MANADO – Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia dan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Cabang Manado berunjuk rasa memprotes mahalnya SPP di Universitas Sam Ratulangi, Kamis.
Unjuk rasa aktivis GMKI dan GAMKI berlangsung di pertigaan jalan raya dekat gerbang utama kampus Universitas Sam Ratulangi (Unsrat).
Para mahasiswa membagi-bagikan selebaran kepada pengendara lalu lintas yang melintas di jalan tersebut.
Menurut para mahasiswa, putra-putri daerah baik dari desa maupun kota se-Sulut hingga 1999 masih dengan mudah dan leluasa mengenyam pendidikan di Unsrat.
“Biaya SPP saat itu Rp 120 ribu untuk noneksakta dan Rp180 ribu untuk eksakta, serta tidak ada biaya pembangunan, sehingga Unsrat mendapat pujian dari masyarakat,” kata Jeverson Petonengan, salah seorang pengunjuk rasa.
Ia mengatakan awal malapetaka mulai terjadi pada 2000 hingga 2003 dengan munculnya berbagai kejanggalan tagihan untuk pembangunan kampus, namun masih dijangkau dan bisa dicicil.
Namun sejak 2004, kata dia, tagihan ini mulai menjadi momok bagi setiap anak buruh, nelayan, petani dan kaum miskin kota, untuk bersekolah di Unsrat.
“Bahkan pada 2011 SPP di Unsrat sudah mencapai Rp1 juta hingga Rp6 juta, sedangkan uang pembangunan mencapai puluhan juta rupiah. Masyarakat kecil menjadi korban, mendaftar ujian masuk saja takut mendengar angka yang fantastis tersebut,” katanya.
Ia mengatakan, lebih parah lagi tagihan uang pembangunan ada yang tidak disertai tanda terima berupa kuitansi.
Program bantuan bagi masyarakat kurang mampu, kata dia, lebih bersifat formalitas dan tidak tepat sasaran, faktanya program bantuan hanya berfungsi sebagai topeng kalau ada kritikan masyarakat.
GMKI dan GAMKI Cabang Manado mengajak semua elemen masyarakat untuk berjuang agar Unsrat membuka seluas-luasnya bagi masyarakat miskin.
Aktivis mahasiswa lainnya David Liando menegaskan pihaknya membuka posko pengaduan di “Student Center” GMKI Manado, Jalan Kampus Timur Nomor 15 Kleak, Lingkungan III, Manado.
Menanggapi unjuk rasa tersebut, pihak rektorat Unsrat belum bisa dihubungi.(bom)