Medan – Masih soal makna perayaan Idul Fitri 1435 Hijriah. Kali ini datang dari tanah Sumatera khususnya Kota Medan. Di kota yang berdekatan dengan serambi mekah ini ada seorang berdarah kawanua bernama Lady Wulur. Sebagai anak seorang perwira TNI AD, dirinya tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga yang mengedepankan disiplin. Demikian juga untuk urusan menjalankan ajaran agama termasuk ibadah puasa. Puluhan kali merayakan hari kemenangan, hanya ada satu makna yang tertanam, yaitu bahwa Idul Fitri membawa hidup baru di tengah-tengah kehidupan keluarga dan pribadi.
“Ada kebahagiaan tersendiri saat merayakan Lebaran bersama dengan keluarga dan kerabat. Momen Idul Fitri merupakan saat dimana manusia belajar melakukan apa yang diajarkan Tuhan. Saling memaafkan adalah salah satu sikap yang selalu mewarnai hari kemenangan ini. Sikap ini membuka lembaran hidup baru bagi dua pribadi atau lebih yang secara terbuka memberi dan menerima kata maaf. Pasti ada sedikit rasa sakit hati jika mengingat apa yang sudah dilakukan orang lain terhadap kita, namun ada kepuasan tersendiri jika kita bisa memaafkan kesalahan seseorang. Air mata yang berlinang saat bersilaturahmi usal Sholat Idul Fitri seakan menghapus semuanya itu,” ungkapnya.
Ditambahkanya, sesuatu yang baru mengandung semangat untuk berbuat hal yang baru pula. Berusaha untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya adalah adalah tujuan dari sebuah hidup baru. Pada percakapan secara eksklusif dengan BeritaManado.com, Senin (28/7/2014) kemarin, Lady mengungkapkan rasa rindunya untuk pulang ke kampung halaman ayahnya di Manado, akan tetapi karena keadaan yang belum memungkinkan, maka kerinduan tersebut masih harus ditunda dulu. Dirinya hanya bisa mengirimkan salam kepada saudara-saudari di Manado, sambil berharap suatu hari kelak bisa berkumpul bersama. (frangkiwullur)
Medan – Masih soal makna perayaan Idul Fitri 1435 Hijriah. Kali ini datang dari tanah Sumatera khususnya Kota Medan. Di kota yang berdekatan dengan serambi mekah ini ada seorang berdarah kawanua bernama Lady Wulur. Sebagai anak seorang perwira TNI AD, dirinya tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga yang mengedepankan disiplin. Demikian juga untuk urusan menjalankan ajaran agama termasuk ibadah puasa. Puluhan kali merayakan hari kemenangan, hanya ada satu makna yang tertanam, yaitu bahwa Idul Fitri membawa hidup baru di tengah-tengah kehidupan keluarga dan pribadi.
“Ada kebahagiaan tersendiri saat merayakan Lebaran bersama dengan keluarga dan kerabat. Momen Idul Fitri merupakan saat dimana manusia belajar melakukan apa yang diajarkan Tuhan. Saling memaafkan adalah salah satu sikap yang selalu mewarnai hari kemenangan ini. Sikap ini membuka lembaran hidup baru bagi dua pribadi atau lebih yang secara terbuka memberi dan menerima kata maaf. Pasti ada sedikit rasa sakit hati jika mengingat apa yang sudah dilakukan orang lain terhadap kita, namun ada kepuasan tersendiri jika kita bisa memaafkan kesalahan seseorang. Air mata yang berlinang saat bersilaturahmi usal Sholat Idul Fitri seakan menghapus semuanya itu,” ungkapnya.
Ditambahkanya, sesuatu yang baru mengandung semangat untuk berbuat hal yang baru pula. Berusaha untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya adalah adalah tujuan dari sebuah hidup baru. Pada percakapan secara eksklusif dengan BeritaManado.com, Senin (28/7/2014) kemarin, Lady mengungkapkan rasa rindunya untuk pulang ke kampung halaman ayahnya di Manado, akan tetapi karena keadaan yang belum memungkinkan, maka kerinduan tersebut masih harus ditunda dulu. Dirinya hanya bisa mengirimkan salam kepada saudara-saudari di Manado, sambil berharap suatu hari kelak bisa berkumpul bersama. (frangkiwullur)