MANADO – Hingga kini PDI-Perjuangan belum menetapkan siapa jagonya di pemilukada kabupaten dan kota se-Sulut. Kader dan simpatisan merasa PDI-Perjuangan kalah langkah dibandingkan Partai Golkar (PG) yang lebih dulu memparipurnakan pasangan calon kepala daerah yang akan bertarung di pemilukada kabupaten dan kota se Sulut.
“Partai Golkar lebih siap, mereka sangat berpeluang menang karena calon mereka gencar melakukan konsolidasi partai dan sosialisasi kepada masyarakat sementara kita belum melakukan apa-apa,” tegas Sekretaris Ranting Perkamil Leon Onibala dan beberapa kader PDI-Perjuangan kepada beritamanado, Rabu (17/03) siang.
Menurut mereka, PDI-Perjuangan harus banyak belajar dari PG dalam hal mekanisme mengusung calon karena mekanisme penjaringan yang dilakukan PDI-Perjuangan tidak lagi sesuai aturan, “kenapa pakai pendaftaran sementara yang tidak mendaftar tiba-tiba mencuat sebagai calon, lihat Golkar! mereka memberi kesempatan figur dimasing-masing daerah disurvey beberapa kali, siapa unggul maka dia yang diusung, metode ini efektif dan lebih mencerminkan aspirasi masyarakat, sehingga benar yang dikatakan Ketua Umum Megawati Soekarno Putri yang merasa heran PDI-perjuangan sulit menang di Sulut,” sambung Onibala diiyakan sesama kader lainnya.
Kader berharap pihak DPC dan DPD bijaksana merekomendasikan nama-nama calon kepala daerah kepada DPP PDI-Perjuangan. Walaupun keputusan akhir ada ditangan DPP namun pengurus di daerah lebih tahu kualitas calon yang akan diusung.
Diketahui selama lima tahun terakhir PG menguasai Pemilukada di Sulut. PG menang di Kabupaten Talaut, Kabupaten Sangihe, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolmong, Kota Tomohon dan Kota Manado. Sementara PDI-Perjuangan menang di Pemilukada Sulut, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Sitaro dan Kabupaten Sangihe yang berkoalisi dengan Partai Golkar. (JRY)
MANADO – Hingga kini PDI-Perjuangan belum menetapkan siapa jagonya di pemilukada kabupaten dan kota se-Sulut. Kader dan simpatisan merasa PDI-Perjuangan kalah langkah dibandingkan Partai Golkar (PG) yang lebih dulu memparipurnakan pasangan calon kepala daerah yang akan bertarung di pemilukada kabupaten dan kota se Sulut.
“Partai Golkar lebih siap, mereka sangat berpeluang menang karena calon mereka gencar melakukan konsolidasi partai dan sosialisasi kepada masyarakat sementara kita belum melakukan apa-apa,” tegas Sekretaris Ranting Perkamil Leon Onibala dan beberapa kader PDI-Perjuangan kepada beritamanado, Rabu (17/03) siang.
Menurut mereka, PDI-Perjuangan harus banyak belajar dari PG dalam hal mekanisme mengusung calon karena mekanisme penjaringan yang dilakukan PDI-Perjuangan tidak lagi sesuai aturan, “kenapa pakai pendaftaran sementara yang tidak mendaftar tiba-tiba mencuat sebagai calon, lihat Golkar! mereka memberi kesempatan figur dimasing-masing daerah disurvey beberapa kali, siapa unggul maka dia yang diusung, metode ini efektif dan lebih mencerminkan aspirasi masyarakat, sehingga benar yang dikatakan Ketua Umum Megawati Soekarno Putri yang merasa heran PDI-perjuangan sulit menang di Sulut,” sambung Onibala diiyakan sesama kader lainnya.
Kader berharap pihak DPC dan DPD bijaksana merekomendasikan nama-nama calon kepala daerah kepada DPP PDI-Perjuangan. Walaupun keputusan akhir ada ditangan DPP namun pengurus di daerah lebih tahu kualitas calon yang akan diusung.
Diketahui selama lima tahun terakhir PG menguasai Pemilukada di Sulut. PG menang di Kabupaten Talaut, Kabupaten Sangihe, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolmong, Kota Tomohon dan Kota Manado. Sementara PDI-Perjuangan menang di Pemilukada Sulut, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Sitaro dan Kabupaten Sangihe yang berkoalisi dengan Partai Golkar. (JRY)