Dr. Frangky Jessy Paat, SP., M.Si
(Akademisi Fakultas Pertanian dan Program Pascasarjana Unsrat)
Manado – Luas area TPA Sumompo kurang lebih enam hektar. Tahun 2014 pemerintah kota menganggarkan 1 milyar rupiah untuk pembebasan lahan seluas 1 hektar untuk penambahan luas kawasan TPA. Hampir 250 kubik sampah pasca banjir bandang Kota Manado yang ekuivalen dengan pasokan sampah selama 2 tahun.
Berbagai metode, tindakan teknis ilmiah dilakukan untuk meminimalisir kontribusi sampah. Menyikapi peningkatan kontribusi kubikasi sampah di kota manado maka salah satu cara adalah penerapan inovasi system vertikultur (verticulture system).
Implementasi penerapan system pemisahan sampah organic dan nonorganic telah dilaksanakan. Hal ini mempermudah untuk pengelolaan sampah organic sebagai BAHAN/MEDIA TANAM pada system vertikultur di Kota Manado khususnya dan Sulawesi Utara pada umumnya.
Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman secara vertical diruang sempit dengan memanfaatkan ruang/bidang lahan sebagai tempat bercocok tanam. Penanamannya menggunakan system budidaya pertanian secara bertingkat baik indoor maupun outdoor.
Tujuan utama system vertikultur adalah memanfaatkan lahan sempit seoptimal mungkin meliputi pekarangan rumah masyarakat maupun pekarangan kantor.
Lahan perkotaan sifatnya terbatas, sehingga masyarakat perkotaan mulai kurang bersentuhan dengan budidaya pertanian. sistem pertanian yang tepat untuk bersentuhan dengan budidaya pertanian adalah inovasi system pertanian vertikultur.
Tiga hal yang harus dipersiapkan dalam budidaya tanaman secara vertikultur, yaitu: pembuatan paralon, penyediaan polybag, bambu, pelepah pisang, pelubangan pada bamboo atau paralon, penyiapan tanah dan penggunaaan pupuk, serta penanaman dan pemeliharaan. Untuk media tanam yang digunakan adalah tanah, pupuk kompos, dan sekam.
Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan dalam posisi tegakkan berdiri sendiri (free stand). tanaman sayuran yang direkomendasikan untuk vertikultur adalah cabe, caisin, pakcoy, selada, bawang daun, balakama, kangkung, bayam, katuk, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun, dan sayuran lainnya. Tidak semua tanaman dapat dibudidayakan secara vertikultur. Disarankan hanya untuk jenis tanaman herbal, jenis tanaman obat-obatan dan tanaman hias.
Pertanian vertikultur merupakan salah satu inovasi pertanian untuk ketahanan pangan (Food Security) untuk ekonomi keluarga sehari-hari, serta menciptakan suasana sejuk, hijau, pandangan mata yang menyegarkan, peyerap/barrier debu yang beterbangan. Manfaat lainnya system budidaya vertikultur adalah meminimalisir efek panas, menciptakan ‘green city area’, memperlambat erosi permukaan lahan (run off land surface)
Implementasi system vertikultur untuk kota manado sangat bermanfaat untuk mengurangi kapasitas TPA yang hingga kini dalam kondisi ‘Over Capacity’, dengan cara memanfaatkan sampah-sampah organic (organic waste) TPA Sumompo sebagai media tanam untuk tanaman budidaya vertikultur.
Hasil budidaya tanaman secara vertikultur akan membantu perekonomian masyarakat kota Manado dalam menunjang program pertanian Internasional yaitu ‘back to organic farming’, menunjang program kesehatan nasional dimana masyarakat perkotaan yang cenderung mengkonsumsi makanan instant, ‘junk food’.
Aplikasi system ini akan perlahan-lahan mengubah pola hidup masyarakat menjadi pola hidup alamiah, praktis, murah, ekonomis dan sehat. (Dr. Frangky Jessy Paat, SP., M.Si)
Baca juga:
Dr. Frangky Jessy Paat, SP., M.Si
(Akademisi Fakultas Pertanian dan Program Pascasarjana Unsrat)
Manado – Luas area TPA Sumompo kurang lebih enam hektar. Tahun 2014 pemerintah kota menganggarkan 1 milyar rupiah untuk pembebasan lahan seluas 1 hektar untuk penambahan luas kawasan TPA. Hampir 250 kubik sampah pasca banjir bandang Kota Manado yang ekuivalen dengan pasokan sampah selama 2 tahun.
Berbagai metode, tindakan teknis ilmiah dilakukan untuk meminimalisir kontribusi sampah. Menyikapi peningkatan kontribusi kubikasi sampah di kota manado maka salah satu cara adalah penerapan inovasi system vertikultur (verticulture system).
Implementasi penerapan system pemisahan sampah organic dan nonorganic telah dilaksanakan. Hal ini mempermudah untuk pengelolaan sampah organic sebagai BAHAN/MEDIA TANAM pada system vertikultur di Kota Manado khususnya dan Sulawesi Utara pada umumnya.
Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman secara vertical diruang sempit dengan memanfaatkan ruang/bidang lahan sebagai tempat bercocok tanam. Penanamannya menggunakan system budidaya pertanian secara bertingkat baik indoor maupun outdoor.
Tujuan utama system vertikultur adalah memanfaatkan lahan sempit seoptimal mungkin meliputi pekarangan rumah masyarakat maupun pekarangan kantor.
Lahan perkotaan sifatnya terbatas, sehingga masyarakat perkotaan mulai kurang bersentuhan dengan budidaya pertanian. sistem pertanian yang tepat untuk bersentuhan dengan budidaya pertanian adalah inovasi system pertanian vertikultur.
Tiga hal yang harus dipersiapkan dalam budidaya tanaman secara vertikultur, yaitu: pembuatan paralon, penyediaan polybag, bambu, pelepah pisang, pelubangan pada bamboo atau paralon, penyiapan tanah dan penggunaaan pupuk, serta penanaman dan pemeliharaan. Untuk media tanam yang digunakan adalah tanah, pupuk kompos, dan sekam.
Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan dalam posisi tegakkan berdiri sendiri (free stand). tanaman sayuran yang direkomendasikan untuk vertikultur adalah cabe, caisin, pakcoy, selada, bawang daun, balakama, kangkung, bayam, katuk, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun, dan sayuran lainnya. Tidak semua tanaman dapat dibudidayakan secara vertikultur. Disarankan hanya untuk jenis tanaman herbal, jenis tanaman obat-obatan dan tanaman hias.
Pertanian vertikultur merupakan salah satu inovasi pertanian untuk ketahanan pangan (Food Security) untuk ekonomi keluarga sehari-hari, serta menciptakan suasana sejuk, hijau, pandangan mata yang menyegarkan, peyerap/barrier debu yang beterbangan. Manfaat lainnya system budidaya vertikultur adalah meminimalisir efek panas, menciptakan ‘green city area’, memperlambat erosi permukaan lahan (run off land surface)
Implementasi system vertikultur untuk kota manado sangat bermanfaat untuk mengurangi kapasitas TPA yang hingga kini dalam kondisi ‘Over Capacity’, dengan cara memanfaatkan sampah-sampah organic (organic waste) TPA Sumompo sebagai media tanam untuk tanaman budidaya vertikultur.
Hasil budidaya tanaman secara vertikultur akan membantu perekonomian masyarakat kota Manado dalam menunjang program pertanian Internasional yaitu ‘back to organic farming’, menunjang program kesehatan nasional dimana masyarakat perkotaan yang cenderung mengkonsumsi makanan instant, ‘junk food’.
Aplikasi system ini akan perlahan-lahan mengubah pola hidup masyarakat menjadi pola hidup alamiah, praktis, murah, ekonomis dan sehat. (Dr. Frangky Jessy Paat, SP., M.Si)
Baca juga: