Manado—Bakal calon wakil gubernur Jackson Kumaat mengaku siap membawa investor asing ke Bumi Nyiur Melambai, untuk berperan dalam pengelolaan kekayaan sumber daya alam (SDA). Menurut Jacko, wilayah Sulawesi Utara (Sulut) memiliki potensi SDA yang potensial, namun hingga kini, belum dikelola secara maksimal oleh pemerintah.
”Pengelolaan hasil alam perlu didukung oleh semua pihak baik swasta maupun asing, tapi harus untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Jacko kepada pers di Manado (19/1). Saat ini, Jackso masih melakukan ‘gerilya’ ke basis-basis massa PDI Perjuangan, guna mencari simpati menjelang Pilkada 2010 nanti.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, banyak kalangan investor yang ingin menanamkam modalnya di Sulut, untuk mengembangkan potensi SDA sebagai kekuatan ekonomi baru. Menurut Jacko, investor sangat tertarik dengan pengelolaan sumber energi listrik, ikan, minyak sawit, pertanian dan pertambangan.
”Jika investor difasilitasi untuk menanamkan investasi, maka sumber daya alam akan lebih dikelola secara profesional dan tidak disalah-gunakan. Sesuai aturan hukum, hasil kekayaan alam harus masuk ke kas nagara dan daerah,” tandas dia.
Jacko mengaku khawatir, jika penanganan SDA tidak dikelola secara baik, maka akan menyebabkan pemerintah kesulitan mendapat sumber pajak. Berdasarkan catatan redaksi, Jacko memiliki beberapa perusahaan dan industri, yang berlokasi di Singapura, Hongkong dan London.
”Nah, kalau investor asing dan pihak swasta yang saya undang datang di Sulut, saya yang menjadi jaminannya, pajak mereka dipastikan masuk ke kas daerah. ”Sekarang ini era keterbukaan, jadi aliran dana pajak bisa dipantau langsung oleh masyarakat,” katanya.
Ia juga menepis anggapan, jika SDA dikelola oleh pihak investor asing atau dari luar Sulut, maka akan merugikan kepentingan daerah. Peran serta asing, ujar dia, tidak merusak nasionalisme, bahkan sebaliknya akan mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat,” kata dia, optimis.
Selain itu, keberadaan investor asing dan pihak swasta, tentunya akan melibatkan unsur kepentingan daerah, seperti untuk corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan.
”Sudah ada perangkat hukum yang mengatur hal itu, jadi tak perlu khawatir. Modal memang dari luar, tapi tenaga kerja sebisa mungkin proporsional dari putra-putri Sulut,” kata dia. (*)
Manado—Bakal calon wakil gubernur Jackson Kumaat mengaku siap membawa investor asing ke Bumi Nyiur Melambai, untuk berperan dalam pengelolaan kekayaan sumber daya alam (SDA). Menurut Jacko, wilayah Sulawesi Utara (Sulut) memiliki potensi SDA yang potensial, namun hingga kini, belum dikelola secara maksimal oleh pemerintah.
”Pengelolaan hasil alam perlu didukung oleh semua pihak baik swasta maupun asing, tapi harus untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Jacko kepada pers di Manado (19/1). Saat ini, Jackso masih melakukan ‘gerilya’ ke basis-basis massa PDI Perjuangan, guna mencari simpati menjelang Pilkada 2010 nanti.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, banyak kalangan investor yang ingin menanamkam modalnya di Sulut, untuk mengembangkan potensi SDA sebagai kekuatan ekonomi baru. Menurut Jacko, investor sangat tertarik dengan pengelolaan sumber energi listrik, ikan, minyak sawit, pertanian dan pertambangan.
”Jika investor difasilitasi untuk menanamkan investasi, maka sumber daya alam akan lebih dikelola secara profesional dan tidak disalah-gunakan. Sesuai aturan hukum, hasil kekayaan alam harus masuk ke kas nagara dan daerah,” tandas dia.
Jacko mengaku khawatir, jika penanganan SDA tidak dikelola secara baik, maka akan menyebabkan pemerintah kesulitan mendapat sumber pajak. Berdasarkan catatan redaksi, Jacko memiliki beberapa perusahaan dan industri, yang berlokasi di Singapura, Hongkong dan London.
”Nah, kalau investor asing dan pihak swasta yang saya undang datang di Sulut, saya yang menjadi jaminannya, pajak mereka dipastikan masuk ke kas daerah. ”Sekarang ini era keterbukaan, jadi aliran dana pajak bisa dipantau langsung oleh masyarakat,” katanya.
Ia juga menepis anggapan, jika SDA dikelola oleh pihak investor asing atau dari luar Sulut, maka akan merugikan kepentingan daerah. Peran serta asing, ujar dia, tidak merusak nasionalisme, bahkan sebaliknya akan mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat,” kata dia, optimis.
Selain itu, keberadaan investor asing dan pihak swasta, tentunya akan melibatkan unsur kepentingan daerah, seperti untuk corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan.
”Sudah ada perangkat hukum yang mengatur hal itu, jadi tak perlu khawatir. Modal memang dari luar, tapi tenaga kerja sebisa mungkin proporsional dari putra-putri Sulut,” kata dia. (*)