Matungkas – Aksi pemadaman sepihak PLN hingga kini masih terus berlanjut di sejumlah wilayah Sulut. Kendati beberapa waktu lalu PLN sudah menyatakan suplai listrik di Sulut akan mulai normal awal bulan Mei lalu, tapi kenyataannya pemadaman masih terus berlanjut hingga kini.
“PLN teroris model baru, mungkin istilah itu bisa diberikan kepada PLN karena PLN menimbulkan ketidaknyamanan dan keresahan dengan melakukan pemadaman setiap hari,” kata Erwin Kontu warga Desa Matungkas Kabupaten Minut, Kamis (12/6/2014).
Akibat pemadaman kata Kontu, banyak alat elektronik yang rusak. Menurutnya, jaringan di Desa Matungkas dan sekitarnya paling sering padam di wilayah Sulut karena paling kurang dalam sehari 3 sampai 4 kali pemadaman.
“Dan dalam semingu bisa 3 kali,” katanya.
Ia juga mengatakan, pengeluhan melalui PLN 123 sama juga bohongnya, karena dari bulan Maret sampai Juni sudah 8 kali mengadakan pengeluhan tapi tidak pernah di respon.
“Jadi PLN 123 sama dengan pembohongan dan penipuan,” katanya.
Menurut Kontu, tidak ada alasan lampu mati karena cuaca dalam kondisi bagus, jadi PLN model teroris baru saat ini. “Kalau ada perusahaan lain yang menyediakan listrik pasti masyarakat sudah pindah ke perusahaan yang lain, tapi PLN monopoli dan itu tindakakan yang tidak terpuji,” katanya.(abinenobm)
Matungkas – Aksi pemadaman sepihak PLN hingga kini masih terus berlanjut di sejumlah wilayah Sulut. Kendati beberapa waktu lalu PLN sudah menyatakan suplai listrik di Sulut akan mulai normal awal bulan Mei lalu, tapi kenyataannya pemadaman masih terus berlanjut hingga kini.
“PLN teroris model baru, mungkin istilah itu bisa diberikan kepada PLN karena PLN menimbulkan ketidaknyamanan dan keresahan dengan melakukan pemadaman setiap hari,” kata Erwin Kontu warga Desa Matungkas Kabupaten Minut, Kamis (12/6/2014).
Akibat pemadaman kata Kontu, banyak alat elektronik yang rusak. Menurutnya, jaringan di Desa Matungkas dan sekitarnya paling sering padam di wilayah Sulut karena paling kurang dalam sehari 3 sampai 4 kali pemadaman.
“Dan dalam semingu bisa 3 kali,” katanya.
Ia juga mengatakan, pengeluhan melalui PLN 123 sama juga bohongnya, karena dari bulan Maret sampai Juni sudah 8 kali mengadakan pengeluhan tapi tidak pernah di respon.
“Jadi PLN 123 sama dengan pembohongan dan penipuan,” katanya.
Menurut Kontu, tidak ada alasan lampu mati karena cuaca dalam kondisi bagus, jadi PLN model teroris baru saat ini. “Kalau ada perusahaan lain yang menyediakan listrik pasti masyarakat sudah pindah ke perusahaan yang lain, tapi PLN monopoli dan itu tindakakan yang tidak terpuji,” katanya.(abinenobm)