Ratahan – Diskusi politik bertema “Memantapkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Serta Rasa Persaudaraan Dalam Masyarakat di Kabupaten Minahasa Tenggara” yang diselenggarakan pihak Kesbangpol Mitra, Selasa (21/10/2014), membuat institusi itu malah dikritik habis-habisan oleh perserta yang terdiri dari Ormas, LSM, Pers, serta organisasi politik di wilayah Mitra.
Saat sesi tanya jawab berlangsung, perwakilan dari unsur pers yaitu wartawan senior Mitra John Kandou, menyoroti lemahnya fungsi pengawasan pihak Kesbangpol. Menurut Kandou, Kesbangpol yang merupakan mata dan telinga Pemkab Mitra sepertinya buta dengan dinamika di tengah masyarakat.
“Seharusnya mereka (Kesbangpol Mitra, red) bisa memprediksi suatu kejadian berdasarkan analisa di lapangan. Namun pada kenyataannya Kesbangpol selalu terlambat. Artinya konflik sudah terjadi baru mereka mendapatkan informasi,” kata dia.
Ia kemudian mengusulkan ke pihak Kesbangpol untuk membentuk intelejen di setiap Desa, sehingga sewaktu-waktu bisa melaporkan setiap perkembangan di wilayahnya masing-masing. “Jika masalah anggaran yang selalu menjadi alasan, untuk hematnya intelejen ini bisa diambil dari kalangan Ormas, LSM dan tokoh masyarakat setempat,” saran dia.
Kepala Kesbangpol Mitra Jopi Mokodaser sendiri mengakui kelemahan pihaknya dalam melakukan penanganan konflik. Menurut dia, selain keterbatasan tenaga, hal lain juga yang menjadi kendala adalah masalah anggaran.
“Kedepan kita berbenah dan melakukan yang lebih baik lagi. Dan kebetulan disini ada anggota DPRD Mitra, sebisanya usulan anggaran nantinya kiranya dapat diperjuangkan di APBD 2015,” ujar Mokodaser sembari memastikan akan meneruskan rekomendasi peserta diskusi ke bupati James Sumendap. (rulandsandag)