Tondano – Seorang pemimpin di wilayah manapun dirinya berkuasa harus siap dengan segala dinamika yang akan terjadi. Apakah itu pujian maupun kritikan pedas dari rakyat yagn dipimpinnya, semuanya harus diterima dengan jiwa besar.
Menurut Pengamat Politik dan Pemerintahan Dr Jerry Massie, saat menghadapi kritikan dari pihak-pihak tertentu, seorang pemimpin jangan terburu-buru membela diri dengan berbagai macam argumen seakan tidak bersalah.
Alasannya sederhana saja, yaitu dibalik sebuah kritikan pasti memiliki alasan kenapa hal itu disampaikan, meski terkadang cara menyampaikannya kritikan itu kurang tepat atau tidak pada tempatnya.
Sikap yang paling ideal yaitu melakukan introspeksi diri, bukan malah sibuk membela diri yang justeru dapat membuat rakyat makin tidak bersimpati. Tidak heran jika dalam menjalankan tugas kepemimpinan, akan menemui berbagai kendala.
“Bukankah kita mengenal pepatah yang mengatakan bawha diam itu emas? Hal ini juga seharusnya dimiliki setiap orang yang ingin atau bahkan sedang menjalani tugas kepemimpinan,” katanya kepada BeritaManado.com, Rabu (7/6/2017).
Ditambahkannya, bahwa dalam konteks Pilkada Minahasa tahun 2018 mendatang, siapapun yang akan mendapat kepercayaan masyarakat Minahasa, hendaknya memperhatikan hal-hal tersebut diatas.
“Semoga saja pemimpin Minahasa nantinya merupakan pilihan terbaik rakyat yang merupakan perpanjangan Tuhan untuk mensejahterakan rakyat dan bukan sebaliknya. (frangkiwullur)
Tondano – Seorang pemimpin di wilayah manapun dirinya berkuasa harus siap dengan segala dinamika yang akan terjadi. Apakah itu pujian maupun kritikan pedas dari rakyat yagn dipimpinnya, semuanya harus diterima dengan jiwa besar.
Menurut Pengamat Politik dan Pemerintahan Dr Jerry Massie, saat menghadapi kritikan dari pihak-pihak tertentu, seorang pemimpin jangan terburu-buru membela diri dengan berbagai macam argumen seakan tidak bersalah.
Alasannya sederhana saja, yaitu dibalik sebuah kritikan pasti memiliki alasan kenapa hal itu disampaikan, meski terkadang cara menyampaikannya kritikan itu kurang tepat atau tidak pada tempatnya.
Sikap yang paling ideal yaitu melakukan introspeksi diri, bukan malah sibuk membela diri yang justeru dapat membuat rakyat makin tidak bersimpati. Tidak heran jika dalam menjalankan tugas kepemimpinan, akan menemui berbagai kendala.
“Bukankah kita mengenal pepatah yang mengatakan bawha diam itu emas? Hal ini juga seharusnya dimiliki setiap orang yang ingin atau bahkan sedang menjalani tugas kepemimpinan,” katanya kepada BeritaManado.com, Rabu (7/6/2017).
Ditambahkannya, bahwa dalam konteks Pilkada Minahasa tahun 2018 mendatang, siapapun yang akan mendapat kepercayaan masyarakat Minahasa, hendaknya memperhatikan hal-hal tersebut diatas.
“Semoga saja pemimpin Minahasa nantinya merupakan pilihan terbaik rakyat yang merupakan perpanjangan Tuhan untuk mensejahterakan rakyat dan bukan sebaliknya. (frangkiwullur)