Langowan – Laporan mengenai hilangnya Arie Rundengan diduga karena korban penipuan via telepon selular. Menurut pengakuan salah satu keluarga Meily Oroh, korban ditelepoh oleh orang tak dikenal Jumat (8/9/2017) sore menjelang malam hari.
Dalap percakapan antara korban dengan oknum yang diduga pelaku sebagaimana diceritakan kepada keluarga bahwa anak korban terlibat narkoba dan harus kirim pulsa senilai Rp 5 juta. Jika tidak maka anak korban akan ditembak mati.
Korban pun keluar rumah menuju Toko Indomaret dan mentransfer uang sejumlah Rp 800 ribu. Keesokan harinya Sabtu (9/9/2017), korban juga sempat menerima telepon dan kembali melakukan transfer sejumlah uang pada Sabtu pagi.
“Pada hari Sabtu itu paman saya keluar rumah dengan alasan mau ke tempat kerja dan handphone miliknya sudah ditinggalkan di rumah. Sejak saat itu, korban tidak lagi kembali ke rumah. Inilah yang membuat kami keluarga sangat cemas karena tidak bisa menghubunginya,” tutur Meily.
Ditambahkannya, Paman Arie telah menjadi korban penipun dengan modus menelepon dengan menggunakan hipnotis sehingga terpengaruh dan akhirnya menuruti kemauan pelaku. Kalau memang hanya transfer uang sudahlah, namun yang kami sesalkan kenapa korban harus keluar rumah dan belum juga kembali.
“Mudah-mudahan saja bisa ditemukan. Dalam hal ini kami keluarga menyerahkan sepenuhnya upaya pencarian kepada tim dari Basarnas dan Forkopimka Kecamatan Langowan Selatan. Namun yang terutama yaitu menyerahkan segala pergumulan kepada Tuhan,” ungkapnya. (frangkiwullur)
Langowan – Laporan mengenai hilangnya Arie Rundengan diduga karena korban penipuan via telepon selular. Menurut pengakuan salah satu keluarga Meily Oroh, korban ditelepoh oleh orang tak dikenal Jumat (8/9/2017) sore menjelang malam hari.
Dalap percakapan antara korban dengan oknum yang diduga pelaku sebagaimana diceritakan kepada keluarga bahwa anak korban terlibat narkoba dan harus kirim pulsa senilai Rp 5 juta. Jika tidak maka anak korban akan ditembak mati.
Korban pun keluar rumah menuju Toko Indomaret dan mentransfer uang sejumlah Rp 800 ribu. Keesokan harinya Sabtu (9/9/2017), korban juga sempat menerima telepon dan kembali melakukan transfer sejumlah uang pada Sabtu pagi.
“Pada hari Sabtu itu paman saya keluar rumah dengan alasan mau ke tempat kerja dan handphone miliknya sudah ditinggalkan di rumah. Sejak saat itu, korban tidak lagi kembali ke rumah. Inilah yang membuat kami keluarga sangat cemas karena tidak bisa menghubunginya,” tutur Meily.
Ditambahkannya, Paman Arie telah menjadi korban penipun dengan modus menelepon dengan menggunakan hipnotis sehingga terpengaruh dan akhirnya menuruti kemauan pelaku. Kalau memang hanya transfer uang sudahlah, namun yang kami sesalkan kenapa korban harus keluar rumah dan belum juga kembali.
“Mudah-mudahan saja bisa ditemukan. Dalam hal ini kami keluarga menyerahkan sepenuhnya upaya pencarian kepada tim dari Basarnas dan Forkopimka Kecamatan Langowan Selatan. Namun yang terutama yaitu menyerahkan segala pergumulan kepada Tuhan,” ungkapnya. (frangkiwullur)