Manado – Dihadapan sejumlah wartawan, Nur Rasyid Abdul Rahman membeberkan beragam dugaan terjadinya penyimpangan pendapatan PD Pasar Manado yang seharusnya menjadi PAD Kota Manado.
Diungkapkannya mantan Direktur Operasional PD Pasar Manado yang saat ini duduk sebagai anggota DPRD Kota Manado bahwa, dugaan penyimpangan pendapatan yang bersumber pada retribusi pedagang diseluruh pasar tradisional cukup beralasan. Sebab menurutnya, selama 4 tahun berada dilingkungan PD Pasar Manado, dirinya mengetahui secara pasti jumlah pendapatan yang harusnya disetorkan menjadi PAD.
“Kekecewaan saya, PD Pasar yang mengelola aset yang mencapai triliun rupiah tidak dapat menyetorkan PAD. Padahal belajar dari pengalaman 4 tahun saya bekerja di PD Pasar, sumber pendapatannya sangat besar. Contohnya, pasar Bersehati perharinya bisa menghasilkan 45 juta hingga 50 juta perharinya. Apalagi ditambah dengan pasar tradisional lainnya. Jadi sangat aneh menurut saya, jika PD Pasar tidak dapat menyetorkan PAD,” ungkap politisi PKS ini.
Ditegaskannya, bila PD Pasar dikelola dengan baik, bukan hanya dapat berkontribusi pada PAD Kota Manado, tapi pasar tradisional makin diminati warga dan kesejahteraan pedagang akan makin meningkat.
“Kalau saja, PD Pasar ini ditempati orang-orang yang bekerja secara profesional, tentunya kondisinya tidak seperti saat ini sembraut dan tidak menghasilkan PAD. Padahal, jika terkelola dengan baik, pasar tradisional akan terlihat bersih dan jumlah pembeli makin bertambah. Pendapatan pedagang juga akan terus bertambah,” pungkasnya. (leriandokambey)
Manado – Dihadapan sejumlah wartawan, Nur Rasyid Abdul Rahman membeberkan beragam dugaan terjadinya penyimpangan pendapatan PD Pasar Manado yang seharusnya menjadi PAD Kota Manado.
Diungkapkannya mantan Direktur Operasional PD Pasar Manado yang saat ini duduk sebagai anggota DPRD Kota Manado bahwa, dugaan penyimpangan pendapatan yang bersumber pada retribusi pedagang diseluruh pasar tradisional cukup beralasan. Sebab menurutnya, selama 4 tahun berada dilingkungan PD Pasar Manado, dirinya mengetahui secara pasti jumlah pendapatan yang harusnya disetorkan menjadi PAD.
“Kekecewaan saya, PD Pasar yang mengelola aset yang mencapai triliun rupiah tidak dapat menyetorkan PAD. Padahal belajar dari pengalaman 4 tahun saya bekerja di PD Pasar, sumber pendapatannya sangat besar. Contohnya, pasar Bersehati perharinya bisa menghasilkan 45 juta hingga 50 juta perharinya. Apalagi ditambah dengan pasar tradisional lainnya. Jadi sangat aneh menurut saya, jika PD Pasar tidak dapat menyetorkan PAD,” ungkap politisi PKS ini.
Ditegaskannya, bila PD Pasar dikelola dengan baik, bukan hanya dapat berkontribusi pada PAD Kota Manado, tapi pasar tradisional makin diminati warga dan kesejahteraan pedagang akan makin meningkat.
“Kalau saja, PD Pasar ini ditempati orang-orang yang bekerja secara profesional, tentunya kondisinya tidak seperti saat ini sembraut dan tidak menghasilkan PAD. Padahal, jika terkelola dengan baik, pasar tradisional akan terlihat bersih dan jumlah pembeli makin bertambah. Pendapatan pedagang juga akan terus bertambah,” pungkasnya. (leriandokambey)