AGAMA – Sebagai wadah pelayanan dan pengkaderan generasi muda Indonesia, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Manado kembali melakukan gebrakan melalui formulasi kegiatan yang dinamakan “Bakti Sosial dan Pendidikan Kader Tingkat Menengah (Level II)”.
Adapun kegiatan tersebut akan dilaksanakan selama enam hari pada tanggal 30 Agustus – 04 September 2011 dengan mengambil lokasi di Desa Wakan, Kecamatan Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan. Kegiatan dipusatkan di Gereja KGPM Sidang Jemaat Wale Pinaesaan e’ Wakan.
“Selain program pelayanan fisik, berupa pembangunan, penghijauan maupun berbagai penyuluhan hukum dan kesehatan, dalam kegiatan ini pula akan dilangsungkan pengobatan gratis bagi seluruh penduduk setempat,” tutur Irene Ilat, ketua panitia didampingi sekretaris Alter Wowor.
Dari panitia pelaksana akan menghadirkan tenaga medis dari Manado, lengkap dengan obat-obatan. Disamping itu melalui kegiatan ini diharapkan akan mampu membangun jiwa kreatifitas generasi muda lewat iven-iven kesenian, seperti talent night yang memperlombakan talenta-talenta dari seluruh peserta yang ada, baik dari Manado maupun pemuda gereja setempat.
Untuk Pendidikan Kader Tingkat Menengah (Level II), yang merupakan tahap lanjutan daripada sistem pendidikan kader GMKI, terdapat tujuh materi dasar kepemimpinan dan character building, yang dibawakan oleh sejumlah pembicara yang berpengalaman (expertise). Diataranya Bupati Minahasa Selatan ibu Christiany Eugenia Paruntu, Ketua DPRD Minsel Drs. Boy Tumiwa, Ketua GAMKI Manado James Karinda, SH, MH, dan lain-lain.
“Proses pematangan kegiatan telah memasuki tahapan akhir, dimana telah dilaksanakan publikasi diseluruh komisariat dan perguruan tinggi yang ada di kota Manado. Bahkan kami telah melaksanakan rapat koordinasi dengan Panitia Lokal dan Pimpinan Jemaat Wale Pinaesaan e’ Wakan, yang membicarakan mengenai kesiapan akomodasi peserta yang diperkirakan berjumlah kurang lebih 125 orang dari Manado, ditambah 50 orang dari perwakilan pemuda gereja setempat. Intinya persiapan yang dilakukan panitia lokal sudah 90 persen tinggal diadakan pemantapan lagi,” ujar Yanius Rajalahu dan James Pongtiku mewakili panitia pelaksana.
“Kegiatan bakti sosial dan Pendidikan Kader Tingkat Menengah (Level II) ini, merupakan jawaban sekaligus aksi nyata GMKI Manado dalam mewarnai pembangunan mental dan spiritual generasi muda, khususnya mahasiswa dan pemuda Gereja. Generasi muda Kristen harus menjadi figur harapan yang memiliki keunggulan di segala aspek kehidupan, agar kedepannya masa depan pembangunan bangsa benar-benar berjalan pada koridornya,” kata Ketua BPC GMKI Manado, Dedykarto Ansiga, SH.
Ditambahkannya, dewasa ini intelektualitas sesungguhnya bukan satu-satunya prasyarat seorang leader. Melihat realita kemasyarakatan yang ada, ada begitu banyak tokoh-tokoh pemerintahan dan politik yang rekam jejaknya brilian, namun pada akhirnya tersagkut masalah hukum. Lebih tragis lagi banyak diantaranya merupakan tokoh-tokoh agama.
“Melihat keadaan ini, maka pola pergerakan GMKI Manado saat ini diarahkan pada terciptanya kader muda yang tidak hanya tinggi ilmu dan pengabdian, melainkan yang terpenting adalah tinggi Iman. Kegiatan yang berlangsung selama enam hari ini, akan mencoba menumbuhkan empati dan awareness yang baik, bagi setiap peserta sehingga mereka tidak hanya punya kualitas, namun juga dibekali dengan kepekaan atas berbagai masalah sosial di lingkungan kehidupan mereka sehari-harinya,” pungkas Ansiga. (jry)
AGAMA – Sebagai wadah pelayanan dan pengkaderan generasi muda Indonesia, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Manado kembali melakukan gebrakan melalui formulasi kegiatan yang dinamakan “Bakti Sosial dan Pendidikan Kader Tingkat Menengah (Level II)”.
Adapun kegiatan tersebut akan dilaksanakan selama enam hari pada tanggal 30 Agustus – 04 September 2011 dengan mengambil lokasi di Desa Wakan, Kecamatan Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan. Kegiatan dipusatkan di Gereja KGPM Sidang Jemaat Wale Pinaesaan e’ Wakan.
“Selain program pelayanan fisik, berupa pembangunan, penghijauan maupun berbagai penyuluhan hukum dan kesehatan, dalam kegiatan ini pula akan dilangsungkan pengobatan gratis bagi seluruh penduduk setempat,” tutur Irene Ilat, ketua panitia didampingi sekretaris Alter Wowor.
Dari panitia pelaksana akan menghadirkan tenaga medis dari Manado, lengkap dengan obat-obatan. Disamping itu melalui kegiatan ini diharapkan akan mampu membangun jiwa kreatifitas generasi muda lewat iven-iven kesenian, seperti talent night yang memperlombakan talenta-talenta dari seluruh peserta yang ada, baik dari Manado maupun pemuda gereja setempat.
Untuk Pendidikan Kader Tingkat Menengah (Level II), yang merupakan tahap lanjutan daripada sistem pendidikan kader GMKI, terdapat tujuh materi dasar kepemimpinan dan character building, yang dibawakan oleh sejumlah pembicara yang berpengalaman (expertise). Diataranya Bupati Minahasa Selatan ibu Christiany Eugenia Paruntu, Ketua DPRD Minsel Drs. Boy Tumiwa, Ketua GAMKI Manado James Karinda, SH, MH, dan lain-lain.
“Proses pematangan kegiatan telah memasuki tahapan akhir, dimana telah dilaksanakan publikasi diseluruh komisariat dan perguruan tinggi yang ada di kota Manado. Bahkan kami telah melaksanakan rapat koordinasi dengan Panitia Lokal dan Pimpinan Jemaat Wale Pinaesaan e’ Wakan, yang membicarakan mengenai kesiapan akomodasi peserta yang diperkirakan berjumlah kurang lebih 125 orang dari Manado, ditambah 50 orang dari perwakilan pemuda gereja setempat. Intinya persiapan yang dilakukan panitia lokal sudah 90 persen tinggal diadakan pemantapan lagi,” ujar Yanius Rajalahu dan James Pongtiku mewakili panitia pelaksana.
“Kegiatan bakti sosial dan Pendidikan Kader Tingkat Menengah (Level II) ini, merupakan jawaban sekaligus aksi nyata GMKI Manado dalam mewarnai pembangunan mental dan spiritual generasi muda, khususnya mahasiswa dan pemuda Gereja. Generasi muda Kristen harus menjadi figur harapan yang memiliki keunggulan di segala aspek kehidupan, agar kedepannya masa depan pembangunan bangsa benar-benar berjalan pada koridornya,” kata Ketua BPC GMKI Manado, Dedykarto Ansiga, SH.
Ditambahkannya, dewasa ini intelektualitas sesungguhnya bukan satu-satunya prasyarat seorang leader. Melihat realita kemasyarakatan yang ada, ada begitu banyak tokoh-tokoh pemerintahan dan politik yang rekam jejaknya brilian, namun pada akhirnya tersagkut masalah hukum. Lebih tragis lagi banyak diantaranya merupakan tokoh-tokoh agama.
“Melihat keadaan ini, maka pola pergerakan GMKI Manado saat ini diarahkan pada terciptanya kader muda yang tidak hanya tinggi ilmu dan pengabdian, melainkan yang terpenting adalah tinggi Iman. Kegiatan yang berlangsung selama enam hari ini, akan mencoba menumbuhkan empati dan awareness yang baik, bagi setiap peserta sehingga mereka tidak hanya punya kualitas, namun juga dibekali dengan kepekaan atas berbagai masalah sosial di lingkungan kehidupan mereka sehari-harinya,” pungkas Ansiga. (jry)