Bitung – Aldelida Mawikere (31) warga Girian Permai Kecamata Girian hanya bisa menitikkan airmata merenungi nasibnya. Ia tidak tahu harus kemana mengadukan apa yang menimpanya setelah dianiaya dan ditelantarkan sang suami, JU alias Jamal (40) dari bulan November 2012.
“Saya sudah melaporkan ke Polres dengan nomor laporan LP/37/1/2013/Sulut/res btg kejadian penganiyaan yang dilakukan Jamal pada bulan Januari 2013 tapi hingga saat ini tidak ada kepastian dan ia masih bebas berkeliaran tanpa ditahan,” kata Mawikere, Senin (10/6).
Ibu empat anak ini mengaku sudah beberapa kali bolak-balik ke Polres mengecek laporan KDRT tersebut tapi petugas terkesan tidak menindaklanjuti laporannya. Karena setiap dirinya menghadap, ada-ada saja alasan serta persayaratan yang harus dilengkapi agar laporannya dianggap layak untuk diproses.
“Semua yang diminta petugas untuk memperkuat laporan saya sudah dilengkapi, mulai dari visum hingga saksi. Tapi sampai sekarang belum juga ada kejelasan dan petugas hanya mempimpong saya kesana kemari,” katanya sambil menyeka airmatanya.
Mawikere menuturkan, sekitar bulan November 2012 silam, Jamal turun dari rumah tanpa kabar samasekali dan menelantarkan dirinya serta keempat anaknya. Sekitar bulan Januari ia berinisiatif untuk mencari keberadaan suaminya untuk meminta tanggung jawab menafkahi keempat anaknya.
“Kebetulan waktu itu saya ketemu dengan dia ditengah jalan dan langsung meminta tanggungjawab. Tapi malah saya dianiaya dengan cara ditabrak menggunakan mobil yang disaksikan sejumlah petugas polisi yang kebetulan sementara melakukan sweeping,” katanya.
Ia kemudian malaporkan kejadian tersebut ke Polres dan beberapa kali dimediasi tapi Jamal tak kunjung hadir. “Terkahir bulan Mei 2013, saya kembali mendapat penganiyaan ketika menuntut biaya anak-anak dan kejadian itu juga saya laporkan lengkap dengan bukti visum tapi sampai sekarang belum juga ditindaklanjuti,” katanya.
Ie sendiri mengaku tidak tahu harus kemana mencari perlindungan, sementara setiap hari keempat anaknya membutuhkan biaya. “Saya hanya menuntut tanggungjawabnya untuk membiayai anak-anak, tapi malah disarankan oleh petugas untuk tidak lagi mencari-cari Jamal dan meminta saya untuk bekerja menghidupi keempat anak saya,” katanya.
Sementara itu, Humas Polres Bitung, AKP E Sinaga yang dikonfirmasi soal laporan Mawikere yang tak kunjung ditangani mengaku akan segera mengecek ke bagian Reskrim. “Saya akan cek sudah sejauh mana laporan tersebut ditangani oleh bagian Reskrim,” kata Sinaga ketika dihubungi via telepon.(enk)
Bitung – Aldelida Mawikere (31) warga Girian Permai Kecamata Girian hanya bisa menitikkan airmata merenungi nasibnya. Ia tidak tahu harus kemana mengadukan apa yang menimpanya setelah dianiaya dan ditelantarkan sang suami, JU alias Jamal (40) dari bulan November 2012.
“Saya sudah melaporkan ke Polres dengan nomor laporan LP/37/1/2013/Sulut/res btg kejadian penganiyaan yang dilakukan Jamal pada bulan Januari 2013 tapi hingga saat ini tidak ada kepastian dan ia masih bebas berkeliaran tanpa ditahan,” kata Mawikere, Senin (10/6).
Ibu empat anak ini mengaku sudah beberapa kali bolak-balik ke Polres mengecek laporan KDRT tersebut tapi petugas terkesan tidak menindaklanjuti laporannya. Karena setiap dirinya menghadap, ada-ada saja alasan serta persayaratan yang harus dilengkapi agar laporannya dianggap layak untuk diproses.
“Semua yang diminta petugas untuk memperkuat laporan saya sudah dilengkapi, mulai dari visum hingga saksi. Tapi sampai sekarang belum juga ada kejelasan dan petugas hanya mempimpong saya kesana kemari,” katanya sambil menyeka airmatanya.
Mawikere menuturkan, sekitar bulan November 2012 silam, Jamal turun dari rumah tanpa kabar samasekali dan menelantarkan dirinya serta keempat anaknya. Sekitar bulan Januari ia berinisiatif untuk mencari keberadaan suaminya untuk meminta tanggung jawab menafkahi keempat anaknya.
“Kebetulan waktu itu saya ketemu dengan dia ditengah jalan dan langsung meminta tanggungjawab. Tapi malah saya dianiaya dengan cara ditabrak menggunakan mobil yang disaksikan sejumlah petugas polisi yang kebetulan sementara melakukan sweeping,” katanya.
Ia kemudian malaporkan kejadian tersebut ke Polres dan beberapa kali dimediasi tapi Jamal tak kunjung hadir. “Terkahir bulan Mei 2013, saya kembali mendapat penganiyaan ketika menuntut biaya anak-anak dan kejadian itu juga saya laporkan lengkap dengan bukti visum tapi sampai sekarang belum juga ditindaklanjuti,” katanya.
Ie sendiri mengaku tidak tahu harus kemana mencari perlindungan, sementara setiap hari keempat anaknya membutuhkan biaya. “Saya hanya menuntut tanggungjawabnya untuk membiayai anak-anak, tapi malah disarankan oleh petugas untuk tidak lagi mencari-cari Jamal dan meminta saya untuk bekerja menghidupi keempat anak saya,” katanya.
Sementara itu, Humas Polres Bitung, AKP E Sinaga yang dikonfirmasi soal laporan Mawikere yang tak kunjung ditangani mengaku akan segera mengecek ke bagian Reskrim. “Saya akan cek sudah sejauh mana laporan tersebut ditangani oleh bagian Reskrim,” kata Sinaga ketika dihubungi via telepon.(enk)