Tondano, BeritaManado.com — Ada tiga hal yang perlu didalami dan diterapkan oleh setiap kader Partai Nasional Demokrat (NasDem) Kabupaten Minahasa, baik itu pengurus di setiap tingkatan maupun mereka yang akan berjuang dalam kompetisi pesta demokrasi Pemilu Legislatif tahun 2019 mendatang.
Ketiga hal tersebut adalah tidak lain dari slogan Partai NasDem sendiri, yaitu Bersatu Berjuang Menang. Ketua Partai NasDem Minahasa Yulius Patadungan kepada BeritaManado.com, Rabu (19/9/2018) mengatakan bahwa tiga kata tersebut jangan hanya vokal diucapkan pada acara-acara seremonial partai.
“Yang sesungguhnya dibutuhkan adalah aksi nyata atau implementasi dari tiga kata tersebut. Tujuan kita jelas bahwa berkompetisi sasarannya menang. Namun untuk mencapai cita-cita tersebut dibutuhkan persatuan dan berjuang secara bersama-sama bukan sendiri-sendiri,” kata Patadungan.
Ditambahkannya, contoh praktis sudah ada waktu perjalanan perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia.
Jauh sebelum tahun 1928 dimana Sumpah Pemuda dideklarasikan, gerakan perjuangan itu sudah ada.
Namun sayang, kemerdekaan belum terwujud karena perjuangan masih sendiri-sendiri.
Hal itu disadari oleh para tokoh pemuda dan mulailah untuk mengumpulkan perwakilan pemuda dari seluruh pulau di nusantara dan pada akhirnya menyepakati tiga butir ikrar yang kita kenal saat ini dengan Sumpah Pemuda dan dideklarasikan pada tanggal 28 Oktober 1928.
“Jadi saya harap semangat dari para tokoh pemuda Indonesia waktu itu juga menjadi karaketer kita masing-masing, sehingga dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” tandas Patadungan.
(Frangki Wullur)
Tondano, BeritaManado.com — Ada tiga hal yang perlu didalami dan diterapkan oleh setiap kader Partai Nasional Demokrat (NasDem) Kabupaten Minahasa, baik itu pengurus di setiap tingkatan maupun mereka yang akan berjuang dalam kompetisi pesta demokrasi Pemilu Legislatif tahun 2019 mendatang.
Ketiga hal tersebut adalah tidak lain dari slogan Partai NasDem sendiri, yaitu Bersatu Berjuang Menang. Ketua Partai NasDem Minahasa Yulius Patadungan kepada BeritaManado.com, Rabu (19/9/2018) mengatakan bahwa tiga kata tersebut jangan hanya vokal diucapkan pada acara-acara seremonial partai.
“Yang sesungguhnya dibutuhkan adalah aksi nyata atau implementasi dari tiga kata tersebut. Tujuan kita jelas bahwa berkompetisi sasarannya menang. Namun untuk mencapai cita-cita tersebut dibutuhkan persatuan dan berjuang secara bersama-sama bukan sendiri-sendiri,” kata Patadungan.
Ditambahkannya, contoh praktis sudah ada waktu perjalanan perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia.
Jauh sebelum tahun 1928 dimana Sumpah Pemuda dideklarasikan, gerakan perjuangan itu sudah ada.
Namun sayang, kemerdekaan belum terwujud karena perjuangan masih sendiri-sendiri.
Hal itu disadari oleh para tokoh pemuda dan mulailah untuk mengumpulkan perwakilan pemuda dari seluruh pulau di nusantara dan pada akhirnya menyepakati tiga butir ikrar yang kita kenal saat ini dengan Sumpah Pemuda dan dideklarasikan pada tanggal 28 Oktober 1928.
“Jadi saya harap semangat dari para tokoh pemuda Indonesia waktu itu juga menjadi karaketer kita masing-masing, sehingga dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” tandas Patadungan.
(Frangki Wullur)