KAWANGKOAN – Pembangunan Stadion Atletik Kawangkoan telah dimulai, pengerjaannya dilaksanakan perusahaan kontraktor PT Gading Asli Sejati, PT Murti Cahaya Wirasaba dan perusahaan kontraktor lainnya. Pantauan beritamanado, sebagian lokasi masih berbukit namun pembuatan lintasan telah dimulai.
Sebelumnya kalangan olahragawan mengkritik pembuatan stadion atletik di Kawangkoan dengan alasan lokasi yang terlalu jauh dari Manado. Proyek yang diperkirakan menelan biaya Rp 12 miliar tersebut dinilai bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. Masalah bukan dari segi operasional atau pengerjaan proyek, tapi pada aspek pemanfaatannya di kemudian hari.
“Lokasinya terlalu dari jauh dari Kota Manado, ibu kota Provinsi Sulut. Lokasi yang agak jauh dari pusat
kota bisa menghilangkan daya tarik para atlet untuk berlatih,” kata Albert Mangantar, pelatih Atletik Sulut.
Pria yang akrab disapa Abe itu mencontohkan pembangunan Gelanggang Olahraga (GOR) Arie Lasut di pinggiran Kota
Manado dan gedung pusat PPLP di Tondano. Dua bangunan tersebut terbilang megah, namun jarang dimanfaatkan
karena letaknya yang tidak strategis.
“Sebaliknya Gedung KONI yang nampak tak terawat masih tetap menjadi pusat kegiatan olahraga masyarakat Sulut
karena berada di jantung Kota Manado. Gedung KONI masih menjadi primadona, meski bangunannya sudah
puluhan tahun tak pernah direnovasi.” sambungnya. (JRY)
KAWANGKOAN – Pembangunan Stadion Atletik Kawangkoan telah dimulai, pengerjaannya dilaksanakan perusahaan kontraktor PT Gading Asli Sejati, PT Murti Cahaya Wirasaba dan perusahaan kontraktor lainnya. Pantauan beritamanado, sebagian lokasi masih berbukit namun pembuatan lintasan telah dimulai.
Sebelumnya kalangan olahragawan mengkritik pembuatan stadion atletik di Kawangkoan dengan alasan lokasi yang terlalu jauh dari Manado. Proyek yang diperkirakan menelan biaya Rp 12 miliar tersebut dinilai bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. Masalah bukan dari segi operasional atau pengerjaan proyek, tapi pada aspek pemanfaatannya di kemudian hari.
“Lokasinya terlalu dari jauh dari Kota Manado, ibu kota Provinsi Sulut. Lokasi yang agak jauh dari pusat
kota bisa menghilangkan daya tarik para atlet untuk berlatih,” kata Albert Mangantar, pelatih Atletik Sulut.
Pria yang akrab disapa Abe itu mencontohkan pembangunan Gelanggang Olahraga (GOR) Arie Lasut di pinggiran Kota
Manado dan gedung pusat PPLP di Tondano. Dua bangunan tersebut terbilang megah, namun jarang dimanfaatkan
karena letaknya yang tidak strategis.
“Sebaliknya Gedung KONI yang nampak tak terawat masih tetap menjadi pusat kegiatan olahraga masyarakat Sulut
karena berada di jantung Kota Manado. Gedung KONI masih menjadi primadona, meski bangunannya sudah
puluhan tahun tak pernah direnovasi.” sambungnya. (JRY)