Manado – Pernyataan Kadis PU JE Kenap bahwa pemerintah kesulitan membangunan jalan provinsi di daerah kepulauan karena kekurangan kontraktor disesalkan anggota DPRD Sulut Jems Tuuk.
Legislatir PDIP dapil Bolmong Raya ini mengaku sedih mendengar pernyataan ini diungkapkan pejabat pemprov seperti mengisyaratkan tak mampu membangun infrastruktur di daerah kepulauan.
“Saya sedih kalau orang sekelas pak Kenap hanya menjawab seperti itu. Bisa dibayangkan masyarakat di Sangihe, Talaud dan Sitaro yang notabene ada di NKRI tapi hanya menjadi masyarakat kelas dua karena sulit disentuh pembangunan”, tegas Tuuk.
Sebelumnya pada rapat bersama Pansus DPRD Sulut pembahas LKPJ Gubernur akhir masa jabatan 2010-2015, pekan ini, Kadis PU JE Kenap mengungkapkan kesulitan melakukan pembangunan jalan provinsi di daerah kepulauan akibat kekurangan kontraktor.
“Pembangunan jalan di daerah kepulauan dan perbatasan belum maksimal karena kontraktor disana masih terbatas. Misalnya tahun lalu ada anggaran 10 M, selama satu tahun proyek tidak selesai”, tukas Kenap. (jerrypalohoon)
Manado – Pernyataan Kadis PU JE Kenap bahwa pemerintah kesulitan membangunan jalan provinsi di daerah kepulauan karena kekurangan kontraktor disesalkan anggota DPRD Sulut Jems Tuuk.
Legislatir PDIP dapil Bolmong Raya ini mengaku sedih mendengar pernyataan ini diungkapkan pejabat pemprov seperti mengisyaratkan tak mampu membangun infrastruktur di daerah kepulauan.
“Saya sedih kalau orang sekelas pak Kenap hanya menjawab seperti itu. Bisa dibayangkan masyarakat di Sangihe, Talaud dan Sitaro yang notabene ada di NKRI tapi hanya menjadi masyarakat kelas dua karena sulit disentuh pembangunan”, tegas Tuuk.
Sebelumnya pada rapat bersama Pansus DPRD Sulut pembahas LKPJ Gubernur akhir masa jabatan 2010-2015, pekan ini, Kadis PU JE Kenap mengungkapkan kesulitan melakukan pembangunan jalan provinsi di daerah kepulauan akibat kekurangan kontraktor.
“Pembangunan jalan di daerah kepulauan dan perbatasan belum maksimal karena kontraktor disana masih terbatas. Misalnya tahun lalu ada anggaran 10 M, selama satu tahun proyek tidak selesai”, tukas Kenap. (jerrypalohoon)