Bitung – Iven Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2K18 yang digelar dari tanggal 6 sampai 10 Oktober bejalan sukses dan spektakuler.
Dari informasi, iven yang digelar di Pelabuhan Perikanan Kota Bitung itu mampu menyedot ribuan pengunjung serta membangkitkan perekonomian dengan perputaran uang mencapai miliaran dalam lima hari.
Informasi itu tak ditampik event organizer (EO) FPSL 2K18, Geraldi Mantiri dan Marcel Tatauil dari Rica-rica Organiz serta Satria dari MMI saat menggelar konfrensi Pers, Jumat (12/10/2018) di RiverSide Caffe&Resto.
“Jumlah pastinya kami belum dapat angkanya, namun khusus untuk pengunjung di hari terakhir ada 181.359 orang yang tercatat di pintu masuk utama dan jumla itu belum termasuk yang masuk melalui pintu lain,” kata Geraldi.
Geraldi mengatakan, anggaran yang disiapkan Pemkot berjumlah Rp2M untuk FPSL yang prosesnya melalui tender di LPSE. Kemudian cair sebesar Rp1.7M setelah potong pajak.
“Angaran itu sebenarnya hanya cukup untuk mendanai kegiatan satu zona, tapi dari hasil pengamatan di lapangan, iven FPSL tidak mungkin hanya digelar satu zona karena akan terjadi penumpukan pengunjung di satu titik,” katanya.
Atas dasar itu, pihaknya memutuskan untuk membagi tiga zona kendati anggaran sangat minim, yakni zona satu untuk para komunitas yang lokasinya tepat di pintu masuk, zona dua adalah panggung utama dan zona tiga adalah kuliner yang dikelola TP PKK.
“Salah satu EO dari Manado saja geleng-geleng kepala dengan ide kami membagi tiga zona dengan anggaran yang jelas-jelas hanya cukup untuk satu zona. Mereka menganggap ide kami adalah ide bunuh diri karena jelas tak ada anggaran untuk dua zona yakni zona komunitas dan zona kuliner,” katanya.
Namun berkat kerjasama yang baik dari komunitas dan TP PKK, kata dia, kedua zona itu dapat berjalan mengimbangi keramaian zona dua atau paggung utama kedati anggaran minim dan masih banyak kekurangan.
“Saya sangat salut dan bangga kepada para komunitas dan TP PKK yang mau bahu-membahu untuk mensukseskan acara, juga kepada seluruh pihak yang ikut membantu tanpa pamrih,” katanya.
Disisi lain, Satria menambahkan, idelanya anggaran FPSL 2K18 yang baru selesai digelar harusnya sebesar Rp8M. Dan dirinya mengaku bangga dan salut dengan kerja serta kekompakan para pemuda di Kota Bitung yang tak menyerah kendati anggaran sangat minim.
“Di EO ada 70an orang yang direkrut. Delapan tenaga ahli dari Jakarta dan Bandung termasuk saya, dan sisanya adalah tenaga lokal alias anak muda Kota Bitung. Dan saya sangat salut dengan kekompakan dan kerja keras mereka yang tak berpatokan dengan nominal,” kata Satria.
Satria yang memiliki segudang pengalaman sebagai EO, salah satunya adalah PON Jabar 2018, megaku tertarik dengan keindahan alam Kota Bitung yang harusnya tidak hanya menggelar iven tahunan seperti FPSL.
Karena menurutnya, banyak yang bisa diangkat dari Kota Bitung yang ditunjang dengan kondisi alam yang dimiliki.
“Makanya waktu menghadap Ketua Panitia FPSL 2K18, Audy Pangemanan, saya sampaikan jika harus ada komite khusus yang dibentuk untuk mengurusi FPSL seperti di daerah lain,” katanya.
Sementara itu, Marcel menyampaikan apresiasi serta ucapan terimakasih kepada jajaran Polres Bitung, Satpol PP, Dishub dan petugas kebersihan Pemkot Bitung yang allout dalam melakukan pengamanan serta pengaturan lalulintas selama iven.
“Padahal tak ada anggaran pengamanan dan kebersihan, tapi mereka tetap mau membantu melakukan pengamanan serta mengatur arus lalilintas serta menjaga kebersihan selama iven. Kami sangat mengapresiasi dan beterimakasih,” katanya.
Marcel juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh masyarakat Kota Bitung yang telah bersama-sama mensukseskan FPSL 2K18 dari hari pertama hingga penutupan.
“Kami tahu masih banyak kekurangan mengingat proses persiapan tidak cukup satu bulan semenjak kami dinyatakan sebagai pemenang tender. Dan kami memohon maaf atas semua kekurangan selama pelaksanaan iven,” katanya.
(abinenobm)
Bitung – Iven Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2K18 yang digelar dari tanggal 6 sampai 10 Oktober bejalan sukses dan spektakuler.
Dari informasi, iven yang digelar di Pelabuhan Perikanan Kota Bitung itu mampu menyedot ribuan pengunjung serta membangkitkan perekonomian dengan perputaran uang mencapai miliaran dalam lima hari.
Informasi itu tak ditampik event organizer (EO) FPSL 2K18, Geraldi Mantiri dan Marcel Tatauil dari Rica-rica Organiz serta Satria dari MMI saat menggelar konfrensi Pers, Jumat (12/10/2018) di RiverSide Caffe&Resto.
“Jumlah pastinya kami belum dapat angkanya, namun khusus untuk pengunjung di hari terakhir ada 181.359 orang yang tercatat di pintu masuk utama dan jumla itu belum termasuk yang masuk melalui pintu lain,” kata Geraldi.
Geraldi mengatakan, anggaran yang disiapkan Pemkot berjumlah Rp2M untuk FPSL yang prosesnya melalui tender di LPSE. Kemudian cair sebesar Rp1.7M setelah potong pajak.
“Angaran itu sebenarnya hanya cukup untuk mendanai kegiatan satu zona, tapi dari hasil pengamatan di lapangan, iven FPSL tidak mungkin hanya digelar satu zona karena akan terjadi penumpukan pengunjung di satu titik,” katanya.
Atas dasar itu, pihaknya memutuskan untuk membagi tiga zona kendati anggaran sangat minim, yakni zona satu untuk para komunitas yang lokasinya tepat di pintu masuk, zona dua adalah panggung utama dan zona tiga adalah kuliner yang dikelola TP PKK.
“Salah satu EO dari Manado saja geleng-geleng kepala dengan ide kami membagi tiga zona dengan anggaran yang jelas-jelas hanya cukup untuk satu zona. Mereka menganggap ide kami adalah ide bunuh diri karena jelas tak ada anggaran untuk dua zona yakni zona komunitas dan zona kuliner,” katanya.
Namun berkat kerjasama yang baik dari komunitas dan TP PKK, kata dia, kedua zona itu dapat berjalan mengimbangi keramaian zona dua atau paggung utama kedati anggaran minim dan masih banyak kekurangan.
“Saya sangat salut dan bangga kepada para komunitas dan TP PKK yang mau bahu-membahu untuk mensukseskan acara, juga kepada seluruh pihak yang ikut membantu tanpa pamrih,” katanya.
Disisi lain, Satria menambahkan, idelanya anggaran FPSL 2K18 yang baru selesai digelar harusnya sebesar Rp8M. Dan dirinya mengaku bangga dan salut dengan kerja serta kekompakan para pemuda di Kota Bitung yang tak menyerah kendati anggaran sangat minim.
“Di EO ada 70an orang yang direkrut. Delapan tenaga ahli dari Jakarta dan Bandung termasuk saya, dan sisanya adalah tenaga lokal alias anak muda Kota Bitung. Dan saya sangat salut dengan kekompakan dan kerja keras mereka yang tak berpatokan dengan nominal,” kata Satria.
Satria yang memiliki segudang pengalaman sebagai EO, salah satunya adalah PON Jabar 2018, megaku tertarik dengan keindahan alam Kota Bitung yang harusnya tidak hanya menggelar iven tahunan seperti FPSL.
Karena menurutnya, banyak yang bisa diangkat dari Kota Bitung yang ditunjang dengan kondisi alam yang dimiliki.
“Makanya waktu menghadap Ketua Panitia FPSL 2K18, Audy Pangemanan, saya sampaikan jika harus ada komite khusus yang dibentuk untuk mengurusi FPSL seperti di daerah lain,” katanya.
Sementara itu, Marcel menyampaikan apresiasi serta ucapan terimakasih kepada jajaran Polres Bitung, Satpol PP, Dishub dan petugas kebersihan Pemkot Bitung yang allout dalam melakukan pengamanan serta pengaturan lalulintas selama iven.
“Padahal tak ada anggaran pengamanan dan kebersihan, tapi mereka tetap mau membantu melakukan pengamanan serta mengatur arus lalilintas serta menjaga kebersihan selama iven. Kami sangat mengapresiasi dan beterimakasih,” katanya.
Marcel juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh masyarakat Kota Bitung yang telah bersama-sama mensukseskan FPSL 2K18 dari hari pertama hingga penutupan.
“Kami tahu masih banyak kekurangan mengingat proses persiapan tidak cukup satu bulan semenjak kami dinyatakan sebagai pemenang tender. Dan kami memohon maaf atas semua kekurangan selama pelaksanaan iven,” katanya.
(abinenobm)