beringin meski tetap diwarnai ketegangan, namun terbilang lebih maju dibanding parpol
lain yang sepertinya masih ditutupi kabut.
Pasangan WS- bermakna atau Winsulangi Salindeho bersama Makagangsa terus membahana, kendati pun masih akan melewati olahan sistem internal yang cendrung tegang dan membingungkan. Demikian dari kubu Partai Demokrat Sangihe yang terus memformulasikan strategi menang, terus mengedepankan kandidat papan satu yang siap dikerucutkan yakni, Sastrawan T Paparang (STP) yang belakangan mulai mengelus kandidat papan duanya dari unsur parpol tak lain Jemmy Oleng (JO) ketua Demokrat Sangihe dengan singkatan kalimat mengajak STP-JO.
Beragam pendapat pun muncul kepermukaan. Ada sekelompok unsur yang lebih cendurung tak respon dengan alasan
popularitas JO belum mengigit. Hanya saja, banyak kalangan berpendapat, pasangan STP-JO adalah pasangan serasi yang dipastikan unggul bahkan mampu menutupi warna lain pada perhelatan 14 September 2011 mendatang.
Sumber-sumber yang sempat dimintai tanggapannya mengemukakan, pasangan ini adalah pasangan pamungkas Demokrat yang juga punya target dan berkeyakinan menang satu putaran. STP-JO
yang dikabarkan sudah memiliki jaringan independen yang akurat,
sebagaimana diutarakan koordinator tim independen J. Patiri, merupakan salah satu paket yang dipertimbangkan. Hanya saja itu masih dalam olahan yang tentu saja perlu data rill sebelum meng-aklamasikannya.
Lagi-lagi semua kandidat tak hanya dipandang dari kesiapan finansialnya, tapi lebih umum diperhadapkan soal kapasitas memimpin yang justru menjadi tolok ukur publik di hari H karena erat kaitannya dengan perbaikan nasib dan kelangsungan hajat hidup orang banyak.
Suasana dikubuh Partai Demokrat Sangihe sedikit berbeda dengan
lingkunagn Moncong Putih yang kini masih terus menghitung plus minus kandidat yang akan dijagokan. Jabes Gahgana,SE (JG) yang juga Ketua DPC PDI-P Sangihe dengan kerja kerasnya tampak siap mengibarkan panjinya pada perhelatan kali ini. Keberaniaan JG untuk maju merebut posisi top eksekutif juga mendapat respon positif dari berbagai kalangan.
Hanya saja, papan duanya sebagaimana kabar terahkir belum pada simpul yang akurat. JG yang secara devakto terlepas dari pengait
dengan Incumben andalan papan satu beringin ySangihe akni WS, cukup percaya diri merancang pondasi baru untuk sukses lagi ke singgasana sebagaimanan koalisi dengan WS pilkada lalu.
Disebut sebut, PDI-P memang dalam gumul yang cukup permanen. Demkian simpul banyak kalangan. Selain hasil survey JG yang kurang mengkilap, anak daerah yang sukses dirantau itu, diperhadapkan dalam suatu kenyataan yang kini perlu mengambil langkah cepat memperbaiki perpanjangan tangan DPC yakni PAC yang dikabarkan sedang kusut bahkan tak siap menanduk bila dibiarkan. Ini lebih kentara dari sikap pembangkangan sebagian besar kader yang nyata nyata lompat pagar memperkuat kandidat lain.
Banyak pihak berkesimpulan, pimpinan partai dan unsur-unsurnya segera lakukan pendekatan merebut kembali tenaga extra untuk menanduk atau munculkan figure alternative. Seorang kader PDI-P yang cukup populis dimata rakyat, Seunal Thungari dengan finansialnya yang cukup mapan dikabarkan sedang dalam kajian. Meski demikian, sejumlah kalangan mengakui PDIP punya formula baru yang jitu sebagaimana di suksesi Kabupaten Bolmong ketiban berkah.
Lalu bagaimana dengan persiapan Partai Gabungan (Pargab) yang terus mengelindinghkan dua nama kandidat yakni, pasangan Heronimus R. Makagangsa (HRM) – Tonny Sampakang?
Pasangan ini dari kaca mata saya justru terpopuler kedua setelah
pasangan Incumben WS- Bermakna. Meski pada kenyataannya masih juga terlilit benang kusut yang kian kusut, tatkala Sampakang yang notabene aktor penunjang karena memiliki `segudang material’ untuk mendulang suara, masih dipesimpangan jalan untuk naik pentas membelakangi Partainnya Barnas, atau tetap pada statusnya anggota legislator Sangihe.
Kedua pasangan ini cukup miliki kans besar yang sedang diolah untuk menjadi pasangan serasi. Pertanyaannya, apakah formulasi yang juga tak bisa dipandang sebelah mata oleh rival lain dapat diwujutkan secara normal? ataukah berbalik arah mengingat HRM disebut sebut juga sedang diincar PDIP.
Lilitan benang kusut yang kini masih jadi ganjalan prinsip, terus digumuli keluarga besar Sampakang yang dikabarkan siap jor-joran merebut popularitas putra terbaik mereka.
Kehadiran Sampakang yang lebih menonjolkan finasial cukup diakui meski punya faktor penghalang yang bisa melemahkan antara lain popularitasnya yang baru mekar, juga faktor lain saudaranya Free Jhon Sampakang yang kini harga mati harus memenagkan calon parpol yang mengutusnnya ke legislator yakni PDI-P. Mungkinkah Free Jhon Sampakan berpaling, melihat saudara kandungnya yang tegar mempertahankan harga diri diatas pentas nanti? Lagi lagi prakiraan ini sulit dijawab saat ini.
Banyak pendapat bergulir, pasangan ini jika berhasil naik pentas
merupakan pasangan yang siap membayang bayangi kekuatan lain dengan hadirnya Heronimus R. Makagangsa (HRM). Meski begitu, popularitas HRM kemungkinan juga melemah dengan munculnnya figure birokrat yang rendah hati dan disenagi masyarakat separoh wilayah kepulauan yakni Sifriet Takarengkian Makagangsa (STM) yang secara resmi sudah mendaftar dibawah keteduhan pohon beringin bersama WS. Kedua sauadara dekat ini pun siap menguji popularitasnya diatas pentas. Siapa yang kemungkinan mendapat restu terbanyak, itu juga masih tanda tanya. Meski sebagian
kalangan optimis, STM akan lebih diminati mengingat totalitas
pengabdianya tak berbeda dengan WS yang sudah puluhan tahun siap mati demi daerah, dibanding HRM yang kenyataannya lebih banyak berbuat diluar Sangihe.
Faktor penunjang untuk STM juga muncul dari kakak kandung Pengendali Partai Persatuan Pembangunan (PPD) Paul Rizal Makagangsa yang mampu menetas empat personil dewan Sangihe disebut-sebut segera mentransfer total kekuatanya untuk (STM). Embo Paul pangilan akrabnya, tak mungkin melupakan jeri juang kakaknya yang tak hanya bebuat untuk daerah namun cahaya pengharapan bagi keluarga dan banyak orang.
Sementara Figur lainnya yang belum menampakan wujut secara jelas meski diakui memiliki kans kuat, yakni kandidat yang sempat gugur di perhelatan 2006 silam Donny Makaminan (DM) dan sederet nama lainnya Makaluase dan Tatinting. Hanya saja simpul banyak kalangan, kandidat yang tercatat pada penghujung catatan saya, tak lebih dari kekadar membayangi keberadaan kandidat yang lebih maju kesiapannya. Contoh ultimatum tegas dari lintasan karir DM sebagaimana tersiar luas jika mencalonkan lagi yakni harus mundur dari statusnya sebagai perwira dilingkungan militer adalah pilihan sulit.
Terlebih imej kekalahan pada pilkada 2006 silam masih menjadi scenario buram yang justru melemahkan. Saran banyak pihak, lebih baik menghitung lagi secara cermat sebelum terlanjur atau kembali menelan pil pahit untuk yang kedua kalinya.
Perhitungan plus minus kandidat ini pun sekadar mengintip kesiapan masing-masing kandidat kita. Dalam politik bisa jadi diluar dugaan. Meminjam istilah medis, semua kandidat dengan waktu sisa, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Awas! Meninabobokan lawan salah satu formulasinya berpura-pura kusut.
Selamat berjuang putra-putra terbaik Nusa Utara.(*)