Manado, BeritaManado.com — Polemik Transportasi online di Kota Manado diwarnai aksi demonstrasi dan penolakan dari ribuan sopir angkutan kota (Angkot) dengan tuntutan agar pemerintah menutup Taksi online karena dianggap sangat merugikan para sopir angkot serta Organda.
Ketua DPW PSI Sulawesi Utara Melky Pangemanan memberi tanggapan terkait polemik Transportasi online di Kota Manado.
Menurut Pangemanan, perlu adanya kesetaraan dan keadilan bagi kedua jenis transportasi beda masa tersebut.
“Saya kira perlu ada kesetaraan dan keadilan sehingga tidak ada persoalan yang akhirnya mengakibatkan perpecahan antara sopir taksi online dan sopir mikro di Kota Manado,” kata Pangemanan.
Dikatakannya juga bahwa tranportasi tradisional seperti angkot di Kota Manado jangan sampai ditinggalkan oleh masyarakat karena sudah menjadi “Icon” di Kota Manado dan sangat membantu masyarakat.
Demikian juga dengan taksi online, jangan dilarang untuk beroperasi ketika telah memenuhi syarat dan ketentuan yang diatur.
“Jangan tinggalkan angkot di Kota Manado. Angkot sangat membantu masyarakat dan merupakan icon. Begitu juga dengan taksi online jangan juga dilarang karena merupakan bagian dari inovasi zaman. Baik angkot maupun angkutan berbasis online ini punya pasarnya masing-masing, dan tidak akan saling merugikan satu sama lain,” tandasnya.
Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sulawesi Utara ini mengharapkan agar angkot bisa membenahi pelayanan mereka sehingga bisa memberi kenyaman bagi penggunanya.
“Angkot atau yang biasa disapa “mikro” oleh masyarakat kota manado, harus bisa membenahi pelayanannya terhadap konsumen, beberapa hal yag dirasa tidak nyaman oleh penumpang ketika naik mikro antara lain saat mikro “ngetem” terlalu lama, modifikasi mobil yang berlebihan, atau bahkan juga menemukan beberapa supir mikro yang suka ugal-ugalan. Bagaimanapun, kenyamanan dan keselamatan penumpang harusnya menjadi prioritas semua jenis jasa angkutan”. Tutup Pangemanan.
(frangkiwullur)
Manado, BeritaManado.com — Polemik Transportasi online di Kota Manado diwarnai aksi demonstrasi dan penolakan dari ribuan sopir angkutan kota (Angkot) dengan tuntutan agar pemerintah menutup Taksi online karena dianggap sangat merugikan para sopir angkot serta Organda.
Ketua DPW PSI Sulawesi Utara Melky Pangemanan memberi tanggapan terkait polemik Transportasi online di Kota Manado.
Menurut Pangemanan, perlu adanya kesetaraan dan keadilan bagi kedua jenis transportasi beda masa tersebut.
“Saya kira perlu ada kesetaraan dan keadilan sehingga tidak ada persoalan yang akhirnya mengakibatkan perpecahan antara sopir taksi online dan sopir mikro di Kota Manado,” kata Pangemanan.
Dikatakannya juga bahwa tranportasi tradisional seperti angkot di Kota Manado jangan sampai ditinggalkan oleh masyarakat karena sudah menjadi “Icon” di Kota Manado dan sangat membantu masyarakat.
Demikian juga dengan taksi online, jangan dilarang untuk beroperasi ketika telah memenuhi syarat dan ketentuan yang diatur.
“Jangan tinggalkan angkot di Kota Manado. Angkot sangat membantu masyarakat dan merupakan icon. Begitu juga dengan taksi online jangan juga dilarang karena merupakan bagian dari inovasi zaman. Baik angkot maupun angkutan berbasis online ini punya pasarnya masing-masing, dan tidak akan saling merugikan satu sama lain,” tandasnya.
Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sulawesi Utara ini mengharapkan agar angkot bisa membenahi pelayanan mereka sehingga bisa memberi kenyaman bagi penggunanya.
“Angkot atau yang biasa disapa “mikro” oleh masyarakat kota manado, harus bisa membenahi pelayanannya terhadap konsumen, beberapa hal yag dirasa tidak nyaman oleh penumpang ketika naik mikro antara lain saat mikro “ngetem” terlalu lama, modifikasi mobil yang berlebihan, atau bahkan juga menemukan beberapa supir mikro yang suka ugal-ugalan. Bagaimanapun, kenyamanan dan keselamatan penumpang harusnya menjadi prioritas semua jenis jasa angkutan”. Tutup Pangemanan.
(frangkiwullur)