Manado – Bila di Papua, sejumlah mahasiswa Papua yang menyuarakan kemerdekaan selalu mendapat perlawanan TNI/POLRI. di Manado sendiri hal ini menjadi berbeda sebagaimana pantauan beritamanado dilapangan terlihat sejumlah Mahasiswa bebas menggunakan atribut-atribut bergambarkan Bintang Kejora yang merupakan simbol kemerdekaan rakyat Papua. Kaos, tas tradisional Papua dan wajah mahasiswa Papua yang dihias Bintang Kejora mudah sekali ditemui di lingkungan Mahasiswa Papua. Manado Diduga dijadikan basis gerakan perjuangan Mahasiswa Papua Merdeka.
“Kami di Manado merasa nyaman dan tenang, beda ketika di Papua, kemana saja kami selalu diikuti aparat, tapi disini masyarakatnya lebih terbuka dan saya rasa memahami perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan bagi kami bangsa Papua. Kami ada facebook perjuangan serta diskusi rutin untuk mengkonsolidasikan diri di kalangan mahasiswa Papua demi perjuangan ini,” ujar Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Konsulat Indonesia Tengah, Hizkia Meage kepada beritamanado.
Alumni Mahasiswa UKI Tomohon yang menggunakan tas tradisional Bintang Kejora ini menjelaskan bahwa perjuangan untuk meminta Referendum bagi masyarakat Papua sudah bulat dan tak bisa ditawar-tawar lagi. “Kami sudah terlalu sakit hati dengan TNI/POLRI, ketika kami berjuang di Papua, teman-teman seperjuangan kami dibantai oleh mereka, pelanggaran HAM berat terjadi di Papua, Kami ingin dimengerti berikanlah kebebasan,” tegasnya. (john)
Manado – Bila di Papua, sejumlah mahasiswa Papua yang menyuarakan kemerdekaan selalu mendapat perlawanan TNI/POLRI. di Manado sendiri hal ini menjadi berbeda sebagaimana pantauan beritamanado dilapangan terlihat sejumlah Mahasiswa bebas menggunakan atribut-atribut bergambarkan Bintang Kejora yang merupakan simbol kemerdekaan rakyat Papua. Kaos, tas tradisional Papua dan wajah mahasiswa Papua yang dihias Bintang Kejora mudah sekali ditemui di lingkungan Mahasiswa Papua. Manado Diduga dijadikan basis gerakan perjuangan Mahasiswa Papua Merdeka.
“Kami di Manado merasa nyaman dan tenang, beda ketika di Papua, kemana saja kami selalu diikuti aparat, tapi disini masyarakatnya lebih terbuka dan saya rasa memahami perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan bagi kami bangsa Papua. Kami ada facebook perjuangan serta diskusi rutin untuk mengkonsolidasikan diri di kalangan mahasiswa Papua demi perjuangan ini,” ujar Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Konsulat Indonesia Tengah, Hizkia Meage kepada beritamanado.
Alumni Mahasiswa UKI Tomohon yang menggunakan tas tradisional Bintang Kejora ini menjelaskan bahwa perjuangan untuk meminta Referendum bagi masyarakat Papua sudah bulat dan tak bisa ditawar-tawar lagi. “Kami sudah terlalu sakit hati dengan TNI/POLRI, ketika kami berjuang di Papua, teman-teman seperjuangan kami dibantai oleh mereka, pelanggaran HAM berat terjadi di Papua, Kami ingin dimengerti berikanlah kebebasan,” tegasnya. (john)