Manado, BeritaManado.Com – “Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.”
Demikian teks asli Sumpah Pemuda yang diikrarkan melalui keputusan Kongres Pemuda yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta), 89 tahun lalu.
Menyikapi dinamika politik dan kehidupan sosial sekarang ini, Ketua DPRD Sulut, Andrei Angouw, mengingatkan seluruh komponen masyarakat untuk berpikir satu, ke-Indonesia-an, tidak perlu mencari-cari “perbedaan” di tengah perbedaan suku dan agama.
“89 tahun lalu aja sudah berpikir untuk bersatu, berbicara mengenai persatuan, kenapa justru sekarang berbicara dan mencari cari perbedaan,” jelas Andrei Angouw kepada media, Sabtu (28/10/2017).
Senada diungkapkan pengamat politik, Dr Jerry Massie, yang menurutnya, ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 harus diimplementasikan oleh seluruh komponen anak bangsa.
“Peringatan Sumpah Pemuda setiap tahun jangan sekedar seremonial. Kita harus belajar dari semangat para pemuda dulu tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan di tengah-tengah perbedaan suku dan agama. Mensyukuri berkat Tuhan untuk tanah air Indonesia bagaikan pelangi yang indah,” tandas Jerry Massie. (JerryPalohoon)
Manado, BeritaManado.Com – “Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.”
Demikian teks asli Sumpah Pemuda yang diikrarkan melalui keputusan Kongres Pemuda yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta), 89 tahun lalu.
Menyikapi dinamika politik dan kehidupan sosial sekarang ini, Ketua DPRD Sulut, Andrei Angouw, mengingatkan seluruh komponen masyarakat untuk berpikir satu, ke-Indonesia-an, tidak perlu mencari-cari “perbedaan” di tengah perbedaan suku dan agama.
“89 tahun lalu aja sudah berpikir untuk bersatu, berbicara mengenai persatuan, kenapa justru sekarang berbicara dan mencari cari perbedaan,” jelas Andrei Angouw kepada media, Sabtu (28/10/2017).
Senada diungkapkan pengamat politik, Dr Jerry Massie, yang menurutnya, ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 harus diimplementasikan oleh seluruh komponen anak bangsa.
“Peringatan Sumpah Pemuda setiap tahun jangan sekedar seremonial. Kita harus belajar dari semangat para pemuda dulu tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan di tengah-tengah perbedaan suku dan agama. Mensyukuri berkat Tuhan untuk tanah air Indonesia bagaikan pelangi yang indah,” tandas Jerry Massie. (JerryPalohoon)