MANADO – Rapat dengar pendapat (hearing) lanjutan Komisi II Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Sulut yang rencananya dilaksanakan, Selasa (26/01) mendapat respon positif kalangan petani cengkeh.
Hearing diharapkan bisa memberi solusi menguntungkan bagi petani agar harga cengkeh tidak anjlok seperti dulu. “Kami berharap wakil rakyat bisa memberikan masukan kepada pemerintah dan mencari calan keluar mengenai harga cengkeh, kalau harga anjlok, lebih baik pohon cengkeh dijadikan kayu bakar,” tegas petani asal Amurang, Ronny Sambul.
Gubernur Sulut, Drs SH Sarundajang kepada beritamanado pekan lalu saat membuka RAT KUD Wenang mengatakan, sampai kapanpun tanaman cengkeh tetap dibutuhkan, sudah saatnya tanaman cengkeh di Sulut dilakukan peremajaan.
Gubernur berjanji akan membantu petani menyediakan bibit baru karena menurut Gubernur rata-rata pohon cengkeh yang ada sekarang sudah rusak akibat perawatan dan cara panen yang salah.
“Saat panen buah cengkeh harus dipetik bukan digaruk, jarak antara pohon minimal 10 meter dan pohon yang menghasilkan buah pertama kali buahnya jangan dipetik dan biarkan jatuh sendiri karena saat panen berikut tunasnya akan mengeluarkan buah yang banyak,” kata Gubernur.
Disinggung soal harga, Gubernur menyarankan agar para petani tidak terburu-buru menjual hasil panen karena hukum ekonomi tidak bisa diubah, jika barang banyak permintaan kurang maka secara otomatis harga turun. Gubernur menyarankan buak cengkeh yang sudah kering disimpan yang nantinya dijual pada waktu yang tepat, tidak dijual semua saat panen raya. (JRY)
MANADO – Rapat dengar pendapat (hearing) lanjutan Komisi II Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Sulut yang rencananya dilaksanakan, Selasa (26/01) mendapat respon positif kalangan petani cengkeh.
Hearing diharapkan bisa memberi solusi menguntungkan bagi petani agar harga cengkeh tidak anjlok seperti dulu. “Kami berharap wakil rakyat bisa memberikan masukan kepada pemerintah dan mencari calan keluar mengenai harga cengkeh, kalau harga anjlok, lebih baik pohon cengkeh dijadikan kayu bakar,” tegas petani asal Amurang, Ronny Sambul.
Gubernur Sulut, Drs SH Sarundajang kepada beritamanado pekan lalu saat membuka RAT KUD Wenang mengatakan, sampai kapanpun tanaman cengkeh tetap dibutuhkan, sudah saatnya tanaman cengkeh di Sulut dilakukan peremajaan.
Gubernur berjanji akan membantu petani menyediakan bibit baru karena menurut Gubernur rata-rata pohon cengkeh yang ada sekarang sudah rusak akibat perawatan dan cara panen yang salah.
“Saat panen buah cengkeh harus dipetik bukan digaruk, jarak antara pohon minimal 10 meter dan pohon yang menghasilkan buah pertama kali buahnya jangan dipetik dan biarkan jatuh sendiri karena saat panen berikut tunasnya akan mengeluarkan buah yang banyak,” kata Gubernur.
Disinggung soal harga, Gubernur menyarankan agar para petani tidak terburu-buru menjual hasil panen karena hukum ekonomi tidak bisa diubah, jika barang banyak permintaan kurang maka secara otomatis harga turun. Gubernur menyarankan buak cengkeh yang sudah kering disimpan yang nantinya dijual pada waktu yang tepat, tidak dijual semua saat panen raya. (JRY)