Manado – Banyaknya persoalan yang ditimbulkan terkait pelantikan Pala se-Kota Manado pada akhirnya membuat sebagian besar penghuni DPRD Kota Manado mulai merasa gerah.
Hal ini disebabkan, meski mengaku tidak dilibatkan dalam pelaksnaaan seleksi pengangkatan Pala, namun saat ini lembaga DPRD Kota Manado dibuat pusing dengan hasil seleksi yang mendapatkan penolakan masyarakat tersebut.
“Persoalan pelantikan Pala, hampir merata diseluruh lingkungan yang ada di Kota Manado. Kami sendiri tidak dilibatkan, tapi pada akhirnya dengan kebijakan yang diambil pemerintah kota, dewan yang mendapat imbasnya,” tutur ketua Fraksi Gerindra, Apriano Ade Saerang.
Dikatakannya, dengan adanya polemik tersebut, harusnya pemerintah Kota Manado dengan segera mengambil langkah agar persoalan pelantikan Pala segera terselesaikan.
“Pemerintah harusnya jeli. Ini sudah menjadi masalah ditengah masyarakat. Jangan hanya dewan sendiri yang dibuat pusing dengan kebijakan yang pemerintah ambil itu,” tegasnya.
Ia pun dengan tegas meminta pemerintah Kota Manado menganulir hasil seleksi dan mencabut SK pelantikan yang sudah dikeluarkan. Hal ini bertujuan agar membuktikan bawa suara masyarakat diakomodir oleh pemerintah.
“Kalau para Pala yang dituding bermasalah ini diberikan kesempatan dan baru akan dievaluasi kerjanya, itu keputusan yang keliru. Karena akan berdampak pada pelayanan ke masyarakat dan akan menyebabkan stabilitas kenyaman di tengah masyarakat terganggu. Kami mengusulkan untuk dianulir saja SK yang sudah ada,” kata Saerang.
Sementara itu, personil Fraksi Hanura, Revani Parasan mengakui jika pemerintah Kota Manado tidak meninjau kembali keputusannya dengan melantik Pala yang bermasalah, akan memicu ketidak nyamanan ditengah masyarakat.
“Ini sudah menjadi masalah besar ditegah masyarakat. Jadi, pemerintah harus segera mengambil sikap. Jangan hanya dibiarkan terus berpolemik. Kalau dibiarkan, maka kenyamanan di Kota Manado akan terusik oleh kebijakan yang ditentang oleh masyarakat,” pungkas ketua DPC Hanura Kota Manado ini. (leriandokambey)
Manado – Banyaknya persoalan yang ditimbulkan terkait pelantikan Pala se-Kota Manado pada akhirnya membuat sebagian besar penghuni DPRD Kota Manado mulai merasa gerah.
Hal ini disebabkan, meski mengaku tidak dilibatkan dalam pelaksnaaan seleksi pengangkatan Pala, namun saat ini lembaga DPRD Kota Manado dibuat pusing dengan hasil seleksi yang mendapatkan penolakan masyarakat tersebut.
“Persoalan pelantikan Pala, hampir merata diseluruh lingkungan yang ada di Kota Manado. Kami sendiri tidak dilibatkan, tapi pada akhirnya dengan kebijakan yang diambil pemerintah kota, dewan yang mendapat imbasnya,” tutur ketua Fraksi Gerindra, Apriano Ade Saerang.
Dikatakannya, dengan adanya polemik tersebut, harusnya pemerintah Kota Manado dengan segera mengambil langkah agar persoalan pelantikan Pala segera terselesaikan.
“Pemerintah harusnya jeli. Ini sudah menjadi masalah ditengah masyarakat. Jangan hanya dewan sendiri yang dibuat pusing dengan kebijakan yang pemerintah ambil itu,” tegasnya.
Ia pun dengan tegas meminta pemerintah Kota Manado menganulir hasil seleksi dan mencabut SK pelantikan yang sudah dikeluarkan. Hal ini bertujuan agar membuktikan bawa suara masyarakat diakomodir oleh pemerintah.
“Kalau para Pala yang dituding bermasalah ini diberikan kesempatan dan baru akan dievaluasi kerjanya, itu keputusan yang keliru. Karena akan berdampak pada pelayanan ke masyarakat dan akan menyebabkan stabilitas kenyaman di tengah masyarakat terganggu. Kami mengusulkan untuk dianulir saja SK yang sudah ada,” kata Saerang.
Sementara itu, personil Fraksi Hanura, Revani Parasan mengakui jika pemerintah Kota Manado tidak meninjau kembali keputusannya dengan melantik Pala yang bermasalah, akan memicu ketidak nyamanan ditengah masyarakat.
“Ini sudah menjadi masalah besar ditegah masyarakat. Jadi, pemerintah harus segera mengambil sikap. Jangan hanya dibiarkan terus berpolemik. Kalau dibiarkan, maka kenyamanan di Kota Manado akan terusik oleh kebijakan yang ditentang oleh masyarakat,” pungkas ketua DPC Hanura Kota Manado ini. (leriandokambey)