Jimmy Feidie Eman SE Ak – Dr Ferry Daud Liando SIP MSi.
TOMOHON, beritamanado.com – Para ketua DPD-DPD Partai Golkar (PG) baik tingkat I dan II masih disibukkan dengan kekisruhan berupa dualisme kepemimpinan baik kubu Aburizal Bakrie maupun Agung Laksono. Padahal, tahapan pelaksanaan pilkada serentak pertengahan Desember mendatang akan segera bergulir.
Untuk Kota Tomohon sendiri, meski ada riak kecil namun kesolidan kader dan pimpinan partai masih terjaga dengan baik. Kendati demikian, Dr Ferry Liando SIP MSi menyarankan agar Jimmy Eman SE Ak selaku Ketua DPD II Partai Golkar Tomohon yang juga menjabat Walikota Tomohon membuka dan membangun komunikasi politik dengan dua kubu. Hal ini demi menjaga asa agar tetap memiliki peluang untuk dicalonkan kembali dan juga demi kebesaran PG di Kota Tomohon.
“Politik itu seperti arah angin. Seorang politisi harus pintar membaca arah angin, kalau kuat maka ia bisa melawan. Namun jika posisinya lemah sebaiknya mengikuti arah angin jika masih menginginkan kekuasaan. Jimmy Eman selaku Ketua DPD II PG Tomohon tetap membangun komunikasi politik dengan dua kubu yang berseteru. Sebab kedua kubu ini punya kekuatan masing-masing,” ujarnya.
Kekuatan tersebut, lanjut salah satu staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unsrat Manado, yakni diakuinya kubu Agung Laksonoi oleh Kemenkum HAM namun kekuatan masa masih berada di kubu Aburizal Bakrie (ARB). “Jadi Eman tidak boleh membatasi jarak pada salah satu kelompok. Dua-duanya harus didekati,” terang Liando kepada BeritaManado.com melalui telepon selularnya.
Menariknya, Liando sedikit menyentil soal kandidat yang nantinya diusung oleh PG dalam pilkada nanti, dimana jika PG tidak mengusung incumbent belum tentu akan meraih kemenangan. “Ya memang, sebab jika bukan Jimmy Eman yang dicalonkan Golkar maka belum tentu partai ini menang di daerah itu. Mungkin ini telah disadari oleh elit-elit Partai Golkar,” pungkas peneliti Election Research Institute (ERI) ini. (ray)