BITUNG — Setelah ancaman wabah rabies, kini warga kota Bitung mulai dikwatirkan dengan wabah malaria yang di sebabkan gigitan nyamuk Anopeles Agepty. Buktinya, wabah ini mulai meresahkan warga kelurahan Wangurer Barat Kecamatan Madidir dan ini terbukti dengan adanya warga yang harus dirawat di RSUD Manembo-nembo karena diduga terserang penyakit malaria.
Informasi hari ini di UGD RSUD Manembo-nembo dalam beberapa hari terakhir sudah menerima pasien yang diduga terkena malaria, dan domisili pasien pada umumnya berasal dari warga Wangurer Barat.
“Memang selang dua minggu belakangan baik anak-anak dan orang dewasa tiba-tiba merasakan sakit tersebut, bahkan ada beberapa keluarga dari orang tua sampai anak-anak terserang malaria,” kata salah-satu warga yang enggan
menyebutkan identitasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Manembo-nembo, dr Vonny Dumingan membenarkan jika dalam beberapa hari ini ada beberapa warga yang harus dirawat karena diduga terkena malaria.
“Kita bersyukur Dinas Kesehatan telah menyalurkan bantuan kelambu dan tentu ini sangat membantu meminimalisir malaria. Namun perlu diingat waktu rawan bagi nyamuk anopeles aktif sekitar pukul 17.00 Wita hingga 18.00 Wita,” jelas Dumingan.
Untuk itu Dumingan berharap masyarakat bisa melakukan kontrol kebersihan di sekitar lingkungan rumah tangga, baik didalam maupun diluar rumah. Karena menurutnya, penyakit malaria tetap harus diwaspadai walaupun penyakit ini dapat disembuhkan serta telah dianggap biasa oleh masyarakat.
“Terutama wilayah yang berdekatan dengan pantai seperti Kelurahan Wangurer Barat, karena tidak menutup kemungkinan berkerumunnya nyamuk, apalagi jika ada rawa,” kata Dumingan. (en)
BITUNG — Setelah ancaman wabah rabies, kini warga kota Bitung mulai dikwatirkan dengan wabah malaria yang di sebabkan gigitan nyamuk Anopeles Agepty. Buktinya, wabah ini mulai meresahkan warga kelurahan Wangurer Barat Kecamatan Madidir dan ini terbukti dengan adanya warga yang harus dirawat di RSUD Manembo-nembo karena diduga terserang penyakit malaria.
Informasi hari ini di UGD RSUD Manembo-nembo dalam beberapa hari terakhir sudah menerima pasien yang diduga terkena malaria, dan domisili pasien pada umumnya berasal dari warga Wangurer Barat.
“Memang selang dua minggu belakangan baik anak-anak dan orang dewasa tiba-tiba merasakan sakit tersebut, bahkan ada beberapa keluarga dari orang tua sampai anak-anak terserang malaria,” kata salah-satu warga yang enggan
menyebutkan identitasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Manembo-nembo, dr Vonny Dumingan membenarkan jika dalam beberapa hari ini ada beberapa warga yang harus dirawat karena diduga terkena malaria.
“Kita bersyukur Dinas Kesehatan telah menyalurkan bantuan kelambu dan tentu ini sangat membantu meminimalisir malaria. Namun perlu diingat waktu rawan bagi nyamuk anopeles aktif sekitar pukul 17.00 Wita hingga 18.00 Wita,” jelas Dumingan.
Untuk itu Dumingan berharap masyarakat bisa melakukan kontrol kebersihan di sekitar lingkungan rumah tangga, baik didalam maupun diluar rumah. Karena menurutnya, penyakit malaria tetap harus diwaspadai walaupun penyakit ini dapat disembuhkan serta telah dianggap biasa oleh masyarakat.
“Terutama wilayah yang berdekatan dengan pantai seperti Kelurahan Wangurer Barat, karena tidak menutup kemungkinan berkerumunnya nyamuk, apalagi jika ada rawa,” kata Dumingan. (en)