Manado – Dalam bahasa verbal, citra perempuan Sulut sering diplesetkan sebagai Bibir pada tagline “5B” yang maknanya negatif. Ironi sekali, karena citra itu semakin diperburuk akibat terpasangnya iklan “penjualan” perempuan pada salah satu media lokal di daerah ini.
“Harkat dan martabat perempuan nyaris terjual jika iklan ini tak bisa dihilangkan, apalagi jika iklan itu pakai saluran internet, apa kata dunia,” kecam akademisi Unsrat Mahyudin Damis, memberikan tanggapannya pada beritamanado, Rabu (4/9).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, beritamanado sempat menghubungi pemasang iklan lewat nomor telepon yang ikut tercantum dalam advertising tersebut. Pemasang mengaku punya stok teraphist pijat dan spa yang bisa disewa per jam. Ironinya, teraphist yang juga perempuan bisa di-booking plus-plus.
Kata Mahyudin, hal tersebut menjadi pertanda buruk buat Manado. Iklan ini seperti menu makanan di rumah makan atau laiknya mobil carteran, menempatkan perempuan sebagai objek sekaligus penderita. Dia mengingatkan, fenomena ini juga jangan dijadikan alasan konsekuensi pembangunan, karena pembangunan hakekatnya perbaikan dari yang buruk menjadi semakin baik.
“Media juga jangan akomodir iklan-iklan yang tidak mencerdaskan masyarakat bahkan cenderung menghantarkan masyarakat ke arah yang tidak baik atau kesesatan,” cetusnya. (ady putong)
Lihat juga:
Dijual Lewat Iklan, Cewek Manado Diobral Mulai 200 Ribu per Jam
Lily Djenaan : “Dua Pelanggaran Terkait Iklan Prostitusi di koran Lokal”
Ringkus Pelaku Bisnis Penjualan Perempuan Lewat Iklan!
Ketua DPRD Sulut Minta Kapolda Ambil Tindakan Tegas
Manado – Dalam bahasa verbal, citra perempuan Sulut sering diplesetkan sebagai Bibir pada tagline “5B” yang maknanya negatif. Ironi sekali, karena citra itu semakin diperburuk akibat terpasangnya iklan “penjualan” perempuan pada salah satu media lokal di daerah ini.
“Harkat dan martabat perempuan nyaris terjual jika iklan ini tak bisa dihilangkan, apalagi jika iklan itu pakai saluran internet, apa kata dunia,” kecam akademisi Unsrat Mahyudin Damis, memberikan tanggapannya pada beritamanado, Rabu (4/9).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, beritamanado sempat menghubungi pemasang iklan lewat nomor telepon yang ikut tercantum dalam advertising tersebut. Pemasang mengaku punya stok teraphist pijat dan spa yang bisa disewa per jam. Ironinya, teraphist yang juga perempuan bisa di-booking plus-plus.
Kata Mahyudin, hal tersebut menjadi pertanda buruk buat Manado. Iklan ini seperti menu makanan di rumah makan atau laiknya mobil carteran, menempatkan perempuan sebagai objek sekaligus penderita. Dia mengingatkan, fenomena ini juga jangan dijadikan alasan konsekuensi pembangunan, karena pembangunan hakekatnya perbaikan dari yang buruk menjadi semakin baik.
“Media juga jangan akomodir iklan-iklan yang tidak mencerdaskan masyarakat bahkan cenderung menghantarkan masyarakat ke arah yang tidak baik atau kesesatan,” cetusnya. (ady putong)
Lihat juga:
Dijual Lewat Iklan, Cewek Manado Diobral Mulai 200 Ribu per Jam
Lily Djenaan : “Dua Pelanggaran Terkait Iklan Prostitusi di koran Lokal”
Ringkus Pelaku Bisnis Penjualan Perempuan Lewat Iklan!
Ketua DPRD Sulut Minta Kapolda Ambil Tindakan Tegas