Seorang warga antusias menempel stiker Harley Mangindaan dan Jemmy Asiku
Manado – Dukungan luar biasa di tingkat grass root atau akar rumput untuk Harley ‘Ai’ Mangindaan dan Jemmy Asiku (JA) ternyata sejalan dengan harapan tokoh atau pemuka masyarakat.
Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Manado, Drs Winsulangi Salindeho menilai sokongan berbagai elemen tersebut menjadi modal utama bagi bakal calon walikota dan bakal calon wakil walikota.
“Suara hati masyarakat itu tergambar dari bentuk dukungan mereka,” ujarnnya.
Winsu sendiri sudah memantapkan hati mendukung AI-JA. Ada berbagai pertimbangan mengapa mantan Bupati Kepulauan Sangihe ini menjatuhkan pilihan pada dua sosok anak muda tersebut.
“Pertama melestarikan semangat pluralisme. Dulu Pak E.E Mangindaan yang mendorong putra Sangihe menjadi Sekkot Manado. Jadi saya sampai di jabatan tersebut karena semangat pluralisme,” Winsu memaparkan.
Kebijakaan E.E Mangindaan pada saat itulah yang membuat warga Nusa Utara memberikan adat Hiabe Mamenongkati atau bintang biduk dari utara.
“Saya percaya kalau Ai menjadi Walikota semangat itu kembali dihidupkan. Mari bersama membangun Manado menjadi lebih baik,” ucapnya.
Pertimbangan berikutnya menurut suami tercinta Meiva Lintang ini adalah adanya ikatan Ai Mangindaan dan Nusa Utara mengingat istrinya yaitu Seyla Kudati berasal dari Sangihe.
“Saya pun mendapat kabar kalau istri JA juga dari Nusa Utara. Jadi ikatan itu lebih nampak,” ungkapnya.
Alasan lainnya karena keduanya punya profesional dan punya visi membangun Manado.
“Saya sudah titip pesan ke Ai untuk kembali memperhatikan pejabat asal Nusa Utara di lingkup Pemkot Manado nanti serta seluruh masyarakat kami di Manado,” ucapnya.
Intelektual muslim Dr Abdulrahman Khonoras juga melihat fenomena dukungan rakyat tersebut sebagai signal kerinduan asyarakat terhadap pemimpin yang merakyat dan mau melayani.
“Ai dan JA sama-sama merakyat. Wajar jika masyarakat bersimpati dan memberikan respon positif,” ungkap staf pengajar di Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado ini.
Meski masih muda, Ai dan JA memiliki wawasan luas.
“Saya kira tidak penting kandidat dari mana. Tapi, bagaimana dia mengayomi semua kalangan dan berpandangan jauh ke depan. Saya kira itu ada dalam diri Ai. JA pun memiliki kemampuan manajerial yang baik sebagai seorang pengusaha dan bergaul dengan semua kalangan,” kata Presidium KAHMI Sulut ini.
Khonoras pun menghimbau semua kalangan untuk berpikir dalam bingkai NKRI dalam mencari pemimpin di Manado dan daerah lain.
“Mari kita hilangkan sekat-sekat itu. Kita membangun Manado dalam kebersamaan,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya gerakan rakyat menyokong Ai-JA menghinggapi petani, buruh, pedagang, pelajar, mahasiswa, profesional dan komponen lainnya. Ada gairah rakyat untuk bergerak di semua lapisan.
“Ini menunjukkan kalau keduanya figur yang sangat dicintai masyarakat,” ungkap Pembantu Rektor I Unika De Salle Manado, Aldrin Tumbuleng Msi.(ads)
Seorang warga antusias menempel stiker Harley Mangindaan dan Jemmy Asiku
Manado – Dukungan luar biasa di tingkat grass root atau akar rumput untuk Harley ‘Ai’ Mangindaan dan Jemmy Asiku (JA) ternyata sejalan dengan harapan tokoh atau pemuka masyarakat.
Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Manado, Drs Winsulangi Salindeho menilai sokongan berbagai elemen tersebut menjadi modal utama bagi bakal calon walikota dan bakal calon wakil walikota.
“Suara hati masyarakat itu tergambar dari bentuk dukungan mereka,” ujarnnya.
Winsu sendiri sudah memantapkan hati mendukung AI-JA. Ada berbagai pertimbangan mengapa mantan Bupati Kepulauan Sangihe ini menjatuhkan pilihan pada dua sosok anak muda tersebut.
“Pertama melestarikan semangat pluralisme. Dulu Pak E.E Mangindaan yang mendorong putra Sangihe menjadi Sekkot Manado. Jadi saya sampai di jabatan tersebut karena semangat pluralisme,” Winsu memaparkan.
Kebijakaan E.E Mangindaan pada saat itulah yang membuat warga Nusa Utara memberikan adat Hiabe Mamenongkati atau bintang biduk dari utara.
“Saya percaya kalau Ai menjadi Walikota semangat itu kembali dihidupkan. Mari bersama membangun Manado menjadi lebih baik,” ucapnya.
Pertimbangan berikutnya menurut suami tercinta Meiva Lintang ini adalah adanya ikatan Ai Mangindaan dan Nusa Utara mengingat istrinya yaitu Seyla Kudati berasal dari Sangihe.
“Saya pun mendapat kabar kalau istri JA juga dari Nusa Utara. Jadi ikatan itu lebih nampak,” ungkapnya.
Alasan lainnya karena keduanya punya profesional dan punya visi membangun Manado.
“Saya sudah titip pesan ke Ai untuk kembali memperhatikan pejabat asal Nusa Utara di lingkup Pemkot Manado nanti serta seluruh masyarakat kami di Manado,” ucapnya.
Intelektual muslim Dr Abdulrahman Khonoras juga melihat fenomena dukungan rakyat tersebut sebagai signal kerinduan asyarakat terhadap pemimpin yang merakyat dan mau melayani.
“Ai dan JA sama-sama merakyat. Wajar jika masyarakat bersimpati dan memberikan respon positif,” ungkap staf pengajar di Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado ini.
Meski masih muda, Ai dan JA memiliki wawasan luas.
“Saya kira tidak penting kandidat dari mana. Tapi, bagaimana dia mengayomi semua kalangan dan berpandangan jauh ke depan. Saya kira itu ada dalam diri Ai. JA pun memiliki kemampuan manajerial yang baik sebagai seorang pengusaha dan bergaul dengan semua kalangan,” kata Presidium KAHMI Sulut ini.
Khonoras pun menghimbau semua kalangan untuk berpikir dalam bingkai NKRI dalam mencari pemimpin di Manado dan daerah lain.
“Mari kita hilangkan sekat-sekat itu. Kita membangun Manado dalam kebersamaan,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya gerakan rakyat menyokong Ai-JA menghinggapi petani, buruh, pedagang, pelajar, mahasiswa, profesional dan komponen lainnya. Ada gairah rakyat untuk bergerak di semua lapisan.
“Ini menunjukkan kalau keduanya figur yang sangat dicintai masyarakat,” ungkap Pembantu Rektor I Unika De Salle Manado, Aldrin Tumbuleng Msi.(ads)