MANADO – Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Parlindungan Tampubolon mengatakan, pelayaran menuju Ternate yang melewati perairan Laut Maluku harus mewaspadai tinggi gelombang.
“Kadang-kadang tinggi gelombang berada di atas dua meter. Harus diwaspadai karena bisa saja mengganggu pelayaran dan keselamatan penumpang,” kata Tampubolon, Rabu (2/11).
Karena itu dikatakan Tampubulon, Dishubkominfo telah melakukan koordinasi dengan Kepala Cabang Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Kota Bitung mengenai kewaspadaan menjelang akhir tahun yang sering ditandai dengan tingginya gelombang.
“Warga Ternate biasanya menggunakan kapal penyeberangan dari Pelabuhan Bitung. Yang jadi persoalan ketika berangkat dalam keadaan laut teduh, dan terjadi perubahan ketinggian gelombang secara tiba-tiba dalam pelayaran. Ini yang dikhawatirkan,” kata Tambubolon.
Di perairan laut Maluku dan beberapa perairan lainnya seperti laut Sulawesi, Sangihe dan Talaud, ujar Tampubolon, sering membahayakan pelayaran karena tinggi gelombangnya ekstrim menjelang akhir tahun. Bila terjadi hal demikian, transportasi dengan menggunakan kapal penyeberangan atau kapal laut pasti terkendala.
“Ke Ternate ASDP baru menyediakan satu kapal penyeberangan dengan kapasitas sekitar 200 hingga 300 orang dan sekitar 20-30 kendaraan. Kewaspadaan perlu ditingkatkan apalagi sekarang sudah memasuki musim penghujan yang kerap diikuti kencangnya tiupan angin,” katanya.(del)
MANADO – Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Parlindungan Tampubolon mengatakan, pelayaran menuju Ternate yang melewati perairan Laut Maluku harus mewaspadai tinggi gelombang.
“Kadang-kadang tinggi gelombang berada di atas dua meter. Harus diwaspadai karena bisa saja mengganggu pelayaran dan keselamatan penumpang,” kata Tampubolon, Rabu (2/11).
Karena itu dikatakan Tampubulon, Dishubkominfo telah melakukan koordinasi dengan Kepala Cabang Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Kota Bitung mengenai kewaspadaan menjelang akhir tahun yang sering ditandai dengan tingginya gelombang.
“Warga Ternate biasanya menggunakan kapal penyeberangan dari Pelabuhan Bitung. Yang jadi persoalan ketika berangkat dalam keadaan laut teduh, dan terjadi perubahan ketinggian gelombang secara tiba-tiba dalam pelayaran. Ini yang dikhawatirkan,” kata Tambubolon.
Di perairan laut Maluku dan beberapa perairan lainnya seperti laut Sulawesi, Sangihe dan Talaud, ujar Tampubolon, sering membahayakan pelayaran karena tinggi gelombangnya ekstrim menjelang akhir tahun. Bila terjadi hal demikian, transportasi dengan menggunakan kapal penyeberangan atau kapal laut pasti terkendala.
“Ke Ternate ASDP baru menyediakan satu kapal penyeberangan dengan kapasitas sekitar 200 hingga 300 orang dan sekitar 20-30 kendaraan. Kewaspadaan perlu ditingkatkan apalagi sekarang sudah memasuki musim penghujan yang kerap diikuti kencangnya tiupan angin,” katanya.(del)