Airmadidi – Kabupaten Minahasa Utara kaya akan sumber daya alamnya. Air jernih dari mata air, banyak ditemui di daerah ini, ditunjang dengan adanya Gunung Klabat, sebagai gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara.
Tidak heran, pabrik kemasan air mineral banyak ditemui di daerah ini. Bahkan dikabarkan akan ada beberapa banyak lagi perusahaan akan membangun pabrik air mineral.
Piet Luntungan selaku tokoh masyarakat Minut, menyayangkan sikap Bupati Sompie Singal yang tidak peka mengelola hasil alam, khususnya kekayaan air mineral, untuk kesejahteraan masyarakatnya sendiri.
“Kita bilang pa Sompie, stop dulu bangun pabrik air mineral dari orang luar. Kase ini air minum kemasan pa masyarakat kelola, brapa susah kwa. Kase kewenangan pa hukum tua,” tegas Luntungan pada BeritaManado.Com
Dijelaskan Luntungan, bila masyarakat ada Rp 100 juta, buat perusahaan (PT), pemegang saham masyarakat. “Dari Rp 100 juta itu. Beli tanah Rp 50 juta, sisanya Rp 50 juta urus ijin, atau ijin pemerintah fasilitasi,” kata Luntungan.
Selanjutnya, setelah ada perusahaan dan lahan, dibangunlah pabrik kemasan. Uangnya, menurut Luntungan, pemerintah kasih hibah Rp 1 miliar. Rp 2 miliar lainnya loan di bank, dengan jaminan pabrik itu.
Ketika pabrik itu berdiri, dibuatlah marketing consorsium. Per gelas air mineral yang diproduksi dijual ke PDAM seharga Rp 300, selanjutnya PDAM menjual ke masyarakat seharga Rp 400 atau Rp 500. “Jadi PDAM yang kelola. Hasil selisih keuntungannya jadi PAD,” kata Luntungan. (robintanauma)