Amurang—Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Selatan, Handry Komaling, SH, menegaskan akan memperjuangkan dibangunnya tanggul pemecah ombak di SMKN 1 Tumpaan. Maksudnya, lantaran SMKN 1 Tumpaan berada dipesisir pantai. Sama halnya dengan SMAN 1 Amurang dan sekolah lainnya di Minsel.
Dihadapan sekitar 460 siswa, dari kelas 1 hingga 3 di lima jurusan, para siswa bersama staf pengajar ikut mendengar berbagai masukan terkait apa dan bagaimana bencana alam. Termasuk, sekolah yang dibangun dekat pantai. Maksudnya, bangunan dekat pantai rentan dengan bencana alam.
‘’Seperti, ombak ganas, tsunami dan angin kencang (barat, red). Maka dari itu, kami akan memperjuangkan pembangunan pemecah ombak di seputaran sekolah tersebut. Sosialisasi soal bencana alam sangat tepat. Bahkan, kami salut program SMKN 1 Tumpaan yang mengundangnya,’’ ujar Komaling.
Menurutnya, sebelumnya pihaknya akan menyampaikan maksud baik ini kepada Bupati Christiany E Paruntu, SE. Selanjutnya, kepada BPBD Provinsi Sulawesi Utara hingga BPBN di Jakarta.
‘’Ini penting sekali, sebab banyak sekolah dibangun di dekat pantai. Dan kami akan memperjuangkan semuanya. Artinya, gedung-gedung milik pemerintah yang berada dekat dengan pantai akan diperjuangkan dibangun tanggul pemecah ombak. Kita doakan, supaya perjuangan ini berhasil,’’ tegas mantan Camat Amurang Timur ini.
Ditempat terpisah, Kepala SMKN 1 Tumpaan Moontje Kalalo, SPd membenarkannya. ‘’Dilihat dari sudut pandang, bahwa bangunan SMKN 1 Tumpaan berada dekat pantai. Oleh sebab itu kami meminta bantuan pemerintah untuk kiranya dapat dibangun tanggul pemecah ombak. Sebab, ini bangian dari keselamatan para siswa yang sedang belajar. Mereka juga jelas merasa takut kalau hujan dan ombak besar,’’ tegas Kalalo. (and)
Amurang—Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Selatan, Handry Komaling, SH, menegaskan akan memperjuangkan dibangunnya tanggul pemecah ombak di SMKN 1 Tumpaan. Maksudnya, lantaran SMKN 1 Tumpaan berada dipesisir pantai. Sama halnya dengan SMAN 1 Amurang dan sekolah lainnya di Minsel.
Dihadapan sekitar 460 siswa, dari kelas 1 hingga 3 di lima jurusan, para siswa bersama staf pengajar ikut mendengar berbagai masukan terkait apa dan bagaimana bencana alam. Termasuk, sekolah yang dibangun dekat pantai. Maksudnya, bangunan dekat pantai rentan dengan bencana alam.
‘’Seperti, ombak ganas, tsunami dan angin kencang (barat, red). Maka dari itu, kami akan memperjuangkan pembangunan pemecah ombak di seputaran sekolah tersebut. Sosialisasi soal bencana alam sangat tepat. Bahkan, kami salut program SMKN 1 Tumpaan yang mengundangnya,’’ ujar Komaling.
Menurutnya, sebelumnya pihaknya akan menyampaikan maksud baik ini kepada Bupati Christiany E Paruntu, SE. Selanjutnya, kepada BPBD Provinsi Sulawesi Utara hingga BPBN di Jakarta.
‘’Ini penting sekali, sebab banyak sekolah dibangun di dekat pantai. Dan kami akan memperjuangkan semuanya. Artinya, gedung-gedung milik pemerintah yang berada dekat dengan pantai akan diperjuangkan dibangun tanggul pemecah ombak. Kita doakan, supaya perjuangan ini berhasil,’’ tegas mantan Camat Amurang Timur ini.
Ditempat terpisah, Kepala SMKN 1 Tumpaan Moontje Kalalo, SPd membenarkannya. ‘’Dilihat dari sudut pandang, bahwa bangunan SMKN 1 Tumpaan berada dekat pantai. Oleh sebab itu kami meminta bantuan pemerintah untuk kiranya dapat dibangun tanggul pemecah ombak. Sebab, ini bangian dari keselamatan para siswa yang sedang belajar. Mereka juga jelas merasa takut kalau hujan dan ombak besar,’’ tegas Kalalo. (and)