Bitung – Sosok Alm Franky “Kengkang” Kowaas rupanya tidak asing bagi Fabian Kaloh.
Fabian mengaku kenal dan cukup dekat dengan Alm ketika Ormas Adat Brigade Manguni (kini BMI) terbentuk di Sulut.
“Waktu itu Alm menjabat sebagai Sekjen pertama, kami saling kenal dan langsung dekat,” kata Fabian saat melayat ke rumah duka, Selasa (02/10/218).
Ketika itu kata Fabian, Alm tidak habis pikir kenapa dirinya mau ikut bergabung dengan BMI.
“Awal-awalnya yang gabung dengan BMI adalah “preman”, dan Alm kaget dan merasa aneh ketika mengetahui saya yang waktu itu masih berstatus PNS ikut juga bergabung,” katanya.
Alm menilai kata Fabian, keputusannya ikut Ormas adalah langkah paling berani, apalagi waktu itu ia masih menjadi salah satu pejabat di Pemkot Bitung.
“Alm menyatakan, saya PNS paling berani mengambil resiko seperti dirinya yang mengguluti olahraga ekstrem,” kenang Fabian sambil tertawa.
Semenjak itu kata Politisi PDI Perjuangan ini, kaduanya intens behuhungan terutama urusan BMI di Sulut.
“Berani dan konsisten adalah sifat yang saya tangkap saat mengenal Alm semasa hidup, juga sangat sosial,” katanya.
Secara pribadi dan organisasi, dirinya mengaku sangat kehilangan sosok Alm dan tidak menyangka jika Alm menjadi salah satu korban bencana gempa di Palu.
“Alm juga beberapa kali menawarkan untuk ikut mencoba paralayang, bahkan meminta untuk mencari lokasi terbang di Kota Bitung. Tapi sayang semua itu belum terwujud Alm sudah mendahului kita semua,” katanya.
Sementara itu, Alm Kengkang sendiri menjadi salah satu korban reruntuhan Hotel Roa-roa Palu akibat gempa. Dimana, Alm bersama sejumlah atlit paralayang menginap di hotel itu saat gempa teejadi.
Alm sendiri akan dimakamkan, Kamis (03/10/2018) dan ibadah pemakaman akan dimulai pukul 10.00 Wita di Kelurahan Ranotana lingkungan IV Kecamatan Sario.
(abinenobm)
Bitung – Sosok Alm Franky “Kengkang” Kowaas rupanya tidak asing bagi Fabian Kaloh.
Fabian mengaku kenal dan cukup dekat dengan Alm ketika Ormas Adat Brigade Manguni (kini BMI) terbentuk di Sulut.
“Waktu itu Alm menjabat sebagai Sekjen pertama, kami saling kenal dan langsung dekat,” kata Fabian saat melayat ke rumah duka, Selasa (02/10/218).
Ketika itu kata Fabian, Alm tidak habis pikir kenapa dirinya mau ikut bergabung dengan BMI.
“Awal-awalnya yang gabung dengan BMI adalah “preman”, dan Alm kaget dan merasa aneh ketika mengetahui saya yang waktu itu masih berstatus PNS ikut juga bergabung,” katanya.
Alm menilai kata Fabian, keputusannya ikut Ormas adalah langkah paling berani, apalagi waktu itu ia masih menjadi salah satu pejabat di Pemkot Bitung.
“Alm menyatakan, saya PNS paling berani mengambil resiko seperti dirinya yang mengguluti olahraga ekstrem,” kenang Fabian sambil tertawa.
Semenjak itu kata Politisi PDI Perjuangan ini, kaduanya intens behuhungan terutama urusan BMI di Sulut.
“Berani dan konsisten adalah sifat yang saya tangkap saat mengenal Alm semasa hidup, juga sangat sosial,” katanya.
Secara pribadi dan organisasi, dirinya mengaku sangat kehilangan sosok Alm dan tidak menyangka jika Alm menjadi salah satu korban bencana gempa di Palu.
“Alm juga beberapa kali menawarkan untuk ikut mencoba paralayang, bahkan meminta untuk mencari lokasi terbang di Kota Bitung. Tapi sayang semua itu belum terwujud Alm sudah mendahului kita semua,” katanya.
Sementara itu, Alm Kengkang sendiri menjadi salah satu korban reruntuhan Hotel Roa-roa Palu akibat gempa. Dimana, Alm bersama sejumlah atlit paralayang menginap di hotel itu saat gempa teejadi.
Alm sendiri akan dimakamkan, Kamis (03/10/2018) dan ibadah pemakaman akan dimulai pukul 10.00 Wita di Kelurahan Ranotana lingkungan IV Kecamatan Sario.
(abinenobm)