Manado – Harga bahan bangunan di sentra perdagangan Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) mengalami penurunan akibat stok melimpah. Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Janny Rembet mengatakan harga bahan bangunan mengalami penurunan akibat permintaan masyarakat Sulut yang kurang namun stok yang tersedia cukup banyak di pasaran.
Kata Rembet, untuk harga semen dari harga Rp 55 ribu per sak menjadi Rp 53.500 per sak dalam sepekan terakhir ini. “Untuk harga besi ukuran 12 milimeter SNI menjadi Rp 81 ribu per ujung dari Rp 82.500 per ujung sedangkan seng turun menjadi Rp 31.500 dari sebelumnya Rp 33 ribu per lembar,” ujar Rembet.
Kata Rembet, pasokan yang banyak dilakukan karena mengantisipasi lonjakan yang tinggi saat panen raya cengkih, kendati kenyataannya permintaan masih sangat kecil.
Kepala Seksi Pembinaan Kelembagaan Perdagangan Dalam Negeri, Marthen Sirappa mengatakan stok semen yang ada sekitar 30 ribu ton sementara kebutuhan diperkirakan hanya sekitar 20 ribu ton hingga 25 ribu ton per bulan.(IS)
Manado – Harga bahan bangunan di sentra perdagangan Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) mengalami penurunan akibat stok melimpah. Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Janny Rembet mengatakan harga bahan bangunan mengalami penurunan akibat permintaan masyarakat Sulut yang kurang namun stok yang tersedia cukup banyak di pasaran.
Kata Rembet, untuk harga semen dari harga Rp 55 ribu per sak menjadi Rp 53.500 per sak dalam sepekan terakhir ini. “Untuk harga besi ukuran 12 milimeter SNI menjadi Rp 81 ribu per ujung dari Rp 82.500 per ujung sedangkan seng turun menjadi Rp 31.500 dari sebelumnya Rp 33 ribu per lembar,” ujar Rembet.
Kata Rembet, pasokan yang banyak dilakukan karena mengantisipasi lonjakan yang tinggi saat panen raya cengkih, kendati kenyataannya permintaan masih sangat kecil.
Kepala Seksi Pembinaan Kelembagaan Perdagangan Dalam Negeri, Marthen Sirappa mengatakan stok semen yang ada sekitar 30 ribu ton sementara kebutuhan diperkirakan hanya sekitar 20 ribu ton hingga 25 ribu ton per bulan.(IS)