Manado – Gubernur Sulut, Olly Dondokambey memimpin Apel Siaga dan Rakor Penanggulangan Kebakaran Hutan Dan Lahan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016 di Balai Penelitian Kehutanan (Balithut), Kelurahan Kima Kecamatan Bunaken, Rabu (27/4/2016).
Dalam sambutannya, Olly menyampaikan, Sulut memiliki kawasan hutan dan konservasi perairan seluas kurang lebih 764.739 hektar meliputi suaka alam dan kawasan pelestarian alam, hutan lindung dan kawasan hutan produksi.
“Berbagai potensi sumber daya alam hutan diharapkan mampu menjadi pemicu tumbuhnya sentra-sentra ekonomi di seluruh pelosok Sulut,” kata Olly.
Diakui kata dia, sektor kehutanan memiliki peran menjaga daya dukung dan keseimbangan lingkungan agar pembangunan yang dilaksanakan tidak menimbulkan dampak negatif atau bencana di masa depan. Namun sisi lain kehutanan juga dituntut berperan dalam penyediaan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat serta membuka akses ke wilayah-wilayah ekonomi di dalam dan sekitar kawasan hutan.
“Dengan demikian sektor kehutanan mampu berperan dalam sinergi Gerakan Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK) di Provinsi Sulut,” katanya.
Tapi faktanya kata dia, tahun 2015 lalu Sulut mengalami kebakaran pada kawasan perkebunan dan hutan. Kemarau panjang akibat fenomena el-nino menyebabkan kekeringan ekstrim di sebagian besar wilayah dan berdampak negative sehingga komoditi pertanian dan perkebunan juga mengalami kekeringan dan gagal panen.
“Menyikapi kondisi ini Pemerintah Provinsi telah menetapkan program aksi bersama berupa Gerakan Sulut Menanam (GSM),” katanya.
Ia menjelaskan dalam jangka menengah, disepakati bahwa dibutuhkan berbagai upaya segera yang serius, terpadu dan berkelanjutan serta melibatkan segenap elemen dan lapisan masyarakat dalam rangka pemulihan, pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
“Untuk itulah saya berharap melalui apel dan rakor ini tindak lanjut penanganan permasalahan hutan akan semakin baik. Ada peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia bagi Manggala Agni maupun masyarakat peduli api di daerah, terciptanya percepatan penanganan tindak pidana kebakaran hutan dan lahan,” katanya.(***)
Manado – Gubernur Sulut, Olly Dondokambey memimpin Apel Siaga dan Rakor Penanggulangan Kebakaran Hutan Dan Lahan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016 di Balai Penelitian Kehutanan (Balithut), Kelurahan Kima Kecamatan Bunaken, Rabu (27/4/2016).
Dalam sambutannya, Olly menyampaikan, Sulut memiliki kawasan hutan dan konservasi perairan seluas kurang lebih 764.739 hektar meliputi suaka alam dan kawasan pelestarian alam, hutan lindung dan kawasan hutan produksi.
“Berbagai potensi sumber daya alam hutan diharapkan mampu menjadi pemicu tumbuhnya sentra-sentra ekonomi di seluruh pelosok Sulut,” kata Olly.
Diakui kata dia, sektor kehutanan memiliki peran menjaga daya dukung dan keseimbangan lingkungan agar pembangunan yang dilaksanakan tidak menimbulkan dampak negatif atau bencana di masa depan. Namun sisi lain kehutanan juga dituntut berperan dalam penyediaan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat serta membuka akses ke wilayah-wilayah ekonomi di dalam dan sekitar kawasan hutan.
“Dengan demikian sektor kehutanan mampu berperan dalam sinergi Gerakan Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK) di Provinsi Sulut,” katanya.
Tapi faktanya kata dia, tahun 2015 lalu Sulut mengalami kebakaran pada kawasan perkebunan dan hutan. Kemarau panjang akibat fenomena el-nino menyebabkan kekeringan ekstrim di sebagian besar wilayah dan berdampak negative sehingga komoditi pertanian dan perkebunan juga mengalami kekeringan dan gagal panen.
“Menyikapi kondisi ini Pemerintah Provinsi telah menetapkan program aksi bersama berupa Gerakan Sulut Menanam (GSM),” katanya.
Ia menjelaskan dalam jangka menengah, disepakati bahwa dibutuhkan berbagai upaya segera yang serius, terpadu dan berkelanjutan serta melibatkan segenap elemen dan lapisan masyarakat dalam rangka pemulihan, pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
“Untuk itulah saya berharap melalui apel dan rakor ini tindak lanjut penanganan permasalahan hutan akan semakin baik. Ada peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia bagi Manggala Agni maupun masyarakat peduli api di daerah, terciptanya percepatan penanganan tindak pidana kebakaran hutan dan lahan,” katanya.(***)