PEMILIHAN Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Sulawesi Utara (Sulut) kepemimpinan tahun 2017- 2021 segera dihelat pada 18 Desember 2017.
Ketua Asprov PSSI Sulut saat ini, Jackson Kumaat kembali akan mengikuti proses pemilihan tersebut dan akan bersaing dengan Paul Nelwan. Hal ini dipastikan, sebab keduanya resmi mendaftar pada Komite Pemilihan Ketua Asprov PSSI Sulut di Skretariat PSSI Sulut bilangan Sario.
Sebagai pencinta bola dan penggiat sepak bola di Sulut, saya melihat bahwa Jackson Kumaat yang merupakan Ketua Asprov PSSI Sulut tahun 2013-2017, masih layak untuk memimpin Asprov PSSI Sulut, dimana kompetisi dibawah Asprov PSSI Sulut telah sukses dilaksanakan, seperti Piala Suratin pada setiap tahunnya, Liga 3 Zona Sulut serta kompetisi lainnya.
Puncak kepemimpinan Jacko mempunyai nilai plus bagi saya adalah pada bulan November 2017, saat puluhan perwakilan, baik dari klub, Asosiasi Kabupaten (Askab) dan Asosiasi Kota (Askot), termasuk peninjau lainnya dalam Kongres Tahunan Asprov PSSI Sulut menerima pertanggungjawaban program kerja dan juga laporan keuangan dari Ketua Asprov PSSI Sulut kepemimpinan 2013-2017 tersebut.
Jauh balik kebelakang sebelum Jacko memimpin Asprov PSSI Sulut, polemik ditubuh PSSI Sulut sudah bukan jadi rahasia umum bahkan agenda-agenda sepak bola kita seperti jalan di tempat bahkan mungkin jalan mundur kebelakang. PSSI Sulut sebagai organisasi induk sepakbola menjadi harapan bagi kita pencinta bola serta generasi penerus untuk kembali membawa kejayaan sepak bola di Nyiur Melambai (Baca: Sulut).
Lihat saja dalam Pekan Olah Raga Nasional (PON), dimana terakhir sepakbola kita bisa meraih perunggu pada tahun 1996 PON XIV di Jakarta dengan pemain Stenly Mamuaja Cs yang sebagian besar pemain bisa mengharumkan nama Sulut.
Keberhasilan PON tersebut, setali tiga uang dengan keberhasilan club Persma pada waktu itu yang bisa naik ke kasta tertinggi divisi utama liga Indonesia, atau merupakann era keemasan sepak bola di Sulut.
Keberhasilan sepak bola di era itu apakah keberhasilan PSSI Sulut saja ? Tentu tidak demikian, sebab walau PSSI adalah induk dari organisasi sepak bola, namun tanpa sokongan atau bersama pemerintah untuk memajukan sepak bola di Sulut, hal itu merupakan kesia-siaan belaka.
Sehingga saya melihat, ketika disuatu masa kepemimpinan PSSI Sulut di era keemasan, sampai kepada kepemimpinan Ketua Asprov PSSI Sulut saat ini, Jackson Kumaat berhasil tidak saja untuk agenda-agenda yang menjadi program kerjanya.
Bagi saya yang minus disini adalah bagaimana Asprov PSSI Sulut bisa bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Kota bisa bergandeng tangan untuk kembali membawa kejayaan sepak bola di Sulut, sehingga Asprov PSSI Sulut tidak selalu di ‘kambing hitamkan’ terhadap redupnya prestasi sepak bola di Sulut. Sebab di era keemasan sepak bola Sulut, pemerintah ikut berperan aktif, walau kendalanya saat ini tidak bisa menggunakan dana APBD dalam club sepak bola yang ada.
Namun saya tidak membahas mengenai anggaran suatu club, disini saya ingin memberikan nilai plus bagi kepemimpinan Jacko yang seharusnya bisa dipercaya lagi untuk memimpin Asprov PSSI Sulut.
Bagaimana dengan Paul Nelwan ? Sebagai pendatang baru dalam kancah persepakbolaan di Sulut, walau katanya sudah terlibat dalam satu club di Kabupaten Minahasa Utara, Paul Nelwan harus bisa meyakinkan voters sepak bola Sulut bahwa dirinya benar-benar bisa meningkatkan prestasi sepak bola dan bukannya cuma lips service saja, jika nantinya bisa mengalahkan Jacko.
Penulis: OctavLasut, Bola Mania Manado (Koordinator Suporter Sepak Bola Manado)
(***/rds)
PEMILIHAN Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Sulawesi Utara (Sulut) kepemimpinan tahun 2017- 2021 segera dihelat pada 18 Desember 2017.
Ketua Asprov PSSI Sulut saat ini, Jackson Kumaat kembali akan mengikuti proses pemilihan tersebut dan akan bersaing dengan Paul Nelwan. Hal ini dipastikan, sebab keduanya resmi mendaftar pada Komite Pemilihan Ketua Asprov PSSI Sulut di Skretariat PSSI Sulut bilangan Sario.
Sebagai pencinta bola dan penggiat sepak bola di Sulut, saya melihat bahwa Jackson Kumaat yang merupakan Ketua Asprov PSSI Sulut tahun 2013-2017, masih layak untuk memimpin Asprov PSSI Sulut, dimana kompetisi dibawah Asprov PSSI Sulut telah sukses dilaksanakan, seperti Piala Suratin pada setiap tahunnya, Liga 3 Zona Sulut serta kompetisi lainnya.
Puncak kepemimpinan Jacko mempunyai nilai plus bagi saya adalah pada bulan November 2017, saat puluhan perwakilan, baik dari klub, Asosiasi Kabupaten (Askab) dan Asosiasi Kota (Askot), termasuk peninjau lainnya dalam Kongres Tahunan Asprov PSSI Sulut menerima pertanggungjawaban program kerja dan juga laporan keuangan dari Ketua Asprov PSSI Sulut kepemimpinan 2013-2017 tersebut.
Jauh balik kebelakang sebelum Jacko memimpin Asprov PSSI Sulut, polemik ditubuh PSSI Sulut sudah bukan jadi rahasia umum bahkan agenda-agenda sepak bola kita seperti jalan di tempat bahkan mungkin jalan mundur kebelakang. PSSI Sulut sebagai organisasi induk sepakbola menjadi harapan bagi kita pencinta bola serta generasi penerus untuk kembali membawa kejayaan sepak bola di Nyiur Melambai (Baca: Sulut).
Lihat saja dalam Pekan Olah Raga Nasional (PON), dimana terakhir sepakbola kita bisa meraih perunggu pada tahun 1996 PON XIV di Jakarta dengan pemain Stenly Mamuaja Cs yang sebagian besar pemain bisa mengharumkan nama Sulut.
Keberhasilan PON tersebut, setali tiga uang dengan keberhasilan club Persma pada waktu itu yang bisa naik ke kasta tertinggi divisi utama liga Indonesia, atau merupakann era keemasan sepak bola di Sulut.
Keberhasilan sepak bola di era itu apakah keberhasilan PSSI Sulut saja ? Tentu tidak demikian, sebab walau PSSI adalah induk dari organisasi sepak bola, namun tanpa sokongan atau bersama pemerintah untuk memajukan sepak bola di Sulut, hal itu merupakan kesia-siaan belaka.
Sehingga saya melihat, ketika disuatu masa kepemimpinan PSSI Sulut di era keemasan, sampai kepada kepemimpinan Ketua Asprov PSSI Sulut saat ini, Jackson Kumaat berhasil tidak saja untuk agenda-agenda yang menjadi program kerjanya.
Bagi saya yang minus disini adalah bagaimana Asprov PSSI Sulut bisa bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Kota bisa bergandeng tangan untuk kembali membawa kejayaan sepak bola di Sulut, sehingga Asprov PSSI Sulut tidak selalu di ‘kambing hitamkan’ terhadap redupnya prestasi sepak bola di Sulut. Sebab di era keemasan sepak bola Sulut, pemerintah ikut berperan aktif, walau kendalanya saat ini tidak bisa menggunakan dana APBD dalam club sepak bola yang ada.
Namun saya tidak membahas mengenai anggaran suatu club, disini saya ingin memberikan nilai plus bagi kepemimpinan Jacko yang seharusnya bisa dipercaya lagi untuk memimpin Asprov PSSI Sulut.
Bagaimana dengan Paul Nelwan ? Sebagai pendatang baru dalam kancah persepakbolaan di Sulut, walau katanya sudah terlibat dalam satu club di Kabupaten Minahasa Utara, Paul Nelwan harus bisa meyakinkan voters sepak bola Sulut bahwa dirinya benar-benar bisa meningkatkan prestasi sepak bola dan bukannya cuma lips service saja, jika nantinya bisa mengalahkan Jacko.
Penulis: OctavLasut, Bola Mania Manado (Koordinator Suporter Sepak Bola Manado)
(***/rds)